Senin, 13 Desember 2021

Bak Debu yang Melekat

 

Dalam sebuah rapat Pengawas Madrasah menyampaikan bahwa tugas guru sejatinya tidak mudah. Guru yang baik adalah guru yang tidak gemar membicarakan kelemahan peserta didiknya. Namun guru yang mampu mengembangkan  kelemahan peserta didik menjadi  kehebatan. Guru yang baik adalah pendidik yang  mengajak peserta didik betah belajar di sekolah, membuat orang tua  merasa nyaman menitipkan putra-putrinya di sekolah kita. Selanjutnya dipaparkan dalam kehidupan milenial sekarang ini kecerdasan dan kepintaran tidaklah cukup untuk mengembangkan kewibawaan seorang guru. Kecerdasan EQ, bersikap santun, berperilaku baik, pembawaan diri yang baik pula, sangat dibutuhkan dalam melengkapi kiprahnya dalam menekuni dunia pendidikan. Seorang guru yang hanya mengandalkan kepintaran dan kecerdasan  saja tanpa memperhatikan  etika, maka orang tersebut akan gagal.

Meskipun demikian guru juga tetap manusia biasa yang tidak sempurna. Dalam ketidak sempurnaan itu, guru sebagai pendidik dituntut untuk berkarakter sempurna. Seorang guru tidak boleh memahami peserta didik  hanya dari satu sisi saja. Bila perlu guru harus melakukan home visit untuk mengetahui permasalahan yang dialami peserta didik. Karena seorang guru diharapkan mau dan mampu memahami perkembangan anak (fisik dan psikologi) dengan baik. Seorang guru hendaknya mampu memahami lingkungan tempat peserta didik melalui tumbuh kembangnya. Jadi guru harus memahami dinamika peserta didik.

Seorang guru ketika mengajar dalam kelas tidak mungkin melalui hari-harinya tanpa rintangan. Pasti menemukan banyak permasalahan. Tidak semua peserta didik pintar, ada yang diberi contoh berkali-kali juga belum paham. Peserta didik yang jarang masuk karena sakit-sakitan. Sehingga harus melakukan bimbingan khusus mengejar ketertinggalannya. Peserta didik yang gemar memukul temannya. Peserta didik yang suka membuat gaduh dalam kelas. Ada pula yang sering kesurupan, memukul temannya tanpa belas kasihan. Sehingga muncul amarah, kecewa, sedih, menyesal, putus asa, jenuh, meyerah. Rasa tersebut layaknya debu dalam proses mendidik siswa yang sering melekat  pada diri seorang guru. Guru yang memang manusia biasa yang jauh dari kesempurnaan.Semoga diberi kekuatan dan kesehatan.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar