Senin, 18 Oktober 2021

Terjebak Macet di Pantai Mbayem

 


Hari Minggu kemarin pukul 06.00 sudah selesai masak. Segera berolah raga nggowes, menuju ke arah barat. Melaju ke arah desa Kedunglurah, Kranding, Gembleb. Pulangnya melewati desa Bendorejo,  Sukorame, Kedunglurah dan pulang kembali ke Ngadirejo. Nggowes hari ini sengaja tidak terlalu jauh karena cuaca sangat panas. Minggu lalu ke arah Tulungagung, jalur yang dilalui hingga membentuk gambar segi empat. Jika dilukiskan dengan gambar. Sampai di rumah tepar, tidak mampu bergerak. Akhirnya terbaring tidur.

Setelah nggowes istirahat beberapa menit, segera mandi dan berangkat ke pasar. Tujuan ke pasar membeli kebutuhan berupa bumbu dapur. Untuk keperluan sampai 1 minggu ke depan. Usai berbelanja diajak ke Gemah. Tentunya senang sekali, karena selama pandemi covid-19 jarang pergi ke tempat wisata. Rencananya tidak lama ke Gemah, karena pukul 14.00 ada undangan wali santri di pondok Hidayatul Mubtadiin Bendo, Ngadirejo.

Sampai di Gemah, nampak pengunjung berjubel. Warga seakan menikmati kebebasan, terlepas dari belenggu aturan PPKM. Masuk lokasi tidak ada karcis masuk untuk para wisatawan. Hanya beaya parkir kendaraan. Mengeluarkan beaya parkir Rp20.000. Hendak parkir di pantai Gemah sudah penuh. Akhirnya menuju pantai Mbayem. Di sana macet total, kendaraan tidak bisa maju atau mundur. Hampir satu jam tidak ada solusi dari fihak juru parkir pantai Mbayem. Para sopir keluar untuk cari informasi. Kemacetan juga terjadi karena jalur balik di tengah rindangnya pohon pinus ditutup dengan mobil para wisatawan. Parkir yang tidak rapi sehingga arus balik terkunci. Juru parkir datang dan geleng-geleng kepala melihat ulah para pemilik mobil. Padahal udara panas sekali, keringat bercucuran. Akhirnya ada celah keluar, belok kanan menuju tepi pantai Mbayem. Menuju jalur keluar.

Bisa keluar dari Gemah pukul 13.00 tanpa bisa menikmati pantai. Padahal ingin menikmati pantai sambil makan ikan bakar. Segera melaju pulang agar bisa sampai rumah dan mengikuti pertemuan wali santri. Sampai di rumah pukul 11.40, suami segera mandi, salat zuhur dan berangkat menuju Ponpes Hidayatul Mubtadiin. Alhamdulillah, belum terlambat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar