Siswa
sekolah dasar maupun madrasah ibtidaiyah masih belajar masih dari rumah. Meskipun demikian guru diharapkan
membimbing belajar siswa dengan sungguh-sungguh. Menanamkan pembiasaan
beribadah tepat waktu, membantu orang tua dan mengingatkan siswa menerapkan protokol
kesehatan dengan benar. Dalam mengawali pembelajaran diharapkan guru memberi
prolog terlebih dahulu. Berupa salam, menanyakan kesehatan, berdoa, mengajak
melakukan gerakan yel-yel maupun mengingatkan untuk mandi pagi dan sarapan. Tidak lupa
gurupun juga menyampaikan kompetensi dasar yang akan dipelajari beserta tujuan
pembelajarannya.
Kala
itu siswa mempelajari tema 5 tentang wirausaha, subtema 2 usaha di sekitar
siswa. Tepatnya pembelajaran 1. Siswa dengan antusias mengamati dan mencatat
usaha yang dilakukan di sekitarnya. Ada yang menemukan dan mencatat usaha
genteng, batu bata, krupuk, tukang fotokopi, potong rambut, catering, salon,
bengkel motor, cucian mobil dan lain-lainnya. Kemudian mereka mempelajari
tentang kegiatan ekspor dan impor. Kegiatan mendatangkan atau memasukkan barang
dagangan dari luar negeri dan mengirim barang dagangan ke luar negeri ini cukup
menarik didiskusikan. Terutama membahas barang-barang yang diimpor seperti mesin dan suku cadang kendaraan
bermotor.
Diskusi
dilanjutkan kegiatan ekspor batik Indonesia yang semakin meningkat. Bahkan
tercatat ada kenaikan jumlah ekspor batik hingga mencapai 5 triliun. Batik
Indonesia yang sangat indah ini sudah pernah diekspor ke berbagai negara ASEAN
seperti Malaysia dan Singapura. Juga ke negara lain seperti Amerika, Australia
dan Eropa. Selain batik juga ada ekspor gerabah hasil kerajinan warga desa
Kasongan kabupaten Bantul. Hasil ekspornya mencapai miliaran rupiah. Ternyata
desa Kasongan telah memiliki 200 perajin dengan kualitas ekspor dan lima di antaranya
berskala besar. Bentuk kerajinannya meliputi guci yang dibalut kerang dan kaca,
patung dan hiasan luar ruangan.
Setelah
membahas tentang ekspor, impor dan kerajinan batik maupun gerabah. Siswa
diminta untuk memprediksi paku, pensil, peniti, penghapus karet, paku, penjepit
kertas, sisir, batu, kayu, daun, gelang karet dan kaca. Dari benda tersebut
diharapkan diklasifikasikan benda dapat ditarik magnet dan yang tidak dapat
ditarik magnet. Beberapa anak langsung bisa memprediksi, yang ada kandungan besinya bisa ditarik
magnet. Setelah memprediksi mereka melakukan penelitian dengan menggunakan
magnet yang ada dibekas loudspeaker, mobil mainan, dan dinamo. Yang tidak
memiliki magnet bisa ke sekolah. Terutama yang rumahnya dekat dengan sekolah.
Di sekolah sudah disiapkan dua magnet batang dalam ukuran besar.
Yang
ada di rumah atau yang ke sekolah, semua menyiapkan magnet. Selain magnet juga
benda-benda seperti paku, pensil, peniti, penghapus karet, paku, penjepit
kertas, sisir, batu, kayu, daun, gelang karet dan kaca. Benda tersebut
didekatkan ke magnet secara bergantian. Setelah itu mencatat ke dalam tabel yang
sudah dibuat sebelumnya. Benda yang tergolong magnetis dan nonmagnetis. Benda
yang dapat ditarik magnet disebut benda magnetis. Sedangkan benda yang tidak
dapat ditarik magnet disebut benda non magnetis.
Setelah
itu siswa membuat laporan hasil percobaan. Dengan susunan judul percobaan,
tujuan percobaan, alat dan bahan, langkah-langkah percobaan dan hasil
percobaan. Hasil percobaan hampir sama yang tergolong benda magnetis adalah
paku, peniti, penjepit kertas, dan gunting. Sedangkan benda non magnetis adalah
kertas, daun, karet, batu, kayu, kaca,
sisir dan penghapus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar