Jumat, 25 Februari 2022

Teknik supervisi

 

Berdasarkan sifatnya supervisi dibagi menjadi 2 yakni: (1) Teknik Individual; (2) Teknik Kelompok. Teknik Individual adalah teknik yang dilaksanaan oleh supervisor secara individu kepada para guru, sedangkan kelompok adalah prosedur yang menekankan pada kerja sama dalam kelompok dalam memecahkan suatu masalah yang dirasakan penting.

Pertama, Teknik individual. Teknik individual ini terdiri dari 8 cara.Yang temasuk teknik individual anatar lain: (a) Teknik Kunjungan kelas. Yang dimaksud dengan Kunjungan kelas adalah kunjungan yang dilakukan oleh pengawas atau Kepala sekolah ke sebuah kelas, baik ketika kegiatan sedang berlangsung untuk melihat atau mengamati guru yang sedang mengajar, ataupun ketika kelas sedang kosong, atau sedang berisi siswa tetapi tidak ada guru yang mengajar. Tujuan kunjungan ini adalah sematamata untuk menolong guru dalam mengatasi kesulitan atau masalah mereka di dalam kelas. Melalui kunjungan kelas, guru-guru dibantu melihat dengan jelas masalah-masalah yang mereka alami. Menganalisisnya secara kritis dan mendorong mereka untuk menemukan alternatif pemecahannya. Kunjungan kelas ini bisa dilaksanakan dengan pemberitahuan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan bisa juga atas dasar undanganu itu sendiri.

Teknik ini hampir sama dengan observasi kelas samasama dilakukan di ruang kelas, tetapi tidak sama. Perbedaannya dapat kita lihat pada tujuan dari teknik ini dimana tujuannya untuk: 1) Membantu guru yang belum berpengalaman; 2) Membantu guru yang sudah berpengalaman tentang kekeliruan yang dilakukannya; 3) Membantu guruyang baru pindah; 4) Membantu melaksanakan proyek pendidikan; 5) Mengamati perilaku guru pengganti; 6) Mendengarkan nara sumber mengajar; 7) Mengamati tim pengajar; 8) Mengamati cara mengajar bidang-bidang studi istimewa; 9) Membantu menilai pemakaian media pendidikan baik yang baru.

Mengenai fungsi supervisi kunjungan kelas Suhertian menegaskan bahwa supervisi kunjungan kelas berfungsi sebagai alat untuk memajukan cara mengajar dan cara belajar yang baru. Supervisi kunjungan kelas juga berfungsi untuk membantu pertumbuhan profesional baik bagi guru maupun supervisor karena memberi kesempatan untuk meneliti prinsip-prinsip dan hal belajar mengajar itu sendiri.

Teknik individual yang berikutnya:(b) Teknik Observasi Kelas. Teknik Observasi adalah kunjungan yang dilakukan oleh supervisor, baik pengawas atau kepala sekolah ke sebuah kelas dengan maksud untuk mencermati situasi atau peristiwa yang sedang berlangsung di kelas yang bersangkutan. Teknik observasi kelas dilakukan pada saat guru mengajar. Supervisor mengobservasi kelas dengan tujuan untuk memperoleh data tentang segala sesuatu yang terjadi proses belajar mengajar. Data ini sebagai dasar bagi supervisor melakukan pembinaan terhadap guru yang diobservasi.

Tentang waktu supervisor mengobservasi kelas ada yang diberitahu dan ada juga tidak diberi tahu sebelumnya, tetapi setelah melalui izin supaya tidak mengganggu prosesbelajar mengajar. Dalam tataran teoritik, observasi kelas sudah lama diperkenalkan dikalangan pendidikan seperti yang dikemukakan oleh Charles W Boardman bahwa kunjungan kelas memiliki kemampuan sangat besar dan dapat menunjang perbaikan-perbaikan pembelajaran secara langsung, bahkan dapat diamati pula jika kedapatan metode serta proses pembelajaran yang kurang memadai dilakukan oleh seorang guru, maka hal ini akan diperbaiki secara langsung tentunya mempergunakan prosedur perbaikan pembelajaran secara proporsional dan profesional.

Pada prinsip umumnya kunjungan kelas dilakukan dengan tiga kegiatan, yakni kunjungan atas permintaan dan undangan dari guru, kunjungan yang diberitahukan oleh kepala sekolah dan kunjungan mendadak (sidak) yang memang dilaksanakan oleh supervisor sebagai bagian dari tugas dia sebagai pengawas mutu pendidikan.

Teknik individual berikutnya adalah: (c) Teknik Percakapan Pribadi. Merupakan teknik supervisi yang efektif, sebab memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi Kepala Sekolah atau Pengawas untuk berbicara langsung dengan Guru tentang permasalahan yang berkaitan dengan profesional pribadi mereka. Dialog yang dilakukan oleh guru dan supervisornya, yang membahas tentang keluhan-keluhan atau kekurangan yang dilakukan oleh guru dalam bidang mengajar, dimana di sini supervisor dapat memberikan jalan keluarnya; (d)Teknik Intervisitasi (Mengunjungi Sekolah Lain). Teknik Intervisitasi adalah saling mengunjungi antara guru yang satu kepada guru yang lain yang sedang mengajar. Teknik ini dilakukan oleh sekolah-sekolah yang masih kurang maju dengan menyuruh beberapa orang guru untuk mengunjungi sekolah-sekolah yang ternama dan maju dalam pengelolaannya untuk mengetahui kiat-kiat yang telah diambil sampai sekolah tersebut maju.

Berikutnya adalah (e)Penyeleksi berbagai sumber materi untuk belajar (Bacaan Terarah) Cara untuk mengikuti perkembangan keguruan kita, ialah dengan berusaha mengikuti perkembangan itu melalui kepustakaan profesional, dengan mengadakan "professional reading ".Ini digunakan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan situasi belajar mengajar yang lebih baik; (f) Menilai Diri Sendiri Guru dan supervisor melihat kekurangan masing-masing yang mana ini dapat memberikan nilai tambah pada hubungan guru dan supervisor tersebut, yang akhirnya akan memberikan nilai positif bagi kegiatan belajar mengajar yang baik; (g) Supervisi yang Memakai Para Siswa. Teknik ini adalah dengan menanyakan kepada siswa tentang belajar mengajar dan materi yang telah diajarkan. Hal ini dimaksudkan untuk menilai bagaimana hasil mengajar untuk peningkatan kualitas dalam mengajar. Salah satu cara yang dipakai adalah Tes dadakan. Tes dadakan adalah tes yang dilakukan oleh supervisor terhadap siswa secara mendadak atau tiba-tiba, tanpa memberitahu guru atau siswa. Tujuannya adalah untuk mengetahui target Kurikulum dan daya serap siswaterhadap materi yang telah mereka pelajari sebelumnya; (h) Laboratorium. Suatu tempat dimana guru-guru dapat memperoleh sumber-sumber materi untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam rangka program inservice education

Teknik supervisi yang kedua Teknik Kelompok. Pada teknik kelompok terdapat 15 cara yang dapat dilakukan oleh seorang supervisor antara lain: (a) Pertemuan Orientasi Bagi Guru Baru (Orientation Meeting for New Teacher) Pertemuan itu ialah salah satu daripada pertemuan yang bertujuan khusus mengantar guru untuk memasuki suasana kerja yang baru. Pertemuan orientasi ini bukan saja guru baru tapi juga seluruh staf guru.

Hal-hal yang disajikan dalam pertemuan orientasi ini meliputi: 1) Sistem kerja dari sekolah itu. Biasanya dilaksanakan melalui percakapan bersama, yang dapat juga diselingi dengan pengenalan fisik dan saling diskusi bersama yang disebut juga a round table discussion; 2) Proses dan mekanisme administrasi dan organisasi sekolah; 3) Biasanya diiringi dengan tanya jawab dan penyajian seluruh kegiatan dan situasi sekolah; 4) Sering juga pertemuan orientasi ini diikuti dengan tindak lanjut dalam bentuk diskusi kelompok, lokakarya selama beberapa hari, sepanjang tahun; 5) Ada juga melalui perkunjungan ke tempat-tempat tertentu misalnya pusat-pusat industri, atau obyek-obyek sumber belajar; 6) Salah satu ciri yang sangat berkesan bagi pembinaan segi sosial dalam orientasi ini ialah makan bersama. Juga tempatpertemuan turut juga mempengaruhi orientasi itu; 7) Aspek lain yang membantu terciptanya suasana kerja, ialah bahwa guru baru itu tidak merasa asing tetapi ia merasa diterima dalam kelompok guru lain. Pertemuan orientasi ini merupakan juga jumpa untuk merencanakan program sekolah yang berhubungan dengan pembinaan guru dalam proses belajar mengajar.

Teknik kelompok berikutnya adalah (b) Panitia Penyelenggara. Suatu kegiatan bersama biasanya perlu diorganisasikan. Untuk mengorganisasi sesuatu tugas bersama, ditunjuk beberapa orang penanggungjawab pelaksana. Para pelaksana yang dibentuk untuk melaksanakan sesuatu tugas yang lazim disebut panitia penyelenggara. Panitia ini dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan sekolah kepadanya, banyak mendapat pengalaman-pengalaman kerja. Pengalaman dalam usaha mencapai tujuan, pengalaman dalam mengerti cara bekerja sama dengan orang lain, pengalaman yang berhubungan dengan tugas yang dibebankan. Berdasarkan pengalamanpengalaman itu guru-guru dapat bertambah dan bertumbuh profesi mengajarnya;

Teknik kelompok yang menarik lainnya adalah:(c) Rapat Guru (Teacher Metting). Rapat guru berbeda dengan pertemuan formal karena pada rapat ini semua guru yang ada pada sekolah tersebut hadir. Dalam rapat ini biasanya dibicarakan masalah pengajaran, dan kepala sekolah beserta wakilnya sebagai supervisor. Namun kadang pelaksanaan rapat tersebut dikelolah oleh suatu panitia guru atau tim penasehat kepala sekolah. Tujuan utamanya adalah untuk memperbaiki kualitas personal dan program sekolah dan juga memberikan kesempatan untuk berpikir kooperatif, merencanakan staf, mendorong orang untuk berbicara dan dapat mengenal sekolah secara keseluruhan; (d) Tukar menukar pengalaman (Sharing Experience) Teknik ini dilaksanakan secara informal dimana setiap guru menyampaikan pengalaman masing-masing dalam mengajar terhadap topik-topik yang sudah diarahkan. Karena forum ini sifatnya umum maka akan memberikan suatu pengalaman yang berharga bagi guru muda (yunior) untuk memperkuat jati diri sebagai guru. Kesimpulan yang diperoleh akan dijadikan pegangan bagi semua guru dalam mensiasati pekerjaan mereka di kelas.

Selain 4 hal di atas terdapat  teknik kelompok yang menyenangkan yakni: (e) Lokakarya (Workshop). Lokakarya ini dengan cara mendatangkan para ahli-ahli pendidikan untuk mendiskusikan masalah-masalah pendidikan. Ketika itu guru-guru dapat mengambil kesimpulan dari apa yang dibicarakan. Teknik ini adalah usaha untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan bekerja sama baik  mengenai masalahmasalah teoritis maupun praktis dengan maksud untuk meningkatkan kualitas hidup secara umum dan kualitas profesional secara khususnya; (f) Panel Diskusi (Panel Discussion). Merupakan suatu kegiatan kelompok dalam situasi tatap muka, bertukar informasi atau untuk memutuskan sesuatu keputusan tentang masalah tertentu. Teknik ini dilakukan dihadapan guru oleh para pakar dari bermacam sudut ilmu dan pengalaman terhadap suatu masalah yang telah ditetapkan. Mereka akan melihat suatu masalah itu sesuai dengan pandangan ilmu dan pengalaman masing-masing sehingga guru dapat masukan yang sangat lengkap dalam mnenghadapi atau memecahkan suatu masalah. Manfaat dari kegiatan ini adalah lahirnya sifat cekatan dalam memecahkan masalah dari berbagai sudut pandang ahli.

Teknik kelompok selanjutnya adalah: (g) Simposium Kegiatan mendatangkan seorang ahli pendidikan untuk membahas masalah pendidikan. Simposium menyuguhkan pidato-pidato pendek yang meninjau suatu topik dari aspekaspek yang berbeda. Penyuguh pidato biasanya tiga orang dimana guru sebagai pengikut diharapkan dapat mengambil bekal dengan mendengarkan pidato-pidato tersebut; (h) Demonstrasi mengajar. Usaha peningkatan belajar mengajar dengan cara mendemonstrasikan cara mengajar dihadapan guru dalam mengenalkan berbagai aspek dalam mengajar di kelas oleh supervisor; (i) Buletin supervisi. Suatu media yang bersifat cetak dimana disana didapati peristiwa-peristiwa pendidikan yang berkaitan dengan cara-cara mengajar, tingkah laku siswa, dan sebagainnya. Diharapkan ini dapat membantu guru untuk menjadi lebih baik; (j) Organisasi profesi. Organisasi profesi guru di Indonesia adalah PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia), sedangkan dosen mempunyai organisasi profesi tersendiri yaitu ADI (Asosiasi Dosen Indonesia). PGRI adalah lembaga profesi yang melindungi guru secara lembaga dalam segala sesuatu yang akan merusak citra guru baik dari dalam maupun dari luar anggotanya. Lembaga ini sekaligus memperjuangkan hak dan kewajibannya secara hukum kepada semua pihak yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan guru. Hal ini penting untuk menjaga agar guru tidak terganggu pekerjaan pokoknya sehari-hari.

Teknik kelompok lainnya adalah: (k) Perjalanan Sekolah (Firld Trips). Adalah suatu cara dimana guru-guru melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah untuk memperkaya pengalaman belajar mengajar terutama bagi guru-guru yang mengalami masalah dalam tugas, sehingga mereka mendapatkan semacam selingan atau refresing setelah melakukan pekerjaan rutin mereka di sekolah. Dengan cara ini diharapkan mendorong pertumbuhan jabatan dan kegairahan bekerja dengan sumbersumber penglaman yang baru; (l) Supervisi Sebaya (Peer Supervising). Sejajar dengan prinsip metodologi belajar mengajar bahwa anak yang pintar diperbolehkan membantu teman temannya dalam belajar walaupun ia tidak berhak dalam menilai keberhasilan guru yang dibantu. Teknik ini sangat berguna dalam share pengalaman guru dari teman seprofesi dalam bidangnya. Mereka akan mendapatkan kiat-kiat yang ada pada masing-masing teman terutama pada materi materi sulit. Teknik ini sangat baik dilakukan dalam forum KKG atau MGMP yang dilakukan setiap minggu; (m) Pemanfaatan Nara Sumber. Sumber yang dapat memberikan pendalaman dan perluasan ilmu secara langsung, dengan kemungkinan untuk berinteraksi dan memberikan penjelasan secukupnya, berupa seorang ahli yang dapat didatangkan sebagai nara sumber (resource person); (n)Mengikuti kursus. Teknik ini dilakukan oleh guru-guru untuk meningkatan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mengajar agar tidak monoton; (o) Supervisi dengan pemanfaatan Alat Elektronika. Teknik ini memanfaatkan alat-alat elektronika yang dapat menangkap gambar-gambar secara kontinu dan dapat merekam suara. Bila diadakan supervise, supervisor hanya mengoperasikan saja alat-alat tersebut. Alat ini tidakmengganggu kewajaran proses belajar mengajar.

 

6 komentar: