Seorang pendidik yang memiliki kemampuan akademik tinggi, terkadang ketika menjelaskan sulit dipahami siswa. Menjelaskan sebuah konsep harus muter-muter terlebih dahulu. Ketika waktu tunggal 25 menit baru ke inti persoalan. Untuk itu kita perlu membahas kemampuan menjelaskan, karena kemampuan ini sangat dibutuhkan dalam berinteraksi dengan siswa. Secara etimologis kata “menjelaskan” bermakna membuat sesuatu menjadi jelas. Dalam kegiatan menjelaskan terkandung makna pengkajian informasi secara sitematis sehingga yang menerima penjelasan mempunyai gambaran yang jelas tentang hubungan informasi yang satu dengan yang lainnya. Menjelaskan berarti menyajikan informasi lisan yang diorganisasikan secara sistematis dengan tujuan menunjukkan hubungan. Pendidik menggunakan istilah menjelaskan untuk penyajian lisan didalam interaksi edukatif.
Dalam
kehidupan sehari-hari istilah menjelaskan diartikan sama dengan menceritakan.
Contoh: pendidik pertama menjelaskan pengalamannya pergi ke Jakarta, melewati jalan
tol yang sangat nyaman. Pada kesempatan berikutnya pendidik lain menjelaskan: kondisi
ekonomi masyarakat pada masa pandemi, pendapatan warga menurun, karena adanya pemberlakuan
pembatasan kegiatan masyarakat oleh pemerintah. Kedua pendidik tersebut
menggunakan istilah menjelaskan, tetapi mempunyai pengertian yang berbeda. Yang
pertama mempunyai pengertian melukiskan gambaran keadaan dan kondisi jalanan
sewaktu di Jakarta, sedang yang kedua mempunyai pengertian “ mengungkapkan dampak”
pandemi.
Kedua
istilah menjelaskan yang dipakai adalah merupakan informasi lisan yang diberikan
pendidik kepada siswanya. Pada penjelasan yang kedua, pendidik mengorganisasi
bahan pelajaran, sehingga siswa diberi sajian bahan pelajaran yang telah
direncanakan dan dikontrol sikuennya. Semua itu adalah merupakan ciri umum yang
penting untuk prosedur menjelaskan. Proses interaksi edukatif menuntut
keterlibatan kemampuan kognitif siswa untuk pemahaman. Karena itu tidak semua
cerita dapat disebut menjelaskan. Kedua pendidik di atas adalah menceritakan,
tetapi hanya pendidik yang kedua yang memiliki arti menjelaskan.
Pengertian
menjelaskan disini adalah pemberian informasi secara lisan yang diorganisasi
secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan sebab akibat, antara yang
sudah dialami dan yang belum dialami, antara generalisasi dengan konsep, antara
konsep dengan data, atau sebaliknya. Keberhasilan pendidik menjelaskan
ditentukan oleh tingkat pemahaman yang ditentukan siswa. Penyampaian informasi
yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan
ciri utama kegiatan menjelaskan.
Dalam
Taksonomi Bloom’s dari kategori proses kognitif yaitu mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan. Menjelaskan sendiri
terdapat pada kategori memahami pada tingkat yang ke tujuh Secara umum dapat
menangani materi dan masalah baru, ia dapat memilih teknik yang tepat untuk
digunakan baik bersifat fakta, prinsip dan prosedur. Hal itu, merupakan hasil
belajar dalam belajar dan dalam taksonomi Bloom, istilah ini disebut kemampuan
dan katerampilan intelektual. Seni atau keterampilan + pengetahuan = kemampuan.
Indikator
kemampuan menjelaskan di antaranya, memahami, mengartikan, memberikan beberapa contoh,
mengklasifikasi, menyimpulkan, menduga, dan membandingkan. Tujuan pemberian
penjelasan dalam pembelajaran adalah: 1) Membimbing siswa untuk dapat memahami
konsep, hukum, dalil, fakta, dan prinsip secara objektif dan bernalar 2)
Melibatkan siswa untuk berpikir dengan memacahkan masalah – masalah atau
pertanyaan. 3) Mendapatkan balikan dari siswa mengenai tingkat pemahamannya
dengan untuk mengatasi kesalahpahaman siswa. 4) Membimbing siswa untuk menghayati
dan mendapat proses penalaran dan menggunakan bukti-bukti dalam memecahkan
masalah.
Komponen-komponen dalam keterampilan menjelaskan (explaining skills) adalah sebagai berikut:Pertama, merencanakan kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang terancana. Pendidik sebelum melakukan kegiatan pembelajaran terlebih dahulu membuat perencanaan, baik itu berupa silabus maupun RPP. Dalam pelaksanaannya semua kegiatan tersebut memerlukan keterampilan menjelaskan dari seorang pendidik. Oleh karena itu, penjelasan yang dilakukan pendidik perlu direncanakan dengan baik, terutama yang berkaitan dengan isi materi dan aktivitas siswa itu sendiri. Yang berkenaan dengan isi materi meliputi analisis masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang berkaitan dengan penggunaan rumus, hukum, dalil, generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Mengenai yang berhubungan dengan siswa hendaknya diperhatikan perbedaan individual siswa baik itu usia, tugas perkembangan, jenis kelamin, kemampuan, inters, latar belakang sosial budaya, bakat, dan lingkungan belajar anak.
Kedua, penyajian suatu penjelasan. Penyajian
suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal
berikut ini: a) Kejelasan penjelasan, hendaknya diberikan dengan menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa. Kelancaran berbicara juga merupakan
hal yang penting dalam menjelaskan. Kebiasaan ucapan seperti ah, uh, em, ...,
atau memutarbalikkan kalimat atau penggunaan kalimat kira-kira, umumnya,
biasanya, seringkali, dan istilah istilah yang tidak dimengerti anak didik,
sebaiknya dihindari karena kan mengganggu perhatian anak didik. Kejelasan
bahasa juga harus secara eksplisit ditampakkan. Pemilihan istilah yang tepat dan
sesuai dengan kemampuan berpikir siswaadalah perlu.
Hal
yang harus dihindari dalam menjelaskan antara lain penggunaan: (1) Kata-kata
tambahan negatif, seperti tidak terlalu, tidak tenang, tidak sering (2) Kata
ragu-ragu, misalnya kurang lebih, hampir semua, jenis ini, kira-kira, hampir
(3) Jumlah yang tidak pasti, misalnya seonggak, beberapa, sejumlah, segerombol,
kira-kira (4) Kelompok barang, misalnya jenis, aspek-aspek, faktor-faktor,
barang-barang. (5) Kemungkinan, seperti tidak begitu perlu, kadang-kadang,
sering-sering, itu mungkin (6) Petunjuk yang meragukan(mempunyai arti lebih
dari satu), semuanya ini, barang-barang itu, jenis barang-barang itu. (7) Asal
saja, misalnya mereka bilang demikian, membuat cerita panjang pendek,
bagaimanapun
Penggunaan
contoh dan ilustrasi harus spesifik, jelas, dan konkret. Temukan contoh situasi
yang tepat dan cocok yang bervariasi baik yang dikerjakan oleh pendidik ataupun
yang diminta anak didik, membuat penjelasan lebih menarik dan lebih efektif.
Suatu pola atau proses di mana contoh dihubungkan dengangeneralisasi merupakan
bagian yang penting pada efektivitas penjelasan. Memberikan penjelasan
sebaiknya menggunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat
ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Pemberian
penekanan/penguatan adalah keterampilan penyajian yang meminta perhatian siswa terhadap
informasi yang esensial atau penting. Dengan kata lain, untuk membantu belajar siswa
memusatkan perhatian secara jelas pada bagian-bagian yang fundamental dari
suatu masalah dan pada waktu yang bersamaan dapat mengurangi bagian-bagian yang
kurang penting atau mengganggu. Dalam memberikan pendidik harus memusatkan
perhatian siswa kepada masalah atau topik utama dan mengurangi informasi yang
tidak terlalu penting.
Cara
memberi penekanan dapat dilakukan dengan: (1) Memberi variasi dalam gaya
mengajar pendidik. Misalnya, dengan suara yang bervariasi, dengan gerakan
anggota badan atau dengan menggunakan media dan bahan pelajaran. (2)
Menstruktur bahan pelajaran, misalnya dengan memberi ikhtisar dan ulangan,
dengan menyusun kembali kata-kata respon anak didik, dan dengan memberi isyarat.
Penekanan dalam menjelaskan dapat dilakukan dengan ucapan langsung dalam bentuk:
(a) Kata-kata: pertama, kedua, dasar, esensial, kritis, fundamental, dll (b)
Ungkapan: yang nomor satu, kita mulai dengan, lain kita kembali, ini adalah
yang perlu diketahui, jangan lupa ini, dll. Penekanan dengan menggunakan ucapan
verbal akan lebih baik bila dikombinasikan dengan variasi suara. d) Penggunaan
Balikan Menjelaskan yang dikaitkan dengan keinginan atau kesenangan akan dapat
menarik perhatian anak didik, dan dapat memberi sumbangan pikiran kepada siswalainnya
untuk membentuk generalisasi. Pendidik hendaknya memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menunjukkan pemahaman, keraguan, atau ketidak mengertian siswa
ketika penjelasan itu diberikan.
Faktor
– faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi 2 golongan, yaitu
: 1.Faktor Internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam siswa, yang
mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan,
minat, dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar,
serta kondisi fisik dan kesehatan. 2. Faktor Eksternal yang berasal dari luar
diri peserta didikyang mempengaruhi hasil belajar yaitu, keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga
yaang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami-istri, perhatian orang
tua yang kurang terhadap anaknya, serta keebiasaan sehari-hari berperilaku yang
kurang baik dari orang tua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil
belajar peserta didik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar