Senin, 05 Juli 2021

Pengalaman Menulis Buku Mandiri

 

Doktor Ngainun Naim. Jika mengingat kembali pengalaman menulis buku mandiri, tentunya saya harus berterima kasih pada Beliau. Beliau yang memberi motivasi untuk belajar menulis, dengan kata penyemangat menulis itu mudah. Maka saya menerapkannya dengan tekun. Juga berterima kasih kepada ketua Pokjawas dan pengurus Al- Kayyis. Pak Yuman dan Pak Khairi mengajak bergabung menulis jurnal pendidikan bersama para pengawas dan penulis senior. Tentunya ini suatu peluang untuk belajar. Buku mandiri pertama saya berjudul ‘Geramm di Madrasahku’. Buku ini saya buat setelah mengikuti diklat menulis bersama Doktor Ngainun Naim. Buku sederhana menceritakan penerapan program ‘Gerakan Ayo Membangun Madrasah’, akronimnya GERAMM. Yang membuat penasaran dari program ini adalah ketika ada monitoring dan evaluasi BOS di kecamatan Durenan. Semua kepala madrasah (8 kamad) dan 8 bendahara yang ditanya ulang oleh Kepala Kemenag Trenggalek tidak bisa menjawab. Beliau menanyakan jenis-jenis program GERAMM juga banyak yang belum paham.

Untuk itu saya mengumpulkan informasi yang terkait dengan program GERAMM. Informasi yang saya kumpulkan dari hasil pembinaan pengawas madrasah pada rapat rutin ASN. Juga dari teman-teman luar kabupaten Trenggalek, yang telah menerima informasi GERAMM lebih lengkap. Selain saya tulis informasi tersebut juga sedikit demi sedikit dipraktikkan pada kelas 6 MIM Kamulan. Dengan cara membaca 15 pada awal pelajaran, mengaktifkan madding di kelas 6, membuat perpustakaan kelas, membuat sudut baca dan lomba menulis siswa dan guru. Setelah diterbitkan, buku tersebut dapat saya gunakan untuk melengkapi berkas kenaikan tingkat ke III/d dan berhasil.

Pada kesempatan tertentu Doktor Naim juga memotivasi saya untuk bergabung dengan group menulis PGRI. Beliau memberi link agar bisa bergabung dengan group tersebut. Ternyata saya  bergabung dengan group menulis 14. Banyak ilmu yang diperoleh di group tersebut. Bisa bertemu dengan Om Jay dan Bu Kanjeng. Mendapat motivasi cara menulis bagi para pemula. Dengan tekun setiap malam mengikuti kelas menulis via Whatsapps. Setelah kuliah malam selesai materi saya rangkum. Kemudian saya gabungkan menjadi satu, sehingga terkumpul lebih dari 100 lembar. Merasakan kesejukan karakter Bu Kanjeng, saya mencoba minta bantuan agar Beliau berkenan membantu menerbitkan buku. Beliau bersedia bahkan berkenan memintakan Om Jay agar memberikan kata pengantar. Jadilah buku mandiri kedua dengan judul TEKNIK MENULIS ASYIK MENARIK DAN AKADEMIK.

Dari group menulis 14 mendapat motivasi ‘menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi’. Doktor Naim kala itu menyarankan untuk membuat blog. Mulailah autodidak membuat blog sederhana. Agar bisa menulis setiap hari. Ketika menemui kebuntuan atau melihat tulisan teman-teman di group rapi, maka mencoba bertanya pada Doktor Naim. Terkadang Beliau memberi solusi kadang pula menyarankan agar diotak-atik sendiri. Semula rajin menulis setiap hari, namun setelah tugas banyak dan lemburan menumpuk. Maka terpaksa satu minggu tidak menulis sama sekali. Terutama ketika ada kegiatan Bimtek yang dilanjutkan diseminasi. Kadang juga kegiatan menulis setiap hari terhambat jika harus mempersiapkan perangkat untuk visitasi pengawas maupun menyiapkan pembimbingan KSM online. Saya masih sulit membagi waktu. Waktu terserap untuk belajar, membuat laporan dan menyiapkan materi diseminasi. Dengan membuat blog hasilnya banyak tulisan yang tersusun. Sehingga dapat membuat buku mandiri ketiga yang berjudul “Dinamika Pembelajaran di Masa Pandemi”. Yang menggembirakan pernah mengirim tulisan di link guru penggerak. Namun karena belum bisa membagi waktu sehingga kini jarang memostingnya di sana.

Besok akan saya tuliskan harapan dan target saya dalam menulis buku. Sesungguhnya saya benar-benar merasa masih pemula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar