Doktor Ngainun Naim. Jika
mengingat kembali pengalaman menulis buku mandiri, tentunya saya harus
berterima kasih pada Beliau. Beliau yang memberi motivasi untuk
belajar menulis, dengan kata penyemangat menulis itu mudah. Maka saya
menerapkannya dengan tekun. Juga berterima kasih kepada ketua Pokjawas dan
pengurus Al- Kayyis. Pak Yuman dan Pak Khairi mengajak bergabung menulis jurnal
pendidikan bersama para pengawas dan penulis senior. Tentunya ini suatu peluang
untuk belajar. Buku mandiri pertama saya berjudul ‘Geramm di
Madrasahku’. Buku ini saya buat setelah mengikuti diklat menulis bersama Doktor
Ngainun Naim. Buku sederhana menceritakan penerapan program ‘Gerakan Ayo
Membangun Madrasah’, akronimnya GERAMM. Yang membuat penasaran dari program ini
adalah ketika ada monitoring dan evaluasi BOS di kecamatan Durenan. Semua
kepala madrasah (8 kamad) dan 8 bendahara yang ditanya ulang oleh Kepala
Kemenag Trenggalek tidak bisa menjawab. Beliau menanyakan jenis-jenis program
GERAMM juga banyak yang belum paham.
Untuk
itu saya mengumpulkan informasi yang terkait dengan program GERAMM. Informasi
yang saya kumpulkan dari hasil pembinaan pengawas madrasah pada rapat rutin
ASN. Juga dari teman-teman luar kabupaten Trenggalek, yang telah menerima
informasi GERAMM lebih lengkap. Selain saya tulis informasi tersebut juga
sedikit demi sedikit dipraktikkan pada kelas 6 MIM Kamulan. Dengan cara membaca
15 pada awal pelajaran, mengaktifkan madding di kelas 6, membuat perpustakaan
kelas, membuat sudut baca dan lomba menulis siswa dan guru. Setelah diterbitkan,
buku tersebut dapat saya gunakan untuk melengkapi berkas kenaikan tingkat ke
III/d dan berhasil.
Pada kesempatan
tertentu Doktor Naim juga memotivasi saya untuk bergabung dengan group menulis
PGRI. Beliau memberi link agar bisa bergabung dengan group tersebut. Ternyata
saya bergabung dengan group menulis 14. Banyak ilmu yang diperoleh di
group tersebut. Bisa bertemu dengan Om Jay dan Bu Kanjeng. Mendapat motivasi
cara menulis bagi para pemula. Dengan tekun setiap malam mengikuti kelas
menulis via Whatsapps. Setelah kuliah malam selesai materi saya rangkum.
Kemudian saya gabungkan menjadi satu, sehingga terkumpul lebih dari 100 lembar.
Merasakan kesejukan karakter Bu Kanjeng, saya mencoba minta bantuan agar Beliau
berkenan membantu menerbitkan buku. Beliau bersedia bahkan berkenan memintakan Om
Jay agar memberikan kata pengantar. Jadilah buku mandiri kedua dengan judul TEKNIK MENULIS ASYIK MENARIK DAN
AKADEMIK.
Dari group menulis 14 mendapat motivasi ‘menulislah setiap
hari dan buktikan apa yang terjadi’. Doktor Naim kala itu menyarankan untuk
membuat blog. Mulailah autodidak membuat blog sederhana. Agar bisa menulis
setiap hari. Ketika menemui kebuntuan atau melihat tulisan teman-teman di group
rapi, maka mencoba bertanya pada Doktor Naim. Terkadang Beliau memberi solusi
kadang pula menyarankan agar diotak-atik sendiri. Semula rajin menulis setiap
hari, namun setelah tugas banyak dan lemburan menumpuk. Maka terpaksa satu
minggu tidak menulis sama sekali. Terutama ketika ada kegiatan Bimtek yang
dilanjutkan diseminasi. Kadang juga kegiatan menulis setiap hari terhambat jika harus mempersiapkan perangkat untuk visitasi pengawas maupun menyiapkan pembimbingan KSM online. Saya masih sulit membagi waktu. Waktu terserap untuk belajar, membuat laporan dan menyiapkan
materi diseminasi. Dengan membuat blog hasilnya banyak tulisan yang tersusun.
Sehingga dapat membuat buku mandiri ketiga yang berjudul “Dinamika Pembelajaran
di Masa Pandemi”. Yang menggembirakan pernah mengirim tulisan di link guru penggerak. Namun karena belum bisa membagi waktu sehingga kini jarang memostingnya di sana.
Besok akan saya tuliskan harapan dan target saya dalam
menulis buku. Sesungguhnya saya benar-benar merasa masih pemula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar