Minggu, 10 Oktober 2021

Gagal Panen

 


Empat bulan yang lalu, warga desa Ngadirejo merasakan keberhasilan panen raya padi. Pada panen raya tersebut, rata-rata tiap 1.400 meter persegi dapat menghasilkan 20 karung padi basah. Jumlah tersebut masih dari sawah, belum dikeringkan. Ada yang mampu memperoleh hasil lebih dari itu. Kegembiraan warga ditandai dengan adanya kegiatan hajatan labuh. Tiap warga membawa tumpeng lengkap, antara lain nasi gurih, ayam, urap, serundeng. Hajatan labuh ini dilaksanakan di tepi area persawahan. Sebagai ungkapan rasa syukur pada Allah SWT.

Sedangkan panen padi bulan Oktober  tahun 2021, tergolong  kurang berhasil. Among tani merasakan kerugian yang cukup besar. Banyak warga yang tidak panen sama sekali. Ada yang masih beruntung tiap 1.400 meter persegi mendapat 2 karung padi basah. Ada pula yang rajin menyemprot obat hama, bisa mendapat 10-18 karung. Karena padi mereka dihabiskan oleh hama. Akibatnya batang padi dan daun padi berwarna kecoklatan. Sedangkan biji padi telah dimangsa hama. Jika dalam beberapa petak habis dimangsa hama, petani menyebutnya dengan istilah lahan yang terbakar. Karena semua nyaris berwarna coklat kering. Bahkan ada yang habis tinggal batang bagian bawah.

Sebetulnya kelompok tani telah mengadakan penyemprotan hama secara masal. Namun karena penyemprotan dilakukan agak terlambat, maka hasilnya tidak memuaskan. Dianggap terlambat karena ada beberapa sawah warga yang sudah ludes dimakan hama. Terutama bagi mereka yang benih padinya menggunakan hasil panen lalu. Yang mampu bertahan adalah sawah-sawah yang ditanami benih padi dari toko pertanian, misalnya inpari 32, inpara 4 dan lain-lain. Benih tersebut selain unggul juga lebih tahan hama.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar