Hal yang paling menyenangkan diajak diskusi
teman-teman yang sedang PLPG virtual. Kemarin Ibu Zulva mengajak diskusi
tentang instrument AKM. Hari ini diajak diskusi Pak Ainun Kurniansyah tentang RPP
yang di dalamnya terdapat pembelajaran
HOTS, 4C/6C, literasi, TPACK, Kecakapan abad 21. Beliau juga meminta contoh RPP
yang paling bagus. RPP daring, luring dan blended learning. Saya sedikit
garuk-garuk kepala. Otak saya mencoba mengingat pembelajaran abad XXI.
Karakteristik pembelajaran abad XXI antara lain: pembelajaran berpusat pada
siswa, mekanisme pembelajaran harus memungkinkan terjadinya komunikasi multiarah
dengan menggunakan berbagai media dan sumber. Guru harus mampu mendorong siswa
untuk aktif mengajukan pertanyaan, melakukan penyelidikan, serta mampu menuangkan
gagasannya dalam bentuk teks tulis, lisan, maupun unjuk kerja. Kegiatan
pembelajaran harus dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dituntut untuk
selalu belajar berkolaborasi, sebagai bagian dari penanaman dan pembiasaan
kecakapan abad XXI. Semua kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum
2013, KI-1, KI-2, KI-3 dan KI-4 harus ditanamkan agar siswa mampu mencapai
kompetensi secara utuh.
Selain
ciri di atas pembelajaran abad XXI juga
ditandai adanya pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan karakteristik
dan perbedaan individual siswa. Maka ketika merencanakan pembelajaran harus
menyiapkan materi untuk pembelajaran remedial dan pengayaan. Guru juga harus
mampu membimbing siswa menemukan hubungan/keterkaitan antar materi
pembelajaran. Akan lebih menarik jika guru mampu membimbing siswa mampu
mengaitkan materi pelajaran dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari
(kontekstual). Guru juga diharapkan mampu melaksanakan pembelajaran yang
mengacu pada 4 ketrampilan inovasi (4C) yang mencakup creativity (kreativitas),
collaboration (bekerja sama), communication (komunikasi),
critical thinking (berfikir kritis). Bahkan sekarang, menteri Nadim
Makarim menghimbau guru melaksanakan pembelajaran inovasi dengan 6C.
Ketrampilan tersebut antara lain creativity, collaboration, communication,
critical thinking, compassion (kasih sayang) dan computational logic (logika
komputasi).
Sedangkan
untuk pembelajaran HOTS masih segar diingatan kita, pembelajaran ini mengacu
pada cara berfikir tingkat tingkat tinggi. Para pemateri diklat pendidikan
sering memaparkan bahwa pembelajaran HOTS akan terlaksana jika guru memilih
model-model pembelajaran berfikir tingkat tinggi. Model tersebut antara lain discovery learning (model pembelajaran
penyelidikan terbimbing), inquiry
learning (model pembelajaran penemuan), problem
based learning/PBL (model pembelajaran berbasis masalah), project based learning/PjBL (model
pembelajaran berbasis projek).
Penerapan pembelajaran
berbasis literasi memiliki tujuan: (1) membangun pemahaman peserta didik, (2) keterampilan
menulis, (3) keterampilan komunikasi secara menyeluruh. Tiga hal ini akan
bermuara pada pengembangan karakter dan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Sedangkan
karakteristik pembelajaran yang menerapkan strategi literasi antara lain:(1)Pemantauan
pemahaman teks (siswa merekam pemahamannya sebelum, ketika, dan setelah membaca),
(2) Penggunaan berbagai moda selama pembelajaran (literasi multimoda), (3)
Instruksi yang jelas dan
eksplisit, (4) Pemanfaatan alat bantu seperti pengatur grafis dan daftar cek, (5)
Respon terhadap berbagai jenis pertanyaan, (6) Membuat pertanyaan (mengajak
berpikir dari data), (7)Analisis, sintesis, dan evaluasi teks (berpikir tingkat tinggi), (8)Meringkas
isi teks.
Informasi baru yang masih
hari ini saya dengar adalah Technological Pedagogical Content Knowledge
(TPACK). Para guru harus secara menyeluruh menguasai Pedagogical Knowledge (PK),Technological Pedagogical Knowledge (TPK),
Pedagogical Content Knowledge (PCK), Technological Content Knowledge (TCK), Content Knowledge (CK), Technological Knowledge (TK). Pertama,
Pedagogical Knowledge (PK), merupakan penguasaan guru yang
mendalam mengenai proses dan praktik pembelajaran/teaching and learning atau proses pendidikan secara umum termasuk
nilai dan norma. Kedua Technological
Pedagogical Knowledge (TPK), merupakan
penguasaan guru tentang cara-cara berfikir dan bekerja menggunakan teknologi
dengan menerapkan tool dan sumber teknologi untuk pembelajaran. Ketiga, Pedagogical Content Knowledge (PCK), merupakan penguasaan
guru terhadap kurikulum pedagogi (pembelajaran, strategi, metode, asesmen0 dan
saling keterkaitan keduanya untuk menghasilkan proses pembelajaran yang optimal
Keempat, Technological Content Knowledge (TCK), merupakan
penguasaan
guru tentang bagaimana teknologi berpengaruh
terhadap konten/materi dikemas dan disampaikan kepada peserta didik. Kelima, Content Knowledge (CK), merupakan
Penguasaan
guru yang mendalam terhadap mata pelajara yang akan dibahas dengan peserta
didik. Keenam, Technological
Knowledge (TK), merupakan penguasaan guru tentang cara-cara baru
berfikir dan bekerja menggunakan teknologi. Untuk Technological Pedagogical Content
Knowledge (TPACK) merupakan pengetahuan tentang cara memfasiltasi
pembelajaran bagi para guru (peserta pelatihan) dari konten tertentu melalui
pendekatan pedagogic dan teknologi.
Benar-benar bergizi Bu Mus, semoga laskar pelangi baru muncul lagi hehe
BalasHapusTerimakasih atas kunjungan Mas Woks. Semoga ini menjadi motivasi saya untuk menulis yang lebih baik.
BalasHapus