Peserta yang terlambat mendapat tugas melepaskan ikatan |
Bapak Muhammad Shodiq (Widyaiswara dari Balai
Diklat Surabaya) ternyata memiliki
kemampuan hipnoterapi. Ketika menjadi pemateri terasa sekali kemampaun memahami
karakter peserta diklat. Materi pertama Beliau tentang BUILDING LEARNING
COMMITMENT (BLC). Beliau menyampaikan kiat belajar menjadi pribadi yang
lebih sukses dan memnjadi pemimpin yang lebih amanah. Caranya dengan
menyesuaikan diri dengan kebenaran dan kebaikan. Guru juga harus konsisten
melaksanakan kebenaran dan kebaikan. Serta berani memperjuangkan kebenaran dan
kebaikan. Terkait kebenaran dan kebaikan ia tekankan berulang-ulang.
KETELADANAN
Teori Kepemimpinan meletakkan keteladan
pada
peringkat pertama di antara sejumlah karakteristik yang harus dimiliki seorang
pemimpin. Selanjutnya pemimpin harus memiliki integritas dan mau mengembangkan diri.
Pengembangan diri merupakan proses pembentukan dan perwujudan menjadi lebih baik. Meliputi
segala kegiatan yang meningkatkan kesadaran dan identitas diri, mengembangkan
bakat dan potensi diri, membangun sumber daya manusia dan fasilitas kinerja, meningkatkan kualitas hidup
dan memberikan kontribusi dalam mewujudkan impian dan cita-cita organisasi.
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
Ada
beberapa kriteria kepemimpinan pendidikan
yang baik dan sukses dalam
mengelola sekolah/madrasah. Salah satu
buktinya adalah sekolah yang dibinanya menjadi sekolah yang efektif. Ciri utama sekolah efektif, berdasarkan berbagai
riset meliputi:
(1)kepemimpinan instruksional yang
kuat;
(2)harapan yang tinggi terhadap
prestasi siswa; (3)adanya lingkungan belajar yang tertib dan nyaman;
(4)menekankan kepada keterampilan
dasar;
(5)pemantauan secara kontinyu
terhadap kemajuan siswa; (6)terumuskannya tujuan sekolah secara jelas.
TIPE KEPEMIMPINAN
Ada
5 tipe kepemimpinan dan solusi untuk
menyempurnakan pribadi seorang pemimpin/guru. Pertama, PERENIALISM. Sebuah pemikiran pendidikan paling tua. Jenis orang
seperti ini berpikir bahwa, pendidikan bertujuan untuk mendorong
intelektualitas sumber daya manusia. Siswa diberikan pengetahuan dan nilai-nilai sebanyak
mungkin agar menjadi pintar dan berguna bagi masyarakat. Selama pembelajaran guru kurang memperhatikan minat dan motivasi. Guru
memandang banyaknya ilmu yang ditransfer kepada siswa adalah yang terpenting. Guru cenderung
menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai tanpa penjelasan dan alasan yang
memadai. Siswa dituntut hafal apa dan harus seperti yang disampaikan gurunya,
tanpa memahami arti yang sebenarnya. Pembelajaran seperti ini mencekam dan
membuat siswa stres. Tetapi siswa harus bersabar dan patuh pada guru, itu yang
utama, mutlak, dan otoriter. Jika kita tergolong tipe ini , dianjurkan pada
guru untuk banyak melakukan studi komparatif dengan sekolah-sekolah lain yang lebih
maju.
Kedua,
KONSERVATIF.
Pemimpin menganggap
pendidikan sebagai alat untuk penciptaan
masyarakat yang intelek dan bermartabat. Pendidikan adalah untuk mentransfer
pengetahuan dan nilai-nilai yang dilakukan masa lalu dari guru kepada siswa,
meski kadang-kadang terpaksa berubah dan menyesuaikan dengan kondisi situasi pembelajaran saat ini.
Guru tipe ini terpaksa mengalah pada situasi kondisi saat ini, tetapi tetap
saja menyalahkan bahwa siswa sekarang sulit dinasehati, sulit diajari, tidak patuh, dan
lain-lain. Jika kita termasuk guru seperti ini dianjurkan mencoba ide/metode/model/pendekatan
pembelajaran yang berbeda ketika melaksanakan pembelajaran
Ketiga,
PROGRESSIF.
Guru tipe ini cenderung liberal dan berbeda dengan tipe 1
dan 2. Guru berpikir bahwa pendidikan tidak hanya mentransfer
pengetahuan saja, melainkan lebih dari itu memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengonstruk pengetahuan dalam diri siswa.
Memberikan perhatian terhadap minat dan memberikan
sentuhan perasaan pada siswa adalah hal yang penting pada proses pendidikan.
Posisi ini sejalan dengan strategi dan gerakan pendidikan Indonesia saat ini.
Untuk konsep pendidikan ini, Guru dianggap memahami strategi dan gerakan pendidikan
tersebut serta mengadopsi ke praktik pendidikan. Guru
tipe ini harus
lebih berupaya dan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan lebih lanjut
tentang cara melakukan pembelajaran dengan kualitas yang lebih baik.
Keempat, LIBERAL.
Tipe ini adalah guru yang
sangat progessif. Sangat berlawanan dengan sifat perenialis (tipe 1). Pemikiran
ini mengkritisi pembelajaran indoktrinasi dan behavioristik/hafalan. Guru berpikir bahwa hafalan tidak dibutuhkan karena dunia
senantiasa berubah. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengonstruk
pengetahuan dan ketrampilan hidup lebih penting dan urgen untuk mempersiapkan
mereka hidup dalam masyarakat. Secara khusus ini adalah kemampuan Guru untuk keluar dari setiap masalah yang muncul dalam
pendidikan melalui kinerja ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan. Guru mempunyai karakter kerjasama dan disiplin diri dan
mengedepankan sikap ilmiah. Guru berpikir bahwa pengalaman nyata baik fisik maupun mental
adalah kegiatan kunci pada pembelajaran. Guru juga sangat respon terhadap kebijakan baru dalam dunia
pendidikan. Guru harus banyak melakukan kampanye agar setiap warga
sekolah dapat menerima ide progressif Anda.
SPIRITUAL LEADERDHIP
Hadis yang diriwayat Bukhari mengingatkan jika: Setiap kalian adalah pemimpin. Dan
setiap pemimpin
akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Hal itu mengajarkan pada guru untuk melaksanakan
tugasnya dengan sungguh-sungguh. Karena kelak akan dipertanggung jawabkan
kepada Allah. Terjemahan Firman Allah terkait hidup sukses
antara lain: (a)“...Sesungguhnya
orang yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling takwa di antaramu” (QS
49 al-Hujurat:13). (b)“...Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan
mengadakan baginya jalan keluar (QS 65 At-Thalaq:3),
(c)“Dan memberinya rizki dari arah
yang tiada di sangka-sangka...(QS 65 At-Thalaq:3). (d)“...dan barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Allah
menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS 65 At-Thalaq:4) .
(e)“...dan barang siapa bertakwa
kepada Allah, Allah akan menghapus kesalahan-kesalahan dan akan melipatgandakan
pahala baginya...”(QS 65 At-Thalaq:5). (f)“Jika sekiranya penduduk suatu negeri beriman dan
bertakwa, pastilah Kami (Allah) akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari
langit dan bumi...” (QS 7 Al-A’raaf: 96), (g)Dan katakanlah, yg benar telah
datang dan yang bathil telah lenyap, sesungguhnya yg bathil itu pasti lenyap”
(QS. Bani Israil:81)
INSAN CERDAS KOMPRENHENSIF DAN KOMPETITIF
Insan cerdas secara
komprehensif
Para guru yang memiliki kecerdasan spiritual,
emosional sosial, intelektual dan
kinestetik. Cerdas spiritual, beraktualisasi diri melalui olah
hati/kalbu untuk menumbuhkan dan memperkuat keimanan, ketakwaan dan akhlak
mulia termasuk budi pekerti luhur dan kepribadian unggul, serta
menumbuhkan inner motivation, motivasi yang benar-benar tumbuh
dari kesadaran yang prima. Cerdas emosional
sosial, beraktualisasi diri melalui olah rasa untuk meningkatkan sensitivitas dan
apresiasivitas akan kehalusan dan keindahan seni dan budaya, serta kompetensi
untuk mengekspresikannya. Guru juga
beraktualisasi
diri melalui interaksi sosial yang: (1)membina dan memupuk hubungan timbal balik; (2)demokratis; (3)empatik dan simpatik; (4) menjunjung tinggi hak asasi
manusia; (5) ceria dan percaya diri; (6)menghargai kebhinekaan dalam bermasyarakat
dan bernegara; (7)berwawasan kebangsaan dengan kesadaran akan hak dan kewajiban
warga negara.
Cerdas
intelektual, beraktualisasi diri melalui olah
pikir untuk memperoleh kompetensi dan kemandirian dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi. Aktualisasi insan
intelektual yang kritis, kreatif dan imajinatif. Cerdas kinestetis, Beraktualisasi
diri melalui olah raga untuk mewujudkan insan yang sehat, bugar, berdaya-tahan,
sigap, terampil, dan trengginas. Aktualisasi insan adiraga.
Makna Insan Indonesia
Kompetitif
Guru yang merupakan insan kompetitif memiliki
kriteria: (1)Berkepribadian unggul dan gandrung akan keunggulan,
(2)Bersemangat juang tinggi, (3)Mandiri , (4)Pantang menyerah, (5)Pembangun
dan pembina jejaringB, (6)ersahabat dengan perubahan, (7)Inovatif dan menjadi agen perubahan,
(8)Produktif, (9)Sadar mutu, (10)Berorientasi global, (11)Pembelajar
sepanjang hayat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar