Ujian
madrasah tahun 2021 menjadi kewenangan madrasah. Kisi-kisi soal pada mata pelajaran umum dibuat oleh guru madrasah dan mata
pelajaran agama disusun oleh kemenag pusat. Dalam menyusun soal guru harus
memperhatikan rambu-rambu persentase dan komposisi level kognitif. Untuk
jenjang madrasah ibtidaiyah level kognitif komposisinya sebagai berikut: L1
sejumlah 20, L2 sejumlah 50%, L3 sejumlah 30%. Materi Ujian Madrasah ini
disusun dari materi pembelajaran kelas 4, 5 dan 6. Sedangkan komposisi materi
kelas IV sejumlah 20%, kelas V sejumlah 30%, kelas VI sejumlah 50%.
Sebelum
pandemi covid-19 tim KKG kecamatan
biasanya telah menyiapkan kisi-kisi soal dan menyusun soal baik untuk PAT dan
PAS. Namun tahun ini karena UM menjadi kewenangan madrasah, otomatis guru harus mulai
mempelajari level soal berdasarkan proses berfikir. Soal ujian diklasifikasikan
ke dalam tiga level kognitif. Pengklasifikasian tersebut telah digunakan ketika
pelaksanaan UN tahun pelajaran 2015/2016. Untuk level 1 tentang pengetahuan,
level 2 yaitu aplikasi dan level 3 tentang penalaran.
Level 1(Pengetahuan dan Pemahaman)
Untuk
level kognitif pengetahuan dan pemahaman meliputi dimensi proses berfikir C1
(mengetahui) dan C2 (memahami). Ciri utama soal pada level 1 ini adalah
mengukur pengetahuan faktual, konsep,
dan prosedural. Sebenarnya soal pada level 1 ini bukan tergolong soal HOTS.
Namun jika pembuat soal sudah ahli bisa jadi tergolong soal yang sulit. Karena
untuk bisa menjawab soal tersebut siswa
harus memiliki daya ingat yang kuat tentang beberapa rumus matematika,
peristiwa, menghafal definisi atau
menyebutkan langkah-langkah melakukan sesuatu. Contoh Kata Kerja Operasional
(KKO) pada level ini adalah menyebutkan, menjelaskan, membedakan, menghitung,
mendaftar, menyatakan dan lain-lain.
Level 2(Menerapkan atau
Mengaplikasikan)
Pada
level menerapkan ini membutuhkan kemampuan berfikir yang lebih tinggi dari
pada level kognitif pengetahuan dan pemahaman. Level aplikasi ini mencakup dimensi proses berfikir C3 (mengaplikasikan).
Terdapat beberapa ciri pada soal level ini antara lain mengukur kemampuan
dengan : (1) menggunakan pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural tertentu
pada konsep lain dalam mapel yang sama. Bisa juga diterapkan pada mata
pelajaran yang berbeda. (2) menerapkan pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural
tertentu untuk menyelesaikan masalah kontekstual.
Pada
soal-soal pada level 2 ini ada yang soal mudah dan ada pula soal yang sulit.
Karena siswa dalam menjawab soal tersebut membutuhkan kemampuan menghafal rumus
matematika, peristiwa, menghafal definisi
atau menyebutkan langkah-langkah melakukan sesuatu. Apa yang mereka
pelajari akan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan kontekstual. Dampaknya jika siswa tidak
belajar dengan sungguh-sungguh tidak dapat menyelesaikan soal pada level ini. Namun
demikian soal pada level aplikasi ini bukan kategori soal HOTS. Contoh Kata
Kerja Operasional (KKO) pada level ini adalah menerapkan, menggunakan,
menentukan, menghitung, membuktikan dan lain-lain.
Level 3 (Penalaran)
Pada
level 3 ini dikategorikan level kemampuan berfikir tingkat tinggi. Biasanya
disebut dengan Higher Order Thinking Skill (HOTS). Level ini meliputi dimensi
proses berfikir tingkat tinggi berupa C4
(menganalisis), C5 Mengevaluasi, C6 ( Mengkreasikan). Agar mampu menjawab soal
ini siswa harus melalui proses mengingat, memahami, dan menerapkan pengetahuan faktual,
konseptual, dan prosedural serta mampu melogika serta melakukan penalaran. Contoh
Kata Kerja Operasional (KKO) pada level ini adalah menguraikan, merencanakan,
memproduksi, mengorganisir, mebandingkan menyusun hipotesis, mengkritik,
menilai, menyimpulkan, merancang dan lain-lain. Selamat berlatih membuat soal dengan kategori L1, L2, dan L3.
..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar