Kemarin
tetangga mengadakan hajatan pernikahan putrinya. Biasanya sore hari menjelang
hari pernikahan, ibu-ibu sudah berkumpul untuk menyiapkan hidangan untuk acara
temu pengantin. Namun saya masih di rumah, menghindari kerumunan. Dengan
pertimbangan saudaranya sangat banyak. Bisa dikatakan satu dusun masih ada
ikatan persaudaraan. Sehingga yang membantu persiapan pesta sudah cukup banyak. Maka keesokan harinya datang untuk membantu tuan
rumah. Karena di desa ini banyak sekali warga yang positif covid-19, bukan
hanya satu dua orang. Dalam satu rumah ada yang 3 sampai dengan 4 orang. Cukup
miris mendengar kisah pilu mereka.
Pagi itu segera datang membantu tuan rumah mempersiapkan acara temu pengantin. Persiapan
temu pengantin ini, sesuai protokol kesehatan covid-19. Tepat ketika pengiring
pengantin datang, petugas dari kepolisian dan koramil datang melihat persiapan.
Beliau membagikan masker kepada pengiring pengantin. Masuk pula ke dalam rumah
memperingatkan para ibu-ibu yang tidak jaga jarak. Petugas kepolisian
menjelaskan bahwa pada tanggal 21 Januari 2021 ada 43 warga Trenggalek yang
mengadakan hajatan pernikahan. Diharapkan mereka mematuhi protokol kesehatan
agar tidak ada penambahan jumlah pasien positif akibat pelaksanaan hajatan.
Pengiring
pengantin pria tidak diperkenankan makan di tempat. Jamuan makan ditiadakan. Semua pengiring temanten mendapat tas yang
isinya satu mangkok nasi, lauk pada mika, souvenir, satu kotak kue dan 1 botol
teh pucuk harum. Acara dibuat ringkas, bacaan ayat suci Alquran, sambutan dan
doa penutup. Setelah selesai langsung foto bersama dan langsung pulang. Sedangkan
tamu undangan dari lingkungan sekitarpun hanya datang, masukkan amplop,
mendapat nasi kotak dan 2 potong kue. Duduk sebentar lalu beranjak pulang.
Setelah
acara temu pengantin selesai saya langsung pulang. Biasanya kembali ke pesta
sampai malam hari ketika tamu undangan sepi. Kemarin langsung istirahat agar imun kembali
membaik. Karena banyaknya warga yang terpapar corona, kemarin ada
rapit test khusus untuk para lansia di balai desa. Kondisi lingkungan makin
mencekam, pasar desa yang semula ramai kini sepi pembeli. Salah satu warung
murah di Desa kedunglurah yang biasanya menjual sayur dan lauk murah ditutup
karena ada pelayannya yang terpapar corona. Suatu kondisi yang berat dan kita
harus tetap tawakal. Hanya pasrah pada Allah semoga pendemi ini segera
berakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar