Hari
ini ingin menikmati liburan. Karena tidak ada kegiatan sekolah maupun kegiatan
lingkungan. Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW telah dilaksanakan hari Sabtu, Minggu
dan Senin. Kini tinggal menikmati liburan keluarga meskipun tidak lengkap.
Hanya bertiga saja, kakak belum bisa pulang. Rihlah hari ini dilakukan setelah menyiapkan sarapan pagi.
Suami sudah mencuci kendaraan sejak pagi. Rencananya berangkat pukul 09.00.
Namun si bungsu kedatangan sahabatnya. Semula ia lebih memilih tinggal di rumah
dengan temannya. Sodiq, sahabat Daffa ini diajak juga tidak mau. Meskipun
akhirnya Daffa mau ikut. Berkali-kali mengharapkan Sodiq ikut namun ia tidak
berkenan.
Akhirnya
hampir pukul 10.00 WIB berangkat ke Kampung Coklat. Pukul 11.25 sampai di Kampung Coklat. Sampai
di sana diminta scan QR code Peduli Lindungi. Minimal telah vaksin 1 kali. Bisa
jadi ini yang menyebabkan Kampung Coklat
tidak membludak pengunjungnya. Beda dengan kondisi Pantai Gemah yang penuh
sesak dengan wisatawan. Hari ini masuk melewati pintu satu. Anak dan suami
terkejut dengan perubahan Kampung Coklat. Dua tahun lalu belum sebagus hari
ini. Kami bertiga langsung menuju Bale Coklat. Memilih tempat ini karena
biasanya ada live music band beserta penyanyi bersuara merdu. Sehingga suasana Nampak
romantis. Sayangnya hari ini tidak ada live music, sangat kecewa tentunya.
Namun
tidak mengurangi kebahagian hari ini. Tetap mencari tempat, untuk menikmati
hidangan di kios kuliner. Terhidang makanan dengan model prasmanan dengan menu
jawa. Hari ini memilih menu sambal terong, blendrang tewel (gudeg), sayur
lompong, lele goreng dan rempeyek. Sedangkan minumannya memilih coklat panas.
Setelah selesai makan menuju lounge. Tempat ini dipenuhi kursi di bawah
rindangnya pohon coklat. Sekedar berfoto ria di lounge. Kemudian menuju pintu
keluar, yaitu pintu dua.
Pukul
12.30 segera pulang, agar terhindar dari paparan covid-19. Agar tidak
terburu-buru mampir di masjid Nurul Huda. Menunaikan salat zuhur dan
beristirahat. Masjid ini sangat sejuk sekali. Air wudhunya sangat dingin hampir
serupa dengan masjid di dekat makam Sunan Ampel. Beberapa tahun lalu pernah
sowan Bapak Kyai pemilik masjid ini. Karena keponakan kulian UIN Satu Tulungagung,
sekaligus mondok di tempat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar