Minggu, 24 Januari 2021

Nasihat untuk Diri Sendiri

 

Ketika media sosial dijadikan  sebagai wahana saling hujat dan meluapkan amarah. Maka yang muncul adalah permusuhan dan kebencian yang tidak berujung. Padahal pada situasi pandemi seperti sekarang ini akan sangat membantu jika kita posting kalimat kalimat yang memotivasi. Agar imunitas kita semakin membaik. Hujatan yang saling bersambut nampaknya berawal dari adanya orang yang merasa disakiti oleh orang lain. Merasa disakiti dengan suatu sebab. Atau ditentang keinginannya/tujuannya, sehingga membuat hatinya benci  dan marah. Amarah dan kebencian lama kelamaan akan mengendap menjadi kedengkian. Mendorongnya mengunggah status sindiran dan berbalas. Menjadi tontonan ribuan orang di media sosial.

Untuk itu mencoba menasihati diri sendiri untuk tidak bergabung dalam komunitas hujat menghujat di media sosial. Kebencian, kemarahan  dan kedengkian merupakan penyakit hati. Maka menata hati untuk berbaik hati kepada siapapun yang telah menyakiti. Berusaha untuk empati terhadap orang lain yang tertimpa musibah. Tidak mengharapkan lenyapnya nikmat yan diterima orang lain. Selalu mencontoh orang – orang alim yang bersikap tawadhu’, menampakkan kesenangan kepada orang yang telah Allah beri nikmat. Meneladani para bapak/ibu guru yang selalu menghaluskan budi, menunjukkan simpati kepada orang lain dan berusaha membalas kebaikan orang lain. Belajar dari para tokoh masyarakat yang tidak memburu dan membeli kepemimpinan, tidak sombong, santun, dan tidak berambisi memburu harta.

Meskipun hal ini tidak mudah. Karena manusia selalu diselimuti kedengkian, prilaku ta’azzuz  (merasa keberatan jika orang lain mengungguli). Seringkali muncul kesombongan, meremehkan, minta dilayani, berharap orang lain tunduk dan patuh. Dan seringkali muncul apabila ada orang yang disebut kebaikannya, dihadapan langsung, maka akan muncul rasa keberatan mendengarnya. Namun apabila ada orang yang menceritakan tentang kekacauan, kekecewaan dan musibah yang menimpa orang lain, kegagalan teman, kadang muncul kegembiraan.

Maka mulai detik ini berusaha keras untuk tidak berpartisipasi dengan para warganet yang hobi menghujat. Merasa netizen paling benar. Mulai giat memahami makna surat an-Nisa’ ayat 32: Dan janganlah kamu iri terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. Teringat pula sabda Rosulullah yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim yang berbunyi: Tidak ada kebencian kecuali dua hal, seorang yang dikaruniai harta oleh Allah lalu dia menghabiskannya dalam kebenaran. Dan seorang yang dikaruniai ilmu oleh Allah lalu ia mengamalkan dan mengajarkannya kepada manusia.

Jadi sebaiknya kita tidak saling menghujat dan bersitegang. Padahal di luar sana banyak orang yang sulit untuk bernapas. Selama kita masih bernapas dengan lega marilah kita perbanyak berbuat kebajikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar