Rabu, 13 Januari 2021

MERINTIS KEMBALI TOGA DESA

 

Ketika harus memperbaiki taman toga desa, merupakan hal yang cukup menyulitkan. Karena taman toga yang dulu penuh dengan tanaman obat kini menjadi tempat sampah. Dan sampahnya tidak dipisahkan antara sampah organik dan sampah anorganik. Yang lebih menyedihkan lagi sampah yang menyatu antara organik dan anorganik langsung dibakar. Sehingga tanaman toga yang berkembangbiak dengan rizhoma seperti lengkuas, kunyit, temu kunci, temulawak, temupoh, kapulaga, temu hitam dan lain-lain tidak bisa bertunas. Padahal pada musim penghujan biasanya tunas tanaman berizhoma  akan tumbuh dengan sendirinya. Menghadapi kondisi seperti ini tidak boleh kecewa atau marah. Kekecewaan dan kemarahan akan menurunkan imunitas. Sehingga mudah terpapar covid-19.

Yang layak dilakukan adalah menanam kembali tanaman obat keluarga (toga) dengan cara menanam di pot plastik. Sebaiknya tidak segera di bawa ke taman toga desa yang sudah menjadi tempat sampah. Pot yang sudah berisi tanaman dirawat di rumah. Setiap minggu harus menambah jenis tanaman toga. Di taman toga desa tinggal kunyit beberapa batang dan mengkudu. Kini saya mencoba merintis kembali dari awal. Masih beberapa  jenis tanaman obat  yang berhasil saya koleksi seperti daun dewa (Gynura divaricate), temu hitam (Curcuma aeruginosa Roxb), kunyit (Curcuma longa), kunyit putih (Curcuma Zedoaria), lengkuas (Alpinia galanga), lengkuas merah (Alpinia purpurata), jahe (Zingiber officinale var. amarum), jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum), kecur (Kaempferia galanga), temu kunci (Boesenbergia pandurata), ginseng jawa (Talinum paniculatum), kapulaga (Amomum compactum), dan lidah buaya (Aloe vera). Hanya 12 jenis tanaman obat keluarga, semoga tiap minggunya bisa menemukan lagi.

Daun dewa ini saya tanam sejak lama, jadi ketika di taman toga punah di rumah masih memilikinya. Banyak sekali manfaat daun dewa ini, daun dewa bisa digunakan untuk obat stroke, rematik, diabetes, jantung, hipertensi, kanker dan pembengkakan payudara. Sedangkan untuk temu hitam ini saya beli rimpangnya yang telah bertunas di pasar basah Trenggalek. Penjual temu hitam ini memang khusus memasarkan tanaman obat babakan (obat dari tumbuhan yang dikeringkan) dan empon-empon ( tanaman yang berkembangbiak dengan rizhoma/akar tinggal). Manfaat temu hitam ini adalah untuk mengeluarkan racun dalam tubuh, menyehatkan saluran pencernaan, anti mikroba, mengobati batuk, asma dan menyehatkan kulit. Itulah beberapa manfaat tanaman obat yang telah di wariskan oleh para sesepuh. Namun kita harus bijak menggunakannya, agar tidak menimbulkan dampak lainnya.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar