Jumat, 11 Februari 2022

Konsep Pembelajaran Tematik

 

Bagi seorang guru mengikuti Diklat Di Wilayah Kerja (DDWK) merupakan   anugerah yang  tak terkira. Meskipun ada tanggung jawab melaksanakan kegiatan Rencana Tindak Lanjut (RTL).  Pada  hari  pertama, pemateri dari widyaiswara Balai Diklat Surabaya membahas tentang Konsep Pembelajaran Tematik. Beliau  menyampaikan  sebuah fenomena yang terjadi pada siswa ketika melaksanakan pembelajaran daring. Dengan istilah learning loss, sebuah situasi di mana peserta didik mengalami penurunan kemampuan belajar sebagai dampak dari hilangnya makna/ruh kegiatan pembelajaran, yaitu hilangnya hak peserta didik untuk mendapatkan pengalaman belajar dari kegiatan pembelajaran yang diikuti.

Selanjutnya pembahasan terkait pengertian kurikulum menurut UU No. 20/2003. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,  bahan pelajaran, dan cara menilai yang digunakan  sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Beliau juga menyampaikan kompetensi sekolah dasar/MI yang meliputi dimensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Dimensi sikap meliputi: (1)Beriman dan berakhlak mulia, (2)Memiliki ilmu (terdidik), (3)Percaya diri, (4)Bertanggung jawab, (5)Harmonis dengan lingkungan sosial dan alam. Dimensi pengetahuan meliputi: (1)Agama, IPTEKS dan budaya, (2)Faktual, (3) Konseptual,(4) Prosedural, (5)Metakognitif. Pada dimensi Keterampilan: (1)Berpikir (LOTS-HOTS), (2) Psiko-motorik, (3)Berbasis pengetahuan. Implementasi dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan; memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan jenjang pendidikan.

Prinsip Pembelajaran yang dibahas saat itu tentang (1)Hardskills –softskills, (2)Pemberdayaan-pembudayaan, (3)Keteladanan- kemauan-pembelajaran, (4)Rumah-sekolah-masyarakat, (5)Kemitraan guru-siswa, (6)Optimalisasi TIK, (7) Penghargaan terhadap siswa. Menurut pemateri ada perubahan paradigma pembelajaran dari  pembelajaran: diberitahu, guru sebagai sumber utama, tekstual, berbasis konten, parsial, jawaban tunggal, verbalisme. Berubah menjadi: mencari tahu, berbasis aneka sumber belajar, pendekatan ilmiah, berbasis kompetensi, holistik/terpadu, kebenaran jawaban multi dimensi, keterampilan aplikatif.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar