Rabu, 27 Januari 2021

Memastikan Gelombang Otak Berada di Alfa Mode.

 

Memiliki  anggota keluarga yang bertugas di garda depan merupakan dilema. Bangga karena dapat mengabdikan diri pada bangsa dan negara. Di sisi lain tugasnya yang berat menangani pasien covid-19 memungkinkan gampang terpapar virus covid-19. Begitulah tugas para dokter dan polisi yang selalu dekat dengan pasien covid-19. Untungnya dua orang teman yang suaminya polisi dan seorang lagi dokter masih tergolong muda. Sehingga ketika dalam menjalankan tugas, ia terpapar covid-19 maka reaksinya seperti OTG. Orang tanpa gejala. Kelihatan sehat dan tidak mengkhawatirkan. Pernah suatu ketika kami berbincang-bincang di sekolah terkait 3 jenis orang yang terpapar covid-19. Pertama, Orang Tanpa Gejala (OTG). Orang ini tidak merasakan gejala apapun. Kedua, menengah. Ia merasakan serangan virus yang cukup menyakitkan. Demam, badan terasa sakit, batuk tapi masih bisa bernapas. Ketiga, berat. Ia merasakan sesak napas berat dan sulit bernapas. Sempurna sakitnya.Mereka yang terpapar covid-19 pada jenis ketiga ini merasakan badan demam, mata berkunang-kunang dan kulit terasa terbakar. Seakan-akan badan dikuasai oleh covid-19. 

Untuk itu berdasarkan pengalaman motivator Ari Ginanjar, ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Yang perlu dilakukan antara lain memastikan gelombang otak berada di Alfa mode. Gelombang 7-14 Hz gelombang damai dan tenang. Penderita covid-19 harus menghindari gelombang 13-32 Hz yang membuat pasien berfikir keras. Jika memaksakan diri bekerja keras, bisa jadi akan mengalami kenaikan suhu tubuh. Sehingga akan mengalami masalah yang luar biasa. Pasien yang terpapar  covid-19 harus menghindari kerja otak pada gelombang Beta. Agar kondisi tubuh tidak semakin memburuk. Apalagi sampai kerja otak memasuki gelombang gamma. Gelombang antara 32 sampai 100 Hz,  gelombang otak kerja keras akibat panik, bingung dan khawatir. Pasien membayangkan hal-hal yang tidak-tidak. Membayangkan sesuatu yang seharusnya tidak perlu difikirkan.

Untuk itu sebaiknya menghindari membaca postingan WhatsApps yang bernuansa negatif. Postingan Instragam yang negatif. Apalagi tayangan TV yang menyajikan kisah yang menyeramkan, kisah pembunuhan, kisah sedih, kisah amarah, kisah perang dan lain-lain. Sebaiknya kita merasakan kerja otak kita pada dimensi alfa. Seperti kisah fabel, tentang kehidupan hewan, kehidupan tumbuhan dan kisah perjalanan. Sehingga dapat dipastikan gelombang otak seperti air sejuk dan dingin. Bila perlu kita berusaha otak pada posisi theta. Gelombang Theta lebih dalam dari gelombang  alfa. Memasuki gelombang theta ini bisa dilakukan dengan cara berzikir. Sehingga  gelombang otak kita sampai pada deep meditation. Ketika bertafakur sampai diri kita merasa diri seperti hilang atau fana. Sehingga merasa  kebahagiaan tak terperi. Merasakan kedamaian yang tak  terkira. Merasa tenang dan bahagia. Ketika suhu tubuh yang semula tinggi, kemudian turun drastis setelah bertafakur. Segera sadar, dan segera berwudhu dan sholat di sepertiga malam. Munajat taubat mungkin selama ini ada hal-hal yang salah, mungkin ada rasa syukur yang belum kita panjatkan, ada dosa yang kita lakukan.  Kemudian kita syukuri semua yang Allah berikan. Kemudian membaca Alquran dengan benar sehingga hati terasa damai dan tenteram. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar