Rabu, 17 Februari 2021

APRESIASI UNTUK SEMANGAT GURU RA/BA MENYAMBUT PELAKSANAAN VAKSINASI

 

Kemarin tanggal  17 Pebruari 2021 menghadiri rapat guru. Pukul 09.20 acara di mulai. Pada rapat rutin ini  ada beberapa hal yang berbeda dari biasanya. Ketidakhadiran Pengawas Agama Islam dikarenakan ayahnya sedang sakit.  Begitu pula tidak adanya ceramah dari penyuluh agama. Namun demikian kegiatan berlangsung lancar dan tepat waktu. Dalam sambutannya Pengawas Madrasah mengingatkan agar para guru berkenan memberi contoh terkait pelaksanaan 5M. Memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilisasi. Sebenarnya pada kantor-kantor di bawah naungan Kemenag Trenggalek ada keharusan untuk membuat laporan pelaksanaan 5M. Untuk guru cukup melaksanakan, berpartisipasi dan memberi contoh pelaksanaan 5M. Himbauan Kepala Kantor Kemenag Trenggalek untuk melaksanakan 5M sebetulnya untuk mengurangi dampak penularan covid-19.

Selanjutnya Beliau menyampaikan terkait data calon penerima vaksin. Untuk wilayah Durenan sambutan setiap madrasah terhadap pendataan calon penerima vaksin bervariasi. Ada madrasah yang hanya mengirim satu orang calon penerima vaksin. Ada juga yang masih dirapatkan padahal tenggatnya sudah habis. Padahal guru sering memerintahkan siswanya agar mau diimunisasi. Contohnya saja siswa dimohon ikut Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Guru ikut memegangi siswa yang ketakutan, mencari siswa yang melarikan diri dari kelas ketika pelaksanaan BIAS. Namun ketika giliran guru hendak di data banyak alasan yang diperdebatkan. Karena guru terprovokasi konten video yang menyesatkan. Berita hoax yang menayangkan berita setelah mengikuti vaksin akan mengalami kematian.

Mereka tidak mengindahkan konten video yang mengedukasi terkait vaksin ini. Beliau juga mengapresiasi kepada seluruh guru RA/BA yang terdata semuanya. Mereka mempunyai kesadaran yang tinggi. Mereka siap didata, ikut menerima vaksinasi. Karena mereka sadar nantinya ada petugas yang akan menguji kelayakan seseorang bisa atau tidak divaksin. Misalnya usia yang sudah tua, tekanan darahnya tinggi, memiliki penyakit menahun. Dan bilamana ada masalah setelah divaksin, pemerintah bertanggung jawab terhadap kejadian tersebut. Beliau juga menyatakan dengan tegas meskipun ada berita yang masih simpang siur. Terkait tidak divaksinnya orang yang pernah terpapar covid-19. Beliau tetap mendaftar diri sebagai calon penerima vaksin, karena nanti ada petugas yang akan menguji kelayakan kita.

Beliau sedikit menceritakan kembali ketika menjadi pasien positif covid-19. Memang ada sedikit perbedaan penanganan pasien positif covid-19 yang berasal tenaga medis dengan warga biasa. Jika pasien positif covid-19 dari tenaga medis, hari pertama dinyatakan positif langsung diswab. Kemudian setiap hari mereka dicek dan diswab, sampai akhirnya dinyatakan sembuh. Namun warga biasa seperti Beliau hanya hari pertama dinyatakan positif diswab. Setelah itu tidak pernah diswab lagi baik di Puskesmas hingga pindah ke gedung BKD. Sampai diperbolehkan pulang. Hanya saja Beliau mempunyai inisiatif untuk isolasi mandiri selama 3 hari. Agar tidak menularkan covid-19 pada orang lain. Karena surat yang Beliau terima hanya surat dinyatakan sudah sehat.

 

 

2 komentar:

  1. Memang Bu dalam hal vaksinasi ini ada yang pro dan kontra. Jika ada yg menolak d vaksin mungkin ada alsan mendasar. Walaupun vaksin ini sangat penting untk menghambat penyebaran covid-19.🙏

    BalasHapus
  2. Betul. Harus dimaklumi. Terimakasih atas kunjungannya

    BalasHapus