Meskipun kemarin mengikuti kopdar dengan kondisi signal wifi kurang bagus. Tetap mencoba bergabung, agar semangat yang mulai menurun meningkat kembali. Materi yang disampaikan Bu Nurul Chomaria cocok sekali untuk saya. Itulah yang saya alami. Menulis kegiatan sehari-hari baik kegiatan mengajar, kegiatan kemasyarakatan, kejadian yang menimpa diri, maupun rapat dinas. Semula ketika hendak memosting cukup khawatir, tulisan saya mungkin kosa katanya ada yang tidak baku. Viewer akan menertawakan tulisan tersebut. Namun harus tetap saya posting, siapa tahu kelak jadi tabungan saya agar bisa dijadikan buku.
Ketika
Bu Nurul membahas slide yang kedua. Saya langsung instrospeksi, posisi saya di
nomor dua. Tidak mampu, tapi mau menulis. Kenapa saya tidak mampu, tetapi
mau menulis? Karena saya berkeyakinan. Tulisan saya pernah singgah di sebuah perpustakaan milik Perguruan Tinggi di kota Malang. Maka selanjutnya harus mencoba menulis artikel atau buku. Ternyata tulisan mandiri milik saya yang pertama juga bisa untuk kenaikan
tingkat. Sehingga karya sederhana itupun mampu melengkapi pemberkasan kenaikan
tingkat dan tidak kembali. Itulah yang memotivasi saya untuk tetap menulis.
Menabung untuk empat tahun kedepan. Agar beaya yang dikeluarkan terkait karya
tulis lebih ringan. Satu semester satu buku, tidak terasa. Namun jika semua
diterbitkan pada empat tahun terakhir, sangat menguras tabungan.
Untuk
slide keempat, merupakan kiat menulis yang saya lakukan. Sama seperti yang
Prof. Naim sarankan. Begitu pula para pemateri di group menulis 14, mengharapkan
teknik tersebut dilakukan. Teknik melatih kepekaan jiwa. Kepekaan terhadap apa
yang dilihat, didengar, dirasakan, dibaca, dan dialami. Ide bisa berupa kejadian yang dilihat, didengar, dirasakan, dibaca, dan dialami,
lalu dipintal menjadi paragraf. Materi ini merupakan cara belajar menulis paling berkesan. Bu Nurulpun
menegaskan bahwa menggali ide bisa dari bangun tidur, mandi, berwudhu, sholat, masak,
mandi, lembur, membuat soal dan lain-lain. Meskipun sering menambang ide dari
kegiatan yang sederhana, namun juga harus dikemas dengan menarik. Misalkan
mandi, tidak sekedar masuk kamar mandi menceritakan kronologis mandi. Tetapi bisa mengupas bagaimana cara mandi yang benar sesuai dengan
tuntunan Rosulullah. Maka tulisan ini akan menarik simpati pembaca. Pesan yang tersirat pada materi Bu Nurul ini sungguh luar biasa.
Dalam
penjelasan lebih lanjut Beliau menyarankan para anggota SPK untuk menulis
apapun yang lekat, dekat dan akrab.
Pun tema yang disukai dan dikuasai, bermanfaat dan menjual. Dengan menulis
pokok bahasan yang lekat, dekat, akrab, disukai dan dikuasai, maka tulisan kita
akan mengalir. Mudah sekali kalimat dirangkai menjadi paragraf. Terkait dengan
kebermanfaatan dan menjual, Beliau memiliki pengalaman yang menginspirasi.
Ketika Beliau harus presentasi tentang naskah buku yang berjudul ‘Panduan
Kehamilan Untuk Muslimah’. Pihak penerbit meragukan nilai jual buku tersebut.
Karena buku semacam itu, sudah banyak di pasaran. Namun Bu Nurul mampu
meyakinkan penerbit, bahwa buku tersebut memiliki keistimewaan dibanding buku
yang sejenis. Buku tersebut merupakan pengalaman pribadinya melakukan riset
ketika mulai mengalami kehamilan sampai melahirkan. Juga tips merencanakan pengeluaran
untuk beaya melahirkan. Itulah cara beliau menunjukkan arti penting
kebermanfaatan tulisan dan nilai jual.
Beliau
juga memaparkan teknik Amati, Tiru, Modifikasi (ATM). Hal ini Beliau lakukan ketika
menyusun buku ‘Pendidikan Seks untuk Anak’. Buku ini terinspirasi 25% dari
karangan Ayip Syafruddin, yang berjudul ‘Islam dan Seks Pendidikan Anak’.
Setelah membaca kemudian Beliau memodifikasi tidak hanya pendidikan seks anak
namun dikembangkan sampai pendidikan seks remaja hingga menjelang berumah
tangga. Menurut Beliau, penulis mungkin idenya banyak memiliki kesamaan. Namun siapa cepat, ia yang dapat. Ide yang bagus terlalu
sayang jika dibuang, maka harus segera ditulis. Jangan hanya bermimpi menjadi
penulis. Segeralah menulis dan jangan suka beralasan. Demikanlah yang mampu
saya tangkap dari pesan indah Beliau. Pesan yang mudah, namun harus segera
diterapkan. Bukan dimimpikan.
salut Bu muslimah,..kereeenn banget njennegan
BalasHapusTerimakasih Mbak Zulva atas motivasi dan kunjungannya
Hapussalut Bu muslimah,..kereeenn banget njennegan
BalasHapusTerimakasih
Hapus