Ketika
media sosial dijadikan sebagai wahana
saling hujat dan meluapkan amarah. Maka yang muncul adalah permusuhan dan
kebencian yang tidak berujung. Padahal pada situasi pandemi seperti sekarang
ini akan sangat membantu jika kita posting kalimat kalimat yang memotivasi.
Agar imunitas kita semakin membaik. Hujatan yang saling bersambut nampaknya
berawal dari adanya orang yang merasa disakiti oleh orang lain. Merasa disakiti
dengan suatu sebab. Atau ditentang keinginannya/tujuannya, sehingga membuat
hatinya benci dan marah. Amarah dan
kebencian lama kelamaan akan mengendap menjadi kedengkian. Mendorongnya
mengunggah status sindiran dan berbalas. Menjadi tontonan ribuan orang di media
sosial.
Untuk
itu mencoba menasihati diri sendiri untuk tidak bergabung dalam komunitas hujat
menghujat di media sosial. Kebencian, kemarahan
dan kedengkian merupakan penyakit hati. Maka menata hati untuk berbaik
hati kepada siapapun yang telah menyakiti. Berusaha untuk empati terhadap orang
lain yang tertimpa musibah. Tidak mengharapkan lenyapnya nikmat yan diterima
orang lain. Selalu mencontoh orang – orang alim yang bersikap tawadhu’,
menampakkan kesenangan kepada orang yang telah Allah beri nikmat. Meneladani
para bapak/ibu guru yang selalu menghaluskan budi, menunjukkan simpati kepada
orang lain dan berusaha membalas kebaikan orang lain. Belajar dari para tokoh
masyarakat yang tidak memburu dan membeli kepemimpinan, tidak sombong, santun, dan tidak
berambisi memburu harta.
Meskipun
hal ini tidak mudah. Karena manusia selalu diselimuti kedengkian, prilaku ta’azzuz
(merasa keberatan jika orang
lain mengungguli). Seringkali muncul kesombongan, meremehkan, minta dilayani,
berharap orang lain tunduk dan patuh. Dan seringkali muncul apabila ada orang
yang disebut kebaikannya, dihadapan langsung, maka akan muncul rasa keberatan mendengarnya.
Namun apabila ada orang yang menceritakan tentang kekacauan, kekecewaan dan
musibah yang menimpa orang lain, kegagalan teman, kadang muncul kegembiraan.
Maka
mulai detik ini berusaha keras untuk tidak berpartisipasi dengan para warganet
yang hobi menghujat. Merasa netizen paling benar. Mulai giat memahami makna
surat an-Nisa’ ayat 32: Dan janganlah kamu iri terhadap apa yang
dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain.
Teringat pula sabda Rosulullah yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim yang
berbunyi: Tidak ada kebencian kecuali dua hal, seorang yang dikaruniai harta
oleh Allah lalu dia menghabiskannya dalam kebenaran. Dan seorang yang
dikaruniai ilmu oleh Allah lalu ia mengamalkan dan mengajarkannya kepada
manusia.
Jadi
sebaiknya kita tidak saling menghujat dan bersitegang. Padahal di luar sana
banyak orang yang sulit untuk bernapas. Selama kita masih bernapas dengan lega
marilah kita perbanyak berbuat kebajikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar