Kemarin
ketika sedang WFH, mendapat pemberitahuan untuk ikut webinar Penyusunan Soal
Ujian Madrasah Jenjang MI. Bimtek ini sebenarnya bagi calon fasilitator
pendamping penyusunan soal tingkat kabupaten. Tim ini nanti bertugas pengawal
guru-guru madrasah membuat kisi-kisi dan soal Ujian Madrasah. UM diserahkan
kepada madrasah baik komposisi, maupun jumlah soal. Semua tergantung dengan
kondisi madrasah. Agar madrasah siap dan mandiri, nantinya UM tidak ada keseragaman. Kegiatan
tersebut mandiri untuk mengukur keberhasilan kegiatan akademik madrasah. Kesempatan madrasah untuk mengerti dan memahami cara membuat tes standar agar menjadi madrasah yang mandiri dan berkualitas. Semua madrasah mampu melaksanakan Ujian Madrasah
(UM). Sebenarnya akhir dari kegiatan webinar kemarin adalah mengembangkan kisi-kisi UM. Menganalisis Kompetensi Dasar dan mengembangkan kisi-kisi soal Ujian
Akhir Jenjang. Para calon pendamping juga akan memahami cara memilih Kompetensi
Dasar (KD) esensial.
Indikator Pencapaian
Kompetensi dasar
Tidak
semua materi akan diujkan pada Ujian Madrasah. Yang dipilih pada UM adalah KD esensial. Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang
ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,
pengetahuan dan ketrampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik
peserta didik, satuan pendidikan dan potensi daerah. Digunakan sebagai dasar
untuk menyusun alat penilaian. Guru jarang melihat KD, guru hanya mengajar fokus berdasarkan materi.
KD
sejatinya merupakan sasaran utama pembelajaran. Jika KD sampai level menganalisis berarti tagihanya
sampai C4, ini berdasarkan Taksonomi Bloom. Di lapangan yang di sampaikan guru
hanya sampai C1, C2 dan C3. Yang tepat dari KD dibreakdown menjadi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), IPK dibreakdown menjadi indikator soal. Jika KD
berbunyi sampai analisis, maka soalnya adalah HOTS. Banyaknya soal bergantung
pada kebijakan madrasah. Di MI untuk mata pelajaran Matematika biasa nya 35. IPA biasanya
40 soal, untuk pilihan ganda 35 yang 5 uraian.
Cara Mengembangkan IPK :
Banyak
sekali pertanyaan dari guru kelas VI tentang cara mengembangkan KD menjadi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK). Cara yang tepat mengembangkan IPK adalah sebagai
berikut:
1. Menganalisis
tingkat kompetensi dalam SK dan KD
2. Menganalisis
karakteristik mata pelajaran peserta didik dan madrasah
3. Menganalisis
kebutuhan dan potensi dalam merumuskan indikator
4. Mengembangkan
indikator penilaian
Teknik Penilaian Pengetahuan
Berdasarkan
tekniknya terdiri dari : tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Bentuk instrumen pada tes tertulis: benar-salah, menjodohkan,
pilihan ganda, isian, melengkapi dan uraian. Tujuan tes tertulis adalah untuk mengetahui penguasaan pengetahuan
peserta didik untuk perbaikan proses pembelajaran atau pengambilan nilai. Bentuk instrumen tes lisan: tanya jawab.
Tujuan tes lisan untuk mengecek
pemahaman peserta didik untuk proses perbaikan pembelajaran. Tes penugasan bentuk instrumen dilakukan
dengan tugas yang dilakukan secara individu maupun kelompok dengan tujuan memfasilitasi
penguasaan pengetahuan (bila diberikan selama proses pembelajaran) atau untuk
mengetahui penugasan pengetahuan bila diberikan pada akhir pembelajaran
Tes Standar
Karena
yang mau diujikan adalah Ujian Madrasah maka sebaiknya yang di laksanakan adalah tes standar. Tes Standar adalah tes yang soal-soalnya sudah mengalami proses analisis baik secara
kualitatif maupun kuantitatif. Secara kualitatif berdasarkan analisis konten,
apakah sudah cocok dalam mewakili Kompetensi Dasar maupun materi esensial. Dalam
kegiatan proses analisis kualitatif yang mewakili pada mapel matematika adalah
orang yang paham matematika. Analisis secara kuantitatif, yang mengacu pada SKL
yang ditetapkan melakukan uji coba terbatas. Nanti akan diketahui soal yang
mudah maupun sulit. Maka jika tidak diuji coba bisa berdasarkan pengalaman
guru.
Langkah-langkah membuat tes standar.
Para
pembuat soal Ujian Madrasah harus memahami langkah-langkah membuat tes standar.
Langkah-langkahnya dalam membuat tes
standar adalah sebagai berikut:
1. Menentukan
tujuan tes, saat ini tujuannya adalah membuat soal Ujian Madrasah. Tes untuk
seleksi berbeda dengan soal Ujian Madrasah. Misalkan jenis soal pada ujian seleksi
masuk SMP, tentunya soalnya lebih sulit dari pada soal UM.
2. Tentukan
acuan tes (norma)
3. Buatlah
kisi-kisi
4. Buatlah
soal atau pilih soal dari kumpulan soal sesuai dengan kisi-kisinya. Jangan sampai
mengambil dari kumpulan soal tetapi tidak sesuai dengan kisi-kisi
Di AKM untuk matematika kelas V misalnya kontennya bilangan. Maka nanti ada level kognitif, aplikasi dan penalaran. Jangan sampai salah persepsi. Tidak semua soal penalaran sulit. Ada soal penalaran yang mudah dan ada pula soal pemahaman yang sulit.
Ketentuan dalam pembuatan soal UM:
Jika soal baru harus melalui tahap telaah
secara kualitatif, revisi, ujicoba, analisis hasil uji coba sehingga diperoleh
soal yang baik dari segi kualitatif maupun kuantitatif. Pengadministrasian
tes pelaksanaan tes dibuat standar. Biasanya yang dikembangkan 3 paket
paket utama, paket cadangan, paket susulan.
Kisi-kisi soal UM:
Kisi-kisi
adalah matrik informasi yang dijadikan pedoman untuk menulis dan merakit soal
menjadi tes. Kisi-kisi merupakan acuan dalam menulis soal. Berbagai
paket tes yang memiliki tingkat kesulitan, kedalaman materi dan cakupan materi
sama (paralel) akan mudah dihasilkan hanya dengan kisi-kisi yang baik.
Kisi
kisi yang baik:
Pada kisi-kisi
yang baik memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Mewakili
isi kurikulum yang akan diujikan.
2. Komponen-komponennya
rinci, jelas dan mudah dipahami. Untuk memudahkan pembuatan soal. Agar pembuat
soal tidak kesulitan ketika hendak membuat soal berdasarkan kisi-kisi.
3. Memandu
pembuatan soal agar dapat dibuat sesuai dengan indikator dan betuk soal
Contoh
format Kisi-Kisi Penulisan Soal
No |
Level
Kognitif |
Materi |
Kelas
/Semester |
Indikator
Soal |
Bentuk
Soal |
Nomor
Soal |
Tingkat
Kesulitan |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pemilihan
Materi Esensial
Dalam pemilihan
materi esensial ada ketentuan: urgensi, relevensi, kontinuitas dan kontekstual.
Pertama, Urgensi, secara teoritis
materi yang akan diujikan mutlak harus dikuasai siswa. Contohnya materi urgensi
di matematika adalah bilangan.
Kedua,
Relevensi, materi yang dipilih sangat diperlukan untuk
mempelajari atau memahami bidang lain. Materi yang bisa digunakan untuk
memahami materi yang lain. Suhu berdasarkan derajat Celsius dan Farenhait. Maka
konsep perbandingan wajib diujikan.
Ketiga,
Kontinuitas, materi yang dipilih merupakan materi lanjutan
atau pendalaman dari materi dari sebelumnya pernah dipelajari dalam jenjang yang
sama maupun antar jenjang. Misalkan KPK dan FPB tidak akan jalan jika perkalian dan
pembagian tidak dipahami. Maka KPK dan FPB perlu diujikan. Konversi satuan
panjang, luas volume dan satuan kuantitas perlu diujikan. Karena ketika belajar
tentang volume bak mandi dia harus menguasai konversi satuan volume. Luas
daerah ditagih karena akan ditagih pada jenjang MTs dan MA.
Keempat,
Kontekstual, materi memiliki daya terap dan daya
guna yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Materi yang bermanfaat bagi
kehidupan sehari-hari misalnya volume bak mandi, luas wilayah menggunakan
konversi satuan luas. Inilah nanti yang akan ditagih pada AKM. Di AKM ada soal pilihan ganda kompleks.
Proporsi
Soal Ujian Madrasah
Proporsi soal ujian
madrasah materi : Kelas IV, Kelas V, Kelas VI: 20%, 30%, 50%. Sedangkan untuk level
kognitif : pemahaman, aplikasi, penalaran 20%, 50%, 30%.
Kompetensi Dasar
ditentukan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK). Pada IPK ada
2 hal yang harus diperhatikan yakni tingkat berfikir /KKO level dan cakupan isi.
Dari ddua hal tersebut dapat menentukan indikator
Tidak ada komentar:
Posting Komentar