Rabu, 24 Februari 2021

Membuat Tes Standar untuk Ujian Madrasah

 

Kemarin ketika sedang WFH, mendapat pemberitahuan untuk ikut webinar Penyusunan Soal Ujian Madrasah Jenjang MI. Bimtek ini sebenarnya bagi calon fasilitator pendamping penyusunan soal tingkat kabupaten. Tim ini nanti bertugas pengawal guru-guru madrasah membuat kisi-kisi dan soal Ujian Madrasah. UM diserahkan kepada madrasah baik komposisi, maupun jumlah soal. Semua tergantung dengan kondisi madrasah. Agar madrasah siap dan mandiri, nantinya UM tidak ada keseragaman. Kegiatan tersebut mandiri untuk mengukur keberhasilan kegiatan akademik madrasah. Kesempatan madrasah untuk mengerti dan memahami cara membuat tes standar agar menjadi madrasah yang mandiri dan berkualitas. Semua madrasah mampu melaksanakan Ujian Madrasah (UM). Sebenarnya akhir dari kegiatan webinar kemarin adalah mengembangkan  kisi-kisi UM. Menganalisis Kompetensi Dasar dan mengembangkan kisi-kisi soal Ujian Akhir Jenjang. Para calon pendamping juga akan memahami cara memilih Kompetensi Dasar (KD) esensial.

Indikator Pencapaian Kompetensi dasar

Tidak semua materi akan diujkan pada Ujian Madrasah. Yang dipilih pada UM adalah KD esensial. Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan dan potensi daerah. Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Guru jarang melihat KD, guru hanya mengajar fokus berdasarkan materi.

KD sejatinya merupakan sasaran utama pembelajaran. Jika KD sampai level menganalisis berarti tagihanya sampai C4, ini berdasarkan Taksonomi Bloom. Di lapangan yang di sampaikan guru hanya sampai C1, C2 dan C3. Yang tepat dari KD dibreakdown menjadi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), IPK dibreakdown menjadi indikator soal. Jika KD berbunyi sampai analisis, maka soalnya adalah HOTS. Banyaknya soal bergantung pada kebijakan madrasah. Di MI untuk mata pelajaran Matematika biasa nya 35. IPA biasanya 40 soal, untuk pilihan ganda 35 yang 5 uraian.

Cara  Mengembangkan IPK :

Banyak sekali pertanyaan dari guru kelas VI tentang cara mengembangkan KD menjadi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK). Cara yang tepat mengembangkan IPK adalah sebagai berikut:

1.      Menganalisis tingkat kompetensi dalam  SK dan KD

2.      Menganalisis karakteristik mata pelajaran peserta didik dan madrasah

3.      Menganalisis kebutuhan dan potensi dalam merumuskan indikator

4.      Mengembangkan indikator penilaian

Teknik Penilaian Pengetahuan

Berdasarkan tekniknya terdiri dari : tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Bentuk instrumen pada tes tertulis: benar-salah, menjodohkan, pilihan ganda, isian, melengkapi dan uraian. Tujuan tes tertulis adalah untuk mengetahui penguasaan pengetahuan peserta didik untuk perbaikan proses pembelajaran atau pengambilan nilai. Bentuk instrumen tes lisan: tanya jawab. Tujuan tes lisan untuk mengecek pemahaman peserta didik untuk proses perbaikan pembelajaran. Tes penugasan bentuk instrumen dilakukan dengan tugas yang dilakukan secara individu maupun kelompok dengan tujuan memfasilitasi penguasaan pengetahuan (bila diberikan selama proses pembelajaran) atau untuk mengetahui penugasan pengetahuan bila diberikan pada akhir pembelajaran

Tes Standar

Karena yang mau diujikan adalah Ujian Madrasah maka sebaiknya yang di laksanakan adalah tes standar. Tes Standar adalah tes yang soal-soalnya sudah mengalami proses analisis baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Secara kualitatif berdasarkan analisis konten, apakah sudah cocok dalam mewakili Kompetensi Dasar maupun materi esensial. Dalam kegiatan proses analisis kualitatif yang mewakili pada mapel matematika adalah orang yang paham matematika. Analisis secara kuantitatif, yang mengacu pada SKL yang ditetapkan melakukan uji coba terbatas. Nanti akan diketahui soal yang mudah maupun sulit. Maka jika tidak diuji coba bisa berdasarkan pengalaman guru.

Langkah-langkah membuat tes standar.

Para pembuat soal Ujian Madrasah harus memahami langkah-langkah membuat tes standar. Langkah-langkahnya dalam  membuat tes standar adalah sebagai berikut:

1.   Menentukan tujuan tes, saat ini tujuannya adalah membuat soal Ujian Madrasah. Tes untuk seleksi berbeda dengan soal Ujian Madrasah. Misalkan jenis soal pada ujian seleksi masuk SMP, tentunya soalnya lebih sulit dari pada soal UM.

2.      Tentukan acuan tes (norma)

3.      Buatlah  kisi-kisi

4.   Buatlah soal atau pilih soal dari kumpulan soal sesuai dengan kisi-kisinya. Jangan sampai mengambil dari kumpulan soal tetapi tidak sesuai dengan kisi-kisi

Di AKM untuk matematika kelas V misalnya kontennya bilangan. Maka nanti ada level kognitif, aplikasi dan penalaran. Jangan sampai salah persepsi. Tidak semua soal penalaran sulit. Ada soal penalaran yang mudah dan ada pula soal pemahaman yang sulit.

Ketentuan dalam pembuatan soal UM:

Jika soal baru harus melalui tahap telaah secara kualitatif, revisi, ujicoba, analisis hasil uji coba sehingga diperoleh soal yang baik dari segi kualitatif maupun kuantitatif.  Pengadministrasian tes pelaksanaan tes dibuat standar. Biasanya yang dikembangkan 3 paket paket utama, paket cadangan, paket susulan.


Kisi-kisi soal UM:

Kisi-kisi adalah matrik informasi yang dijadikan pedoman untuk menulis dan merakit soal menjadi  tes.  Kisi-kisi merupakan acuan dalam menulis soal. Berbagai paket tes yang memiliki tingkat kesulitan, kedalaman materi dan cakupan materi sama (paralel) akan mudah dihasilkan hanya dengan kisi-kisi yang baik.

 

Kisi kisi yang baik:

Pada kisi-kisi yang baik memiliki kriteria sebagai berikut:

1.      Mewakili isi kurikulum yang akan diujikan.

2.  Komponen-komponennya rinci, jelas dan mudah dipahami. Untuk memudahkan pembuatan soal. Agar pembuat soal tidak kesulitan ketika hendak membuat soal berdasarkan kisi-kisi.

3.      Memandu pembuatan soal agar dapat dibuat sesuai dengan indikator dan betuk soal

 

Contoh format Kisi-Kisi Penulisan Soal

 

No

Level Kognitif

Materi

Kelas /Semester

Indikator Soal

Bentuk Soal

Nomor Soal

Tingkat Kesulitan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pemilihan Materi Esensial

Dalam pemilihan materi esensial ada ketentuan: urgensi, relevensi, kontinuitas dan kontekstual. Pertama, Urgensi, secara teoritis materi yang akan diujikan mutlak harus dikuasai siswa. Contohnya materi urgensi di matematika adalah bilangan.

Kedua, Relevensi, materi yang dipilih sangat diperlukan untuk mempelajari atau memahami bidang lain. Materi yang bisa digunakan untuk memahami materi yang lain. Suhu berdasarkan derajat Celsius dan Farenhait. Maka konsep perbandingan wajib diujikan.

Ketiga, Kontinuitas, materi yang dipilih merupakan materi lanjutan atau pendalaman dari materi dari sebelumnya pernah dipelajari dalam jenjang yang sama maupun antar jenjang. Misalkan KPK dan FPB tidak akan jalan jika perkalian dan pembagian tidak dipahami. Maka KPK dan FPB perlu diujikan. Konversi satuan panjang, luas volume dan satuan kuantitas perlu diujikan. Karena ketika belajar tentang volume bak mandi dia harus menguasai konversi satuan volume. Luas daerah ditagih karena akan ditagih pada jenjang MTs dan MA.

Keempat, Kontekstual, materi memiliki daya terap dan daya guna yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Materi yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari misalnya volume bak mandi, luas wilayah menggunakan konversi satuan luas. Inilah nanti yang akan ditagih pada AKM.  Di AKM ada soal pilihan ganda kompleks.

Proporsi Soal Ujian Madrasah

Proporsi soal ujian madrasah materi : Kelas IV, Kelas V, Kelas VI: 20%, 30%, 50%. Sedangkan untuk level kognitif : pemahaman, aplikasi, penalaran 20%, 50%, 30%.

Kompetensi Dasar ditentukan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK). Pada  IPK  ada 2 hal yang harus diperhatikan yakni tingkat berfikir /KKO level dan cakupan isi. Dari ddua hal tersebut dapat menentukan indikator

Tidak ada komentar:

Posting Komentar