Harapan Terkait Menulis Buku
Sebagai
seorang guru memiliki harapan, anak saya dapat menulis buku mandiri. Murid-murid
bisa berkolaborasi membuat buku antologi. Teman-teman sejawat di MIM Kamulan dan para
guru ASN di kecamatan Durenan dapat membuat buku mandiri. Para guru ASN di
kecamatan Durenanlah yang mengajakku mengikuti diklat literasi yang dipandu
Doktor Naim. Namun mereka belum berkenan membuat buku. Semoga tahun depan ada
yang berani membuat buku, meskipun hanya buku antologi. Sebenarnya ketika ada
lomba artikel tingkat kecamatan Durenan, oleh pengawas akan dibukukan menjadi
sebuah antologi. Namun sampai sekarang belum terealisasi.
Secara pribadi harapan yang terpendam adalah semoga saya konsisten menulis setiap hari. Tidak menjadikan kesibukan sebagai alasan jarang menulis. Berharap semakin hari tulisan semakin rapi dan bermanfaat bagi orang lain. Semoga hati/niat tergerak untuk gemar membaca, menulis, mengedit tulisan sebelum diposting ke blog pribadi. Kelemahan saya jarang membaca dan enggan mengedit tulisan berkali-kali. Meskipun para penulis senior selalu mengingatkan agar penulis mengecek tulisan sebelum diposting. Agar tulisan mudah dibaca oleh orang lain. Kadang terbersit dalam benak saya, tulisan teman-teman di group SPK Tulungagung begitu indah, mengalir dan enak dibaca. Caranya bagaimana ya?
Target dalam Menulis Buku
Sedangkan
ke depan mimpi saya, dapat menulis buku tiap semesternya. Maksudnya setiap enam
bulan sekali dapat menulis buku. Buku tentang pendidikan maupun tentang
motivasi hidup. Selain itu juga ingin membuat sebuah jurnal pendidikan. Semula
tujuan saya menulis hanya untuk mengembangkan hobi saja. Kemudian mencobanya untuk
kenaikan tingkat. Karena sebagai seorang guru, saya memiliki tiga tugas. Tugas
tersebut antara lain: tugas utama kegiatan pembelajaran dan bimbingan, tugas Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB), kegiatan penunjang tugas guru. Ketiga tugas
ini erat kaitannya dengan menulis. Secara rinci akan saya paparkan bahwa
rutinitas guru selalu berhubungan dengan menulis.
Pertama,
tugas utama kegiatan pembelajaran dan
bimbingan. Tugas ini meskipun rumit, namun guru sudah terbiasa melakukannya.
Seperti kegiatan: (1)Menyusun kurikulum, (2) Menyusun silabus, (3) Membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/RPP, (4)Kegiatan Belajar Mengajar/KBM, (5) Menyusun
instrumen penilaian dan evaluasi, (6) Mengevaluasi hasil pembelajaran dan
bimbingan, (7) Menganalisa hasil evaluasi pembelajaran, (8) Melakukan kegiatan
perbaikan dan pengayaan hasil evaluasi pembelajaran, (9) Melakukan bimbingan
khusus bidang yang diampu. Kegiatan utama ini erat hubungannya dengan kegiatan menulis. Misalnya ketika menyusun
kurikulum normal yang digabung dengan kurikulum darurat. Membutuhkan kemampuan
menulis layaknya menulis karya ilmiah yang akan dikoreksi oleh pengawas
madrasah dan kasi pendma. Namun karena sudah terbiasa setiap tahunnya, maka para guru tidak banyak
mengalami kendala. Yang rumit adalah tugas guru yang kedua, yang akan saya
paparkan di bawah ini.
Kedua, tugas
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Tugas kedua ini
dianggap rumit oleh guru karena membutuhkan kepiawaian dalam menulis. Yang diklasifikasikan dalam tugas tersebut
adalah: (a) Kegiatan Pengembangan diri, (b) Publikasi Ilmiah, (c) Karya Inovatif. Dalam
pengembangan diri guru harus rajin mengikuti kegiatan diklat fungsional guru
dan melaksanakan kegiatan kolektif guru.
Setiap guru mengikuti diklat, bimtek maupun workshop guru harus menyusun
laporan berupa resum materi dari kegiatan diklat fungsional yang telah diikuti.
Begitu pula dalam melaksanakan kegiatan kolektif guru, harus ada laporan secara
tertulis kegiatan yang telah dilakukan di KKG kecamatan. Sejatinya jika resum
diklat/ bimtek/workshop diposting diblog dan jika sudah terkumpul disatukan.
Tentunya akan tersusun menjadi buku yang dapat diterbitkan. Terlebih lagi dalam
melaksanakan publikasi ilmiah berupa melaksanakan kegiatan penelitian
pendidikan sesuai bidang tugas berupa melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas/PTK,
menyusun makalah pendidikan, dan membuat modul pembelajaran. Jika guru mau
bersusah payah menulis tentunya akan meringankan beaya yang dikeluarkan.
Subhanallah...
BalasHapusTerimkasih telah berkunjung. Dangu mboten pinanggih?
BalasHapus