Sabtu, 23 Oktober 2021

KULTUM RAPAT RUTIN: MENGHIDUPKAN SUNAH, MENEMANI RASULULLAH DI SURGA

 

Setiap hari Jumat MIM Kamulan mengadakan rapat rutin madrasah. Agenda pertama adalah kultum tentang Maulid Nabi. Sekilas materi kultum tersebut adalah membahas tentang kewajiban muslim ada 7 perkara terkait peringatan Maulid Nabi. Pertama,  mengimaninya. Sebagaimana tersirat dalam surat An Nisa Ayat 136 yang artinya “ Wahai orang-orang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Berarti dalam peringatan Maulid nabi ini kita wajib mengimani Muhammad sebagai utusan Allah. Safaatnya kita nanti-nantikan kelak di yaumul akhir.

Kedua, meneladani Rosulullah dalam kehidupan kita. Tidak sekedar melakukan perayaan yang megah. Namun sebagaimana perintah Allah dalam surat Al Ahzab ayat 21. Yang artinya "sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan banyak menyebut Allah". Yang kita teladani adalah segala sesuatu dari diri Rasulullah. Ibadahnya, perilaku keseharian Beliau seperti adab makan, minum, bersilaturahmi, bahkan adab ketika Rasulullah menerima tamu.

Ketiga, melaksanakan perintah-Nya menjauhi larangan-Nya. Ketika kita merasa mencintainya dan mengharapkan safaat Nabi Muhammad SAW, maka hendaknya kita bertaqwa kepada Allah. Hamba yang bertaqwa kepada Allah pasti akan mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sebagai perintah Allah dalam Surat Al Hasyr ayat 18 yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan”. Jadi ketika kita menegakkan salat, jangan sampai kembali melakukan maksiat. Karena sejatinya makna taqwa itu sendiri saling bersinergi tidak dapat dipisahkan.

Keempat mendahulukan keputusan Rasul dari yang lain. Terutama dalam hal ibadahnya, Sebagaimana tersirat dalam surat Al Hujurat ayat 49 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. Sebelum Nabi dan Rasul diutus Allah tidak ada kewajiban bagi manusia untuk terikat dengan hukum Allah. Maka manusia dijamin tidak diberi siksa atas dosa yang dilakukan karena agama belum sampai kepada mereka.

Ketika Rasul telah diutus untuk menyampaikan syariat kepada umat manusia maka sejak saat itu manusia wajib mentaati syariat. Taat kepada syariat Allah. Oleh karena itu manusia harus memiliki pendapat yang berbeda dengan hukum yang dibawa Nabi dan Rasul. Tidak boleh membuat keputusan ataupun mengeluarkan pendapat mendahului Rasulullah SAW.

Kelima, mencintai di atas sekalian Makhluk. Sebagaimana sebuah hadits yang berbunyi “Tidak sempurna iman seseorang dari kalian sampai diriku (Rasulullah SAW) lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia”. Sebenarnya membela Rasulullah termasuk bentuk rasa syukur terhadap rahmat Allah SWT. Karena mencintai Nabi bagian dari keimanan manusia. Namun jika kita mampu mencitai Nabi melebihi cinta kita kepada orang tua, istri, suami dan anak kita.

Keenam bershalawat kepada nabi. Allah saja bersalawat kepada Nabi. Firman Allah dalam surat Al Ahzab ayat 56 yang artinya “Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bersalawat untuk nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya”. Pesan Beliau ketika bersalawat kepada Nabi menggunakan etika yang baik dan benar.

Ketujuh menghidup suburkan sunnah. Penyampai kultum menjelaskan sebuah sabda Rasulullah yang artinya: ”Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku berarti ia telah mencintaiku. Barang siapa yang mencintaiku maka kelak akan menemaniku di surga”. Begitu pula firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 31 tersirat makna:”Katakanlah (Muhammad),’Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku. Niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun, maha Penyayang.”

Beruntunglah umat Muhammad yang istiqamah menjalankan sunnah-sunnahnya. Sebab pahala menghidupkan sunah Nabi tidak hanya dijanjikan surga tapi mendapatkan cinta-Nya Allah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar