Minggu, 04 Juli 2021

Tidak Menyangka Lulus

 


Setelah selesai menyiapkan sarapan pagi, segera menuju sekolah. Berangkat dari rumah pukul 06.45. Sampai di sekolah sudah banyak guru yang datang dan bersiap untuk berangkat ke Masjid Baitul Muttaqin, untuk mengikuti tashih Alquran. Pukul 07.15 rombongan berangkat menuju Tulungagung. Sebagian guru naik mobil yang lainnya naik sepeda motor. Mobil melaju cukup kencang, sampai POM Gondang berhenti untuk mengisi bensin. Setelah itu melaju menuju Boyolangu. Sampai di depan pasar burung belok kiri menuju Masjid Baitul Muttaqin. Sesampai di sana sudah banyak ustadz-ustadzah yang akan mengikuti tashih. Rombongan kami disambut Ustadz Khairi. Setelah berbincang-bincang dengan Ustadz Khairi, para guru masuk masjid. Kemudian menulis daftar hadir dan mengisi formulir.



Saya duduk dideretan meja satu, sesuai dengan jadwal yang ditulis digroup tashih. Semua guru antusias menunggu giliran. Nampak mereka membaca buku ghorib dan jilid 6, sambil menunggu giliran ditashih. Karena terburu-buru brangkat saya lupa membawa buku jilid maupun buku ghorib. Akhirnya hanya berdoa saja sepanjang menunggu agar ketika membaca Alquran dilancarkan dan tidak grogi. Ketika kurang 2 guru yang berada di depan, saya justru dipanggil ke meja 3. Ternyata oleh temanku formulirku ditumpuk di meja 3. Meja 3 yang mentashih seorang ustadzah muda. Di depan saya, sudah dibuka Alquran. Terlihat bacaan Alquran sepertinya juz di atas 10. Entahlah juz berapa, tidak sempat melihat dengan detail.

Ustadzah meminta saya membaca ayat 31, satu lembar lebih sedikit. Setelah membaca Alquran, saya di minta membaca lembaran yang isinya sama dengan materi ghorib. Yakni surat Al Kahfi ayat 38 sampai 39,  tentang bacaan Laakinnaa, Na-nya harus dibaca pendek Laakinna. Selain itu juga diminta membaca  surat Al Anqoff ayat 4 Juz 26. Bacaan yang harus dipahami ayat 4 adalah tertulis Fissamaawaat-iituunii, jika dibaca washol menjadi Fissamaawaati’tuunii. Juga diminta membaca surat Yusuf  ayat 11 juz 12 tentang bacaan Isymam. Bacaan isymam artinya  bibir mecucu/monyong di tengah-tengah dengung sebagai isyarat bunyi dlommah. Hal ini pada bacaan laata’mannaa, seakan menjadi laata’manuna.



Setelah selesai Beliau menjelaskan beberapa kelemahan saya, terkait kelemahan dalam melafalkan qolqolah dan fawatihus suwar (cara membaca huruf-huruf, kata atau kalimat dalam permulaan surat-surat Alquran). Setelah itu saya keluar dengan membawa formulir yang disitu akan diterakan lulus atau tidak. Ternyata saya lulus dengan catatan untuk memperbaiki bacaan qolqolah. Tidak menyangka kalau saya bisa lulus. Mengaji dihadapan ustadzah yang memiliki pendengaran yang sangat kuat, teliti dan cermat. Padahal tadi malam saya sudah menyerah, artinya tawakal pada Allah. Bilamana tidak lulus saya harus lebih memperbaiki cara membaca Alquran dengan benar. Hampir seminggu saya mempelajari materi yang akan ditashihkan dengan tidak kenal lelah. Mungkin Allah menjawab semua usaha saya. Terimakasih ya Allah atas semua nikmat-Mu hari ini.

2 komentar:

  1. Masya'Allah. Cerita inspiratif. Selamat ya Bu.😊
    Barakallahufiik...

    Mujahadah itu pahit, karena surga itu manis.

    Salam Literasi

    BalasHapus
  2. Terimakasih motivasinya dan kunjungannya. Apa yang panjenengan tulis benar adanya.

    BalasHapus