Ketika pandemi covid-19 tak kunjung berakhir, maka akan menambah panjang jadwal belajar daring. Anak-anak mulai jenuh, orang tua lelah harus membagi waktu antara bekerja dan membimbing putranya. Gurupun demikian, kian hari merasa jenuh dengan aktivitas daring yang melelahkan. Biasanya para guru mengajar sampai pukul 12.30 WIB kini memeriksa jawaban siswa sampai malam hari hari pukul 21.00. Untuk itu dalam rapat siang tadi kepala MIM Kamulan menghendaki guru terus berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran daring. Tidak sekedar memberikan tugas mengerjakan soal pada buku paket maupun LKS. Namun juga mau berinovasi dengan menyampaikan materi dengan platform lain, seperti zoom, WA call, maupun google classroom. Selain itu juga tetap menciptakan kelas virtual yang hidup dan menyenangkan.
karena guru yang disukai anak-anak adalah
guru yang mampu menghidupkan suasana kelas daring. Selain mengajar dengan beberapa platform, guru juga harus menguasai beberapa kegiatan ice breaking. Ice breaking merupakan salah satu kompetensi kreatif dalam
pembelajaran, terutama pembelajaran virtual. Ice breaker ini secara sederhana
merupakan permainan dan kegiatan yang berfungsi untuk mengubah kebekuan dalam pembelajaran.
Mengubah kebekuan dalam pembelajaran daring maupun luring. Jika
dinikmati kegiatan ice breaker ini dapat membawa peserta didik ke dalam gelombang otak alfa zona. Dampaknya
ketika otak siswa berada pada gelombang alfa, maka materi pembelajaran akan
muda dicerna oleh siswa. Ada beberapa ice breaking yang patut diterapkan pada
pembelajaran daring antara lain: siapa tamu kita, menulis huruf dengan anggota
tubuh, buat puisi berantai, pantomim, tebak gambar (emoji), membuat kata
positif, sambung kata huruf terakhir nama siswa, membuat kata poistif sesuai
dengan huruf pertama nama siswa.
Pada ice
breaker siapa tamu kita, kegiatan
ini dilakukan ketika pembelajaran mulai nampak jenuh. Siswa dibimbing untuk
menyebutkan 3 kata kunci yang menyebutkan ciri-ciri tokoh. Siswa lain menebak
berdasarkan ciri-cirinya. Misalnya, kata kuncinya: penemu, Mr. Crack, pesawat, jawabnya adalah Habibi. Ice breaker ini bisa dikembangkan dengan apakah ini. Guru meminta siswa
menyebutkan tiga kata kunci. Misalnya, kata kuncinya: baterai, paku, lilitan. Tebakannya adalah elektromagnetik. Jika ingin lebih santai tokoh yang dijadikan materi
ice breaker bisa penyanyi, atlet nasional maupun negarawan.
Ice breaker lain yang tak kalah
menarik adalah siswa diminta menulis/membuat
‘huruf’ dengan menggunakan anggota tubuh. Misalkan menulis huruf menggunakan tangan kanan,
menulis huruf dengan 2 tangan, menulis huruf dengan gerakan kepala. Sangat menarik
perhatian jika menulis huruf ini membentuk kata singkat seperti tak, pak, bu dan
lain-lain. Sehingga membutuhkan kecermatan dalam melihat gerakan anggota tubuh.
Agar lebih menarik lagi, siswa diajak untuk menulis angka dengan gerakan tangan
kanan, gerakan dua tangan dan gerakan kepala. Di sinilah letak keseruan
kegiatan ini, apalagi jika angka yang dibuat puluhan atau ratusan.
Ice breaking yang edukatif lainnya
adalah membuat puisi berantai. Teknik
ini sejatinya mengadopsi dari metode mengajar bahasa Indonesia. Sehingga selain
berfungsi menciptakan pembelajaran yang menyenangkan juga digunakan untuk
membuat puisi dengan mudah. Siswa di kelas daring diminta untuk absen terlebih
dahulu. Nomor urut kehadiran pertama diminta untuk melafalkan satu kata. Dalam
melafalkannya harus seperti membaca puisi, dibaca indah dengan intonasi yang
menarik. Contohnya: siswa pertama ‘senja’, kedua’nampak’, ketiga ‘indah’.
Selain beberapa kegiatan di atas ada
pula ice breaking yang lucu. Yakni berupa gerakan
pantomim. Pantomim ini merupakan kegiatan yang paling ditunggu anak-anak.
Seringkali menimbulkan gelak tawa. Sejatinya pantomim adalah menebak gerakan
yang dilakukan oleh siswa. Salah seorang siswa diberikan perintah untuk
melakukan kegiatan yang diperagakan dengan pantomim. Siswa lain akan menebak
gerakan tersebut. Menyampaikan jawaban tebakan melalui tulisan melalui WAG
maupun lisan melaui Voice note maupun zoom.
Ice
breaking yang paling ditunggu – tunggu oleh siswa adalah tebak gambar (emoji),
emoji disusun beberapa baris sehingga membentuk sebuah cerita, nama lagu pop,
lagu daerah atau lagu nasional dan lain-lain. Dalam melakukan kegiatan ini guru
memberi contoh terlebih dahulu. Caranya dengan menyusun emoji sehingga membentuk judul.
Setelah itu siswa di kelas virtual diminta untuk menebaknya. Langkah berikutnya
siswa diminta untuk menyusun emoji sehingga menjadi judul film, siswa lain
menebaknya.
Ice
breaking ini selain untuk mencairkan kelas daring juga melatih siswa untuk
saing memotivasi. Melatih berfikir positif dan bertutur kata yang sopan dan
baik. Inilah ice breaking membuat kata
positif. Langkah pertama siswa diminta
membuat kata positif dari huruf terakhir
nama panggilannya. Contohnya, Indah, hebat. Imas, sopan. Adip, pemimpin. Ice
breaking ini bisa dikelola lebih seru dengan membuat kata positif dari huruf
awal nama panggilan temannya. Misalkan, Adelin, anggun. Jaka, jos. Tutik,
terampil. Cici, cekatan. Cara ini akan membuat siswa dan teman-temannya merasa
diperhatikan, disanjung dan termotivasi. Menjauhkan siswa membuli
teman-temannya.
Ice breaking yang terakhir ini paling seru dan heboh. Karena membutuhkan pemikiran dan kecepatan dalam berfikir. Siswa yang tidak segera menemukan kata yang tepat, akan beragam ekspresinya. Inilah ice breaking sambung kata huruf terakhir nama siswa. Dalam kegiatan ini lebih mudah menggunakan daftar kehadiran siswa pada kelas daring. Nama siswa yang digunakan adalah nama panggilan. Misalnya: 1. Syifa, 2. Rafi, 3. Ifan, 4. Idrus. Jika dirangkai dari huruf terakhir nama panggilan mereka menjadi: Aku, ingin, nulis, surat.
Inilah
beberapa ice breaking yang diharapkan mampu mencairkan suasana dalam kelas
daring. Sehingga ketika guru datang pada kelas virtual tidak dianggap meresahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar