Rabu, 03 Februari 2021

Inovasi Pembelajaran pada Kelas Virtual

 

              Ketika pandemi covid-19 tak kunjung berakhir, maka akan menambah panjang jadwal belajar daring. Anak-anak mulai jenuh, orang tua lelah harus membagi waktu antara bekerja dan membimbing putranya. Gurupun demikian, kian hari merasa jenuh dengan aktivitas daring yang melelahkan. Biasanya para guru mengajar sampai pukul 12.30 WIB kini memeriksa jawaban siswa sampai malam hari hari pukul 21.00. Untuk itu dalam rapat siang tadi kepala MIM Kamulan menghendaki guru terus berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran daring. Tidak sekedar memberikan tugas mengerjakan soal pada buku paket maupun LKS. Namun juga mau berinovasi dengan menyampaikan materi dengan platform lain, seperti zoom, WA call, maupun google classroom. Selain itu juga tetap menciptakan kelas virtual yang hidup dan menyenangkan.

karena guru yang disukai anak-anak adalah guru yang mampu menghidupkan suasana kelas daring. Selain mengajar dengan beberapa platform, guru juga harus menguasai beberapa kegiatan ice breaking. Ice breaking merupakan salah satu kompetensi kreatif dalam pembelajaran, terutama pembelajaran virtual. Ice breaker ini secara sederhana merupakan permainan dan kegiatan yang berfungsi untuk  mengubah kebekuan dalam pembelajaran. Mengubah kebekuan dalam pembelajaran daring maupun luring. Jika dinikmati kegiatan ice breaker ini dapat membawa peserta didik  ke dalam gelombang otak alfa zona. Dampaknya ketika otak siswa berada pada gelombang alfa, maka materi pembelajaran akan muda dicerna oleh siswa. Ada beberapa ice breaking yang patut diterapkan pada pembelajaran daring antara lain: siapa tamu kita, menulis huruf dengan anggota tubuh, buat puisi berantai, pantomim, tebak gambar (emoji), membuat kata positif, sambung kata huruf terakhir nama siswa, membuat kata poistif sesuai dengan huruf pertama nama siswa.

Pada ice breaker siapa tamu kita, kegiatan ini dilakukan ketika pembelajaran mulai nampak jenuh. Siswa dibimbing untuk menyebutkan 3 kata kunci yang menyebutkan ciri-ciri tokoh. Siswa lain menebak berdasarkan ciri-cirinya. Misalnya, kata kuncinya: penemu, Mr. Crack, pesawat, jawabnya adalah Habibi. Ice breaker ini bisa dikembangkan dengan apakah ini. Guru meminta siswa menyebutkan tiga kata kunci. Misalnya, kata kuncinya: baterai, paku, lilitan. Tebakannya adalah elektromagnetik. Jika ingin lebih santai tokoh yang dijadikan materi ice breaker bisa penyanyi, atlet nasional maupun negarawan.

Ice breaker lain yang tak kalah menarik adalah siswa diminta menulis/membuat ‘huruf’ dengan menggunakan anggota tubuh. Misalkan  menulis huruf menggunakan tangan kanan, menulis huruf dengan 2 tangan, menulis huruf dengan gerakan kepala. Sangat menarik perhatian jika menulis huruf ini membentuk kata singkat seperti tak, pak, bu dan lain-lain. Sehingga membutuhkan kecermatan dalam melihat gerakan anggota tubuh. Agar lebih menarik lagi, siswa diajak untuk menulis angka dengan gerakan tangan kanan, gerakan dua tangan dan gerakan kepala. Di sinilah letak keseruan kegiatan ini, apalagi jika angka yang dibuat puluhan atau ratusan.

Ice breaking yang edukatif lainnya adalah membuat puisi berantai. Teknik ini sejatinya mengadopsi dari metode mengajar bahasa Indonesia. Sehingga selain berfungsi menciptakan pembelajaran yang menyenangkan juga digunakan untuk membuat puisi dengan mudah. Siswa di kelas daring diminta untuk absen terlebih dahulu. Nomor urut kehadiran pertama diminta untuk melafalkan satu kata. Dalam melafalkannya harus seperti membaca puisi, dibaca indah dengan intonasi yang menarik. Contohnya: siswa pertama ‘senja’, kedua’nampak’, ketiga ‘indah’.

Selain beberapa kegiatan di atas ada pula ice breaking yang lucu. Yakni berupa gerakan pantomim. Pantomim ini merupakan kegiatan yang paling ditunggu anak-anak. Seringkali menimbulkan gelak tawa. Sejatinya pantomim adalah menebak gerakan yang dilakukan oleh siswa. Salah seorang siswa diberikan perintah untuk melakukan kegiatan yang diperagakan dengan pantomim. Siswa lain akan menebak gerakan tersebut. Menyampaikan jawaban tebakan melalui tulisan melalui WAG maupun lisan melaui Voice note maupun zoom.

Ice breaking yang paling ditunggu – tunggu oleh siswa adalah tebak gambar (emoji), emoji disusun beberapa baris sehingga membentuk sebuah cerita, nama lagu pop, lagu daerah atau lagu nasional dan lain-lain. Dalam melakukan kegiatan ini guru memberi contoh terlebih dahulu. Caranya  dengan menyusun emoji sehingga membentuk judul. Setelah itu siswa di kelas virtual diminta untuk menebaknya. Langkah berikutnya siswa diminta untuk menyusun emoji sehingga menjadi judul film, siswa lain menebaknya.  

Ice breaking ini selain untuk mencairkan kelas daring juga melatih siswa untuk saing memotivasi. Melatih berfikir positif dan bertutur kata yang sopan dan baik. Inilah ice breaking membuat kata positif. Langkah pertama siswa diminta membuat kata positif dari huruf terakhir nama panggilannya. Contohnya, Indah, hebat. Imas, sopan. Adip, pemimpin. Ice breaking ini bisa dikelola lebih seru dengan membuat kata positif dari huruf awal nama panggilan temannya. Misalkan, Adelin, anggun. Jaka, jos. Tutik, terampil. Cici, cekatan. Cara ini akan membuat siswa dan teman-temannya merasa diperhatikan, disanjung dan termotivasi. Menjauhkan siswa membuli teman-temannya.

 Ice breaking yang terakhir ini paling seru dan heboh. Karena membutuhkan pemikiran dan kecepatan dalam berfikir. Siswa yang tidak segera menemukan kata yang tepat, akan beragam ekspresinya. Inilah ice breaking sambung kata huruf terakhir nama siswa. Dalam kegiatan ini lebih mudah menggunakan daftar kehadiran siswa pada kelas daring. Nama siswa yang digunakan adalah nama panggilan. Misalnya: 1. Syifa, 2. Rafi, 3. Ifan, 4. Idrus. Jika dirangkai dari huruf terakhir nama panggilan mereka menjadi: Aku, ingin, nulis, surat. 

Inilah beberapa ice breaking yang diharapkan mampu mencairkan suasana dalam kelas daring. Sehingga ketika guru datang pada kelas virtual tidak dianggap meresahkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar