Sabtu, 06 Februari 2021

Niatkan Mencari Ilmu, Niat Ibadah dan Niat Menulis

 

Hari ini ada himbauan dari Prof. Naim untuk mengikuti kopdar. Semua anggota SPK Tulungagung diminta berpartisipasi. Niatkan mencari ilmu, niat ibadah dan niat menulis. Bertekad untuk bisa bergabung. Karena hari ini WFH, sejak pagi hari sudah mengirim tugas kepada siswa kelas VI. Menyampaikan apersepsi menggunakan voice note, menjelaskan tugas hari ini. Kemudian membimbing siswa yang bertanya melalui WA. Sambil memantau siswa pada pembelajaran daring, tepat pukul 08.00 membuka zoom untuk berpartisipasi. Wifi rumah bermasalah, berkali-kali terpental keluar dari zoom. Terpaksa meminta bantuan kepada penanggung jawab wifi untuk dibenahi. Ternyata alat di rumahnya mengalami sedikit kerusakan. Tetap berusaha masuk zoom meeting sambil mendampingi siswa yang membutuhkan bantuan dalam mengerjakan tugas. Dan berkali-kali pindah posisi mencari signal yang cukup kuat.

Pada zoom meeting pagi ini tidak  bisa mendengarkan sambutan dari para pengurus SPK pusat. Namun bersyukur dapat mendengarkan dengan baik materi dari pembicara pertama Bapak Ulil Abshar Abdala. Beliau tidak menyiap materi secara khusus melalui PPT, namun menyampaikan paparan terkait hasil observasinya. Menurutnya minat penulis muda sekarang ini cukup tinggi. Namun dari segi kualitas masih belum sebaik para penulis zaman dahulu. Sekarang ini untuk menjadi penulis tidak sulit, banyak media yang bisa digunakan memosting tulisannya. Begitu pula sangat mudah dalam menerbitkan buku. Karena penerbit banyak dan editor tidak terlalu ketat dalam menyeleksi draf naskah. Sedangkan pada zaman Beliau dulu editor sangat teliti dalam melakukan tugasnya. Jika mengirimkan naskah pada pihak tertentu, ditolak berkali-kali merupakan hal yang wajar.

Selain hal di atas saya sependapat dengan Beliau kebahagiaan seorang penulis jika tulisannya  dibaca dan dikomentari. Maka tulisan harus di komentari. Namun terkadang penulis zaman sekarang kurang nyaman jika tulisannya dikritik. Padahal kritikan/masukan akan menjadikan penulis semakin berkembang. Lalu Beliau menyarankan agar peserta kopdar memiliki idola. Seorang penulis yang dipilih menjadi idola ini nantinya akan menjadi inspirasi dan standar tulisan. Diksi dan gaya penulisannya bisa ditiru, untuk meningkatkan kualitas tulisan. Setelah meniru, maka penulis akan bergulat dan berjuang untuk meningkatkan mutu tulisan. Semuanya membutuhkan proses yang cukup lama. Sehingga akhirnya penulis menemukan gaya dan ciri khasnya sendiri.  

Menulis tidak sekedar menggerakkan tangan. Menulis merupakan proses manusia menemukan jati dirinya. Tulisan yang baik dapat dilihat dari sisi gramatika, stilistika dan logika. Tulisan berupa kalimat lengkap, tidak akan menimbulkan pertanyaan bagi pembacanya. Mudah dipahami pembacanya. Sebenarnya saya sangat tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tulisan yang gramatika, stilistika dan logika tepat. Namun Beliau menyarankan untuk membaca tulisan para penulis hebat seperti Rendra, Eep Saefulloh Fatah dan lain-lain. Di buku mereka dapat ditemukan gaya tulisan yang menarik dan bermakna.

 

6 komentar:

  1. Terimakasih ulasannya Bu Mus🤗. Saya kemarin baru berhasil bergabung pada saat pemaparan Bu Nurul.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Inggih Bu Doktor. Terimakasih telah berkunjung

      Hapus
  2. Balasan
    1. Terimakasih Mbak Zulva, atas motivasi dan kunjungannya

      Hapus
  3. Mengingatkan kembali.. bagus buu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Mbak Etik Motivasi dan kunjungannya

      Hapus