Setiap
hari Jumat MIM Kamulan mengadakan rapat rutin madrasah. Agenda pertama adalah
kultum tentang Maulid Nabi. Sekilas materi kultum tersebut adalah membahas
tentang kewajiban muslim ada 7 perkara terkait peringatan Maulid Nabi. Pertama,
mengimaninya. Sebagaimana tersirat dalam surat An Nisa Ayat 136 yang
artinya “ Wahai orang-orang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab
yang Allah turunkan sebelumnya. Berarti dalam peringatan Maulid nabi ini kita
wajib mengimani Muhammad sebagai utusan Allah. Safaatnya kita nanti-nantikan kelak di yaumul akhir.
Kedua,
meneladani
Rosulullah dalam kehidupan kita. Tidak sekedar melakukan perayaan yang
megah. Namun sebagaimana perintah Allah dalam surat Al Ahzab ayat 21. Yang
artinya "sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan banyak menyebut Allah". Yang kita teladani adalah segala sesuatu dari
diri Rasulullah. Ibadahnya, perilaku keseharian Beliau seperti adab
makan, minum, bersilaturahmi, bahkan adab ketika Rasulullah menerima tamu.
Ketiga,
melaksanakan perintah-Nya menjauhi larangan-Nya. Ketika
kita merasa mencintainya dan mengharapkan safaat Nabi Muhammad SAW, maka
hendaknya kita bertaqwa kepada Allah. Hamba yang bertaqwa kepada Allah pasti
akan mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sebagai perintah
Allah dalam Surat Al Hasyr ayat 18 yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya, Allah Maha Teliti
terhadap apa yang kamu kerjakan”. Jadi ketika kita menegakkan salat, jangan
sampai kembali melakukan maksiat. Karena sejatinya makna taqwa itu sendiri
saling bersinergi tidak dapat dipisahkan.
Keempat mendahulukan keputusan Rasul dari yang
lain. Terutama dalam hal ibadahnya, Sebagaimana tersirat dalam surat Al
Hujurat ayat 49 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. Sebelum Nabi dan Rasul diutus Allah tidak
ada kewajiban bagi manusia untuk terikat dengan hukum Allah. Maka manusia
dijamin tidak diberi siksa atas dosa yang dilakukan karena agama belum sampai
kepada mereka.
Ketika Rasul telah diutus untuk menyampaikan syariat kepada umat manusia maka
sejak saat itu manusia wajib mentaati syariat. Taat kepada syariat Allah. Oleh
karena itu manusia harus memiliki pendapat yang berbeda dengan hukum yang
dibawa Nabi dan Rasul. Tidak boleh membuat keputusan ataupun mengeluarkan
pendapat mendahului Rasulullah SAW.
Kelima, mencintai di atas sekalian Makhluk. Sebagaimana
sebuah hadits yang berbunyi “Tidak sempurna iman seseorang dari kalian sampai
diriku (Rasulullah SAW) lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh
manusia”. Sebenarnya membela Rasulullah termasuk bentuk rasa syukur terhadap
rahmat Allah SWT. Karena mencintai Nabi bagian dari keimanan manusia. Namun
jika kita mampu mencitai Nabi melebihi cinta kita kepada orang tua, istri,
suami dan anak kita.
Keenam bershalawat kepada nabi. Allah saja bersalawat kepada Nabi. Firman
Allah dalam surat Al Ahzab ayat 56 yang artinya “Sesungguhnya Allah dan para
Malaikat-Nya bersalawat untuk nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh
penghormatan kepadanya”. Pesan Beliau ketika bersalawat kepada Nabi menggunakan etika yang baik dan benar.
Ketujuh menghidup suburkan sunnah. Penyampai kultum menjelaskan sebuah sabda Rasulullah yang
artinya: ”Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku berarti ia telah mencintaiku.
Barang siapa yang mencintaiku maka kelak akan menemaniku di surga”. Begitu pula
firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 31 tersirat makna:”Katakanlah
(Muhammad),’Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku. Niscaya Allah mencintaimu
dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun, maha Penyayang.”
Beruntunglah
umat Muhammad yang istiqamah menjalankan sunnah-sunnahnya. Sebab pahala
menghidupkan sunah Nabi tidak hanya dijanjikan surga tapi mendapatkan cinta-Nya
Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar