Ketika
harus memperbaiki taman toga desa, merupakan hal yang cukup menyulitkan. Karena
taman toga yang dulu penuh dengan tanaman obat kini menjadi tempat sampah. Dan
sampahnya tidak dipisahkan antara sampah organik dan sampah anorganik. Yang lebih menyedihkan lagi sampah yang menyatu antara organik dan anorganik langsung dibakar.
Sehingga tanaman toga yang berkembangbiak dengan rizhoma seperti lengkuas,
kunyit, temu kunci, temulawak, temupoh, kapulaga, temu hitam dan lain-lain
tidak bisa bertunas. Padahal pada musim penghujan biasanya tunas tanaman
berizhoma akan tumbuh dengan sendirinya.
Menghadapi kondisi seperti ini tidak boleh kecewa atau marah. Kekecewaan dan
kemarahan akan menurunkan imunitas. Sehingga mudah terpapar covid-19.
Yang
layak dilakukan adalah menanam kembali tanaman obat keluarga (toga) dengan cara
menanam di pot plastik. Sebaiknya tidak segera di bawa ke taman toga desa yang sudah
menjadi tempat sampah. Pot yang sudah berisi tanaman dirawat di rumah. Setiap
minggu harus menambah jenis tanaman toga. Di taman toga desa tinggal kunyit
beberapa batang dan mengkudu. Kini saya mencoba merintis kembali dari awal.
Masih beberapa jenis tanaman obat yang berhasil saya koleksi seperti
daun dewa (Gynura divaricate), temu
hitam (Curcuma aeruginosa Roxb),
kunyit (Curcuma longa), kunyit putih
(Curcuma Zedoaria), lengkuas (Alpinia galanga), lengkuas merah (Alpinia purpurata), jahe (Zingiber officinale var. amarum), jahe
merah (Zingiber officinale var. rubrum),
kecur (Kaempferia galanga), temu
kunci (Boesenbergia pandurata), ginseng
jawa (Talinum paniculatum), kapulaga
(Amomum compactum), dan lidah buaya (Aloe vera). Hanya 12 jenis tanaman obat
keluarga, semoga tiap minggunya bisa menemukan lagi.
Daun
dewa ini saya tanam sejak lama, jadi ketika di taman toga punah di rumah masih
memilikinya. Banyak sekali manfaat daun dewa ini, daun dewa bisa digunakan untuk
obat stroke, rematik, diabetes, jantung, hipertensi, kanker dan pembengkakan
payudara. Sedangkan untuk temu hitam ini saya beli rimpangnya yang telah
bertunas di pasar basah Trenggalek. Penjual temu hitam ini memang khusus
memasarkan tanaman obat babakan (obat
dari tumbuhan yang dikeringkan) dan empon-empon
( tanaman yang berkembangbiak dengan rizhoma/akar tinggal). Manfaat temu
hitam ini adalah untuk mengeluarkan racun dalam tubuh, menyehatkan saluran
pencernaan, anti mikroba, mengobati batuk, asma dan menyehatkan kulit. Itulah
beberapa manfaat tanaman obat yang telah di wariskan oleh para sesepuh. Namun kita
harus bijak menggunakannya, agar tidak menimbulkan dampak lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar