Sabtu, 02 Januari 2021

BELAJAR DARI FINALIS GURU INSPIRATIF DAN KEPALA PUSDATIN

 

Tanggal 31 Desember 2020, mengikuti webinar yang dilaksanakan oleh TV Andi. Webinar dengan tema “Peran Guru Di Sekolah Online Menyongsong Tahun Baru 2021 Untuk Indonesia Maju. Seperti biasanya webinar dengan TV Andi ini dimoderatori oleh Bapak Edy S. Mulyanta M.T. Sedangkan pematerinya para finalis Apresiasi Guru Inspiratif yang memang penuh dengan dedikasi terhadap profesinya, para memateri tersebut antara lain:

1.    Emi Sudarwati, guru SMPN1 Bojonegoro

2.    Santika Kusuma, Guru SMP Islam Baitul Izzah, Nganjuk

3.    Rahman Firdaus, Guru SMPN Nagawutung Lembata , NTT

4.    Endang wahyu Widiasari, Guru SMPN 4 Cikalong wetan, Bandung

5.    Atin Kartinah, Guru SMPN 2, Garut

Sebelum para pemateri memaparkan materinya, diawali sambutan Bapak Muhammad Hasan Chabibie sebagai Plt. Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (PUSDATIN) Kemendikbud. Menurutnya tahun 2020 sebagai pembelajaran. Untuk merefleksi kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran. Sejatinya belajar ada dua model: (1)Belajar di sekolah atau di kampus, (2) Belajar dari pengalaman. Pengalaman adalah guru yang terbaik. Pembelajaran di tahun 2020, merupakan belajar dari pengalaman. Aktivitas belajar di masa pandemi bergeser dari tatap muka menjadi pembelajaran dari rumah. Pada masa pandemi banyak sekali perubahan. Guru mendesain belajar untuk  tatap muka, pembelajaran para guru  tidak 100% untuk daring. Wajar jika  beberapa guru terutama di atas generasi milenial nampak terbata-bata. Semua memaklumi jika guru dibeberapa tempat masih terbata-bata di awal. Bapak ibu guru habis waktunya untuk membuat RPP, memeriksa tugas, memberi nilai. Waktunya untuk melakukan pendalaman pengetahuan tidak cukup. Wajar jika terbata-bata, namun setelah 3-4 bulan akhirnya menemukan ritmenya. Semua itu karena ilmu, ilmunya adalah pengalaman adalah guru terbaik. Akhirnya guru menemukan ritme dan tata cara pembelajaran daring. Sosok guru hebat selalu menawarkan optimisme bagi masa depan anak didiknya. Beliau menceritakan Kaisar Jepang yang negaranya baru saja di bom sekutu tahun 1945 yang dicari adalah guru. Karena guru adalah tulang punggung dan garda depan pendidikan. Masa pandemi menumbuhkan optimisme yang ditawarkan oleh guru. Pandemi membuka wawasan dan teori baru. Jika mendiklat guru oleh kemendikbud tidak selesai waktu satu sampai dua  tahun. Namun pandemi mengajarkan pilihan-pilihan teknologi yang dapat kita gunakan untuk mendeliver pengetahuan. Melakukan potret dalam mengajar.

Dahulu media sosial hanya digunakan mnerawat masa kenangan masa lalu kita. Group SMP dan SMA merawat kenangan Melaui WA maupun zoom. Ternyata WA dapat mendeliver dan mengkreasikan karakter positif  pada peserta didik. Kemendikbud mencoba membantu dengan memberikan kuota internet dan BSU. Kedua bantuan tersebut diharapkan mampu memotivasi bapak/ibu guru. Jika nanti dilaksanakan proses tatap muka ada hal-hal yang perlu dipatuhi, protocol kesehatan, kesiapan, dan ijzin dari orang tua siswa. Kondisi tergantung kesiapan tatap muka daerah masing-masing. Sebagian ada yang daring sebagian ada yang tatap muka. Beliau berpesan dengan menyampaikan pepatah lama : ‘Marilah kita pelihara tradisi yang baik, mari kita pertahan sebuah contoh baik, marilah kita rencanakan kebaruan dan inovasi tambahan untuk memperindah skenario pembelajaran di tahun 2021. Marilah kita bangun optimisme di pembelajaran di tahun 2021. Kita kuatkan nyala api belajar peserta didik kita.

Sedangkan sebagai pemateri pertama Ibu Emi Sudarwati memaparkan deskripsi diri masa lalu, pada tahun 2014 telah berhasilkan/menerbitkan 3 buku Ngilon (Buku Tunggal), Lung dan Thukul (buku bersama siswa). Sebelum kemendukbud mencanangkan gerakan literasi Beliau sudah membuat buku dengan para siswanya. Tahun 2015 menerbitkan 5 buku semua dengan siswanya. Mendapat apresiasi dari Balai Bahasa. Menjadi juara 3 gupres dan juara 1 inovasi pembelajaran tingkat nasional. Mendapat apresiasi untuk berangkat ke Belanda. Tahun 2016 juara 1 inovasi pembelajaran Tingat Nasional. Maka tahun 2017 tidak bisa ikut lomba inobel, maka mengajak para alumni inobel membuat buku. Sehingga terbit 51 judul buku guru dan para siswa, kemudian menjadi nara sumber di Madura, Tuban dan Lamongan serta Bojonegoro. Sehingga bergabung dalam Guru ahli. Tahun 1918 berhasil menerbitkan sejumlah 171 buku yang Beliau buat dengan siswa, guru se Indonesia dan masyarakat. Tahun 2019  berhasil menerbitkan 182 buku bersama siswa, guru dan masyarakat Indonesia. Tahun 2020 tetap mengadakan lomba namun piala diganti medali dan piagam, karena peserta lomba banyak yang dari luar kota. Dan berhasil menerbitkan 95 judul buku. Ditahun yang sama mendirikan yayasan Tiga Srikandi sejati.

Deskripsi  diri masa depan, bulan Januari ketika mengadakan lomba, para pemenang tahun 2021 dapat 2 buku, piagam dan medali. Pada bulan Januari 2021 mengadakan webinar menulis esai, ada workshop membuat jurnal. Bulan Maret 2021 ada kegiatan menyimak literasi. Bulan April  tahun 2021 ada kegiatan baca puisi dan geguritan di Wisata desa, agar wisata Bojonegara dikenal dunia dengan diunggah di youtube. Bulan Mei tahun 2021 pelatihan dasar kepemimpinan.  Bulan Juli tahun 2021 menerbitkan Buletin Jawa. Bulan Oktober mengadakan lomba membaca geguritan, pelatihan membuat cerkak, dan membuat film pendidikan. Bulan Desember menulis dan menerbitkan biografi tokoh-tokoh Bojonegoro. Beliau telah menulis 510 buku bersama siswa, guru dan masyarakat Indonesia. Harapan Beliau :Marilah tulis sejarah sendiri, jangan menunggu orang lain menulis tentang kita.

Kesimpulan dari sambutan Bapak Hasan adalah guru dimohon membangun optimisme pada pembelajaran di tahun 2021. Menguatkan nyala api belajar peserta didik kita. Mengajak kita memelihara tradisi yang baik, mempertahankan contoh-contoh yang baik, merencanakan kebaruan dan inovasi tambahan untuk memperindah skenario pembelajaran di tahun 2021. Sedangkan dari Ibu Emi menginspirasi kita untuk menulis setiap hari baik bersama siswa maupun masyarakat. Untuk pemateri yang lain akan saya tulis setelah setor tulisan tentang IBU.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar