Berdasarkan sifatnya supervisi dibagi menjadi 2 yakni: (1) Teknik Individual; (2) Teknik Kelompok. Teknik Individual adalah teknik yang dilaksanaan
oleh supervisor secara individu kepada para guru, sedangkan kelompok adalah prosedur yang
menekankan pada kerja sama dalam kelompok dalam memecahkan suatu masalah yang
dirasakan penting.
Pertama,
Teknik individual. Teknik individual ini terdiri dari 8 cara.Yang temasuk teknik individual anatar
lain: (a) Teknik Kunjungan kelas.
Yang dimaksud dengan Kunjungan kelas adalah kunjungan yang dilakukan oleh
pengawas atau Kepala sekolah ke sebuah kelas, baik ketika kegiatan sedang
berlangsung untuk melihat atau mengamati guru yang sedang mengajar, ataupun
ketika kelas sedang kosong, atau sedang berisi siswa tetapi tidak ada guru yang
mengajar. Tujuan kunjungan ini adalah sematamata untuk menolong guru dalam
mengatasi kesulitan atau masalah mereka di dalam kelas. Melalui kunjungan
kelas, guru-guru dibantu melihat dengan jelas masalah-masalah yang mereka
alami. Menganalisisnya secara kritis dan mendorong mereka untuk menemukan
alternatif pemecahannya. Kunjungan kelas ini bisa dilaksanakan dengan
pemberitahuan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan bisa juga atas
dasar undanganu itu sendiri.
Teknik ini
hampir sama dengan observasi kelas samasama dilakukan di ruang kelas, tetapi
tidak sama. Perbedaannya dapat kita lihat pada tujuan dari teknik ini dimana
tujuannya untuk: 1) Membantu guru yang belum berpengalaman; 2) Membantu guru
yang sudah berpengalaman tentang kekeliruan yang dilakukannya; 3) Membantu
guruyang baru pindah; 4) Membantu melaksanakan proyek pendidikan; 5) Mengamati
perilaku guru pengganti; 6) Mendengarkan nara sumber mengajar; 7) Mengamati tim
pengajar; 8) Mengamati cara mengajar bidang-bidang studi istimewa; 9) Membantu
menilai pemakaian media pendidikan baik yang baru.
Mengenai fungsi
supervisi kunjungan kelas Suhertian menegaskan bahwa supervisi kunjungan kelas
berfungsi sebagai alat untuk memajukan cara mengajar dan cara belajar yang
baru. Supervisi kunjungan kelas juga berfungsi untuk membantu pertumbuhan
profesional baik bagi guru maupun supervisor karena memberi kesempatan untuk
meneliti prinsip-prinsip dan hal belajar mengajar itu sendiri.
Teknik
individual yang berikutnya:(b) Teknik
Observasi Kelas. Teknik Observasi adalah kunjungan yang dilakukan oleh
supervisor, baik pengawas atau kepala sekolah ke sebuah kelas dengan maksud
untuk mencermati situasi atau peristiwa yang sedang berlangsung di kelas yang
bersangkutan. Teknik observasi kelas dilakukan pada saat guru mengajar.
Supervisor mengobservasi kelas dengan tujuan untuk memperoleh data tentang
segala sesuatu yang terjadi proses belajar mengajar. Data ini sebagai dasar
bagi supervisor melakukan pembinaan terhadap guru yang diobservasi.
Tentang waktu
supervisor mengobservasi kelas ada yang diberitahu dan ada juga tidak diberi
tahu sebelumnya, tetapi setelah melalui izin supaya tidak mengganggu
prosesbelajar mengajar. Dalam tataran teoritik, observasi kelas sudah lama
diperkenalkan dikalangan pendidikan seperti yang dikemukakan oleh Charles W
Boardman bahwa kunjungan kelas memiliki kemampuan sangat besar dan dapat
menunjang perbaikan-perbaikan pembelajaran secara langsung, bahkan dapat
diamati pula jika kedapatan metode serta proses pembelajaran yang kurang
memadai dilakukan oleh seorang guru, maka hal ini akan diperbaiki secara
langsung tentunya mempergunakan prosedur perbaikan pembelajaran secara
proporsional dan profesional.
Pada prinsip
umumnya kunjungan kelas dilakukan dengan tiga kegiatan, yakni kunjungan atas
permintaan dan undangan dari guru, kunjungan yang diberitahukan oleh kepala
sekolah dan kunjungan mendadak (sidak) yang memang dilaksanakan oleh supervisor
sebagai bagian dari tugas dia sebagai pengawas mutu pendidikan.
Teknik
individual berikutnya adalah: (c) Teknik
Percakapan Pribadi. Merupakan teknik supervisi yang efektif, sebab
memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi Kepala Sekolah atau Pengawas untuk
berbicara langsung dengan Guru tentang permasalahan yang berkaitan dengan
profesional pribadi mereka. Dialog yang dilakukan oleh guru dan supervisornya,
yang membahas tentang keluhan-keluhan atau kekurangan yang dilakukan oleh guru
dalam bidang mengajar, dimana di sini supervisor dapat memberikan jalan
keluarnya; (d)Teknik Intervisitasi
(Mengunjungi Sekolah Lain). Teknik Intervisitasi adalah saling mengunjungi
antara guru yang satu kepada guru yang lain yang sedang mengajar. Teknik ini
dilakukan oleh sekolah-sekolah yang masih kurang maju dengan menyuruh beberapa
orang guru untuk mengunjungi sekolah-sekolah yang ternama dan maju dalam
pengelolaannya untuk mengetahui kiat-kiat yang telah diambil sampai sekolah
tersebut maju.
Berikutnya
adalah (e)Penyeleksi berbagai sumber
materi untuk belajar (Bacaan Terarah) Cara untuk mengikuti perkembangan
keguruan kita, ialah dengan berusaha mengikuti perkembangan itu melalui
kepustakaan profesional, dengan mengadakan "professional reading
".Ini digunakan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan situasi
belajar mengajar yang lebih baik; (f)
Menilai Diri Sendiri Guru dan supervisor melihat kekurangan masing-masing
yang mana ini dapat memberikan nilai tambah pada hubungan guru dan supervisor
tersebut, yang akhirnya akan memberikan nilai positif bagi kegiatan belajar
mengajar yang baik; (g) Supervisi yang
Memakai Para Siswa. Teknik ini adalah dengan menanyakan kepada siswa
tentang belajar mengajar dan materi yang telah diajarkan. Hal ini dimaksudkan
untuk menilai bagaimana hasil mengajar untuk peningkatan kualitas dalam
mengajar. Salah satu cara yang dipakai adalah Tes dadakan. Tes dadakan adalah
tes yang dilakukan oleh supervisor terhadap siswa secara mendadak atau
tiba-tiba, tanpa memberitahu guru atau siswa. Tujuannya adalah untuk mengetahui
target Kurikulum dan daya serap siswaterhadap materi yang telah mereka pelajari
sebelumnya; (h) Laboratorium. Suatu
tempat dimana guru-guru dapat memperoleh sumber-sumber materi untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman dalam rangka program inservice education
Teknik
supervisi yang kedua Teknik Kelompok. Pada
teknik kelompok terdapat 15 cara yang dapat dilakukan oleh seorang supervisor antara lain: (a) Pertemuan Orientasi Bagi Guru Baru
(Orientation Meeting for New Teacher) Pertemuan itu ialah salah satu
daripada pertemuan yang bertujuan khusus mengantar guru untuk memasuki suasana
kerja yang baru. Pertemuan orientasi ini bukan saja guru baru tapi juga seluruh
staf guru.
Hal-hal
yang disajikan dalam pertemuan orientasi ini meliputi: 1) Sistem kerja dari
sekolah itu. Biasanya dilaksanakan melalui percakapan bersama, yang dapat juga
diselingi dengan pengenalan fisik dan saling diskusi bersama yang disebut juga
a round table discussion; 2) Proses dan mekanisme administrasi dan organisasi
sekolah; 3) Biasanya diiringi dengan tanya jawab dan penyajian seluruh kegiatan
dan situasi sekolah; 4) Sering juga pertemuan orientasi ini diikuti dengan
tindak lanjut dalam bentuk diskusi kelompok, lokakarya selama beberapa hari,
sepanjang tahun; 5) Ada juga melalui perkunjungan ke tempat-tempat tertentu
misalnya pusat-pusat industri, atau obyek-obyek sumber belajar; 6) Salah satu
ciri yang sangat berkesan bagi pembinaan segi sosial dalam orientasi ini ialah
makan bersama. Juga tempatpertemuan turut juga mempengaruhi orientasi itu; 7)
Aspek lain yang membantu terciptanya suasana kerja, ialah bahwa guru baru itu
tidak merasa asing tetapi ia merasa diterima dalam kelompok guru lain.
Pertemuan orientasi ini merupakan juga jumpa untuk merencanakan program sekolah
yang berhubungan dengan pembinaan guru dalam proses belajar mengajar.
Teknik kelompok
berikutnya adalah (b) Panitia
Penyelenggara. Suatu kegiatan bersama biasanya perlu diorganisasikan. Untuk
mengorganisasi sesuatu tugas bersama, ditunjuk beberapa orang penanggungjawab
pelaksana. Para pelaksana yang dibentuk untuk melaksanakan sesuatu tugas yang
lazim disebut panitia penyelenggara. Panitia ini dalam melaksanakan tugas-tugas
yang diberikan sekolah kepadanya, banyak mendapat pengalaman-pengalaman kerja.
Pengalaman dalam usaha mencapai tujuan, pengalaman dalam mengerti cara bekerja
sama dengan orang lain, pengalaman yang berhubungan dengan tugas yang
dibebankan. Berdasarkan pengalamanpengalaman itu guru-guru dapat bertambah dan
bertumbuh profesi mengajarnya;
Teknik kelompok
yang menarik lainnya adalah:(c) Rapat
Guru (Teacher Metting). Rapat guru berbeda dengan pertemuan formal karena
pada rapat ini semua guru yang ada pada sekolah tersebut hadir. Dalam rapat ini
biasanya dibicarakan masalah pengajaran, dan kepala sekolah beserta wakilnya
sebagai supervisor. Namun kadang pelaksanaan rapat tersebut dikelolah oleh
suatu panitia guru atau tim penasehat kepala sekolah. Tujuan utamanya adalah
untuk memperbaiki kualitas personal dan program sekolah dan juga memberikan
kesempatan untuk berpikir kooperatif, merencanakan staf, mendorong orang untuk
berbicara dan dapat mengenal sekolah secara keseluruhan; (d) Tukar menukar pengalaman (Sharing
Experience) Teknik ini dilaksanakan secara informal dimana setiap guru
menyampaikan pengalaman masing-masing dalam mengajar terhadap topik-topik yang
sudah diarahkan. Karena forum ini sifatnya umum maka akan memberikan suatu
pengalaman yang berharga bagi guru muda (yunior) untuk memperkuat jati diri
sebagai guru. Kesimpulan yang diperoleh akan dijadikan pegangan bagi semua guru
dalam mensiasati pekerjaan mereka di kelas.
Selain 4 hal di
atas terdapat teknik kelompok yang
menyenangkan yakni: (e) Lokakarya
(Workshop). Lokakarya ini dengan cara mendatangkan para ahli-ahli
pendidikan untuk mendiskusikan masalah-masalah pendidikan. Ketika itu guru-guru
dapat mengambil kesimpulan dari apa yang dibicarakan. Teknik ini adalah usaha
untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan bekerja sama baik mengenai masalahmasalah teoritis maupun
praktis dengan maksud untuk meningkatkan kualitas hidup secara umum dan
kualitas profesional secara khususnya; (f)
Panel Diskusi (Panel Discussion). Merupakan suatu kegiatan kelompok dalam
situasi tatap muka, bertukar informasi atau untuk memutuskan sesuatu keputusan
tentang masalah tertentu. Teknik ini dilakukan dihadapan guru oleh para pakar
dari bermacam sudut ilmu dan pengalaman terhadap suatu masalah yang telah
ditetapkan. Mereka akan melihat suatu masalah itu sesuai dengan pandangan ilmu
dan pengalaman masing-masing sehingga guru dapat masukan yang sangat lengkap
dalam mnenghadapi atau memecahkan suatu masalah. Manfaat dari kegiatan ini
adalah lahirnya sifat cekatan dalam memecahkan masalah dari berbagai sudut
pandang ahli.
Teknik kelompok
selanjutnya adalah: (g) Simposium
Kegiatan mendatangkan seorang ahli pendidikan untuk membahas masalah
pendidikan. Simposium menyuguhkan pidato-pidato pendek yang meninjau suatu
topik dari aspekaspek yang berbeda. Penyuguh pidato biasanya tiga orang dimana
guru sebagai pengikut diharapkan dapat mengambil bekal dengan mendengarkan
pidato-pidato tersebut; (h) Demonstrasi
mengajar. Usaha peningkatan belajar mengajar dengan cara mendemonstrasikan
cara mengajar dihadapan guru dalam mengenalkan berbagai aspek dalam mengajar di
kelas oleh supervisor; (i) Buletin
supervisi. Suatu media yang bersifat cetak dimana disana didapati
peristiwa-peristiwa pendidikan yang berkaitan dengan cara-cara mengajar,
tingkah laku siswa, dan sebagainnya. Diharapkan ini dapat membantu guru untuk
menjadi lebih baik; (j) Organisasi
profesi. Organisasi profesi guru di Indonesia adalah PGRI (Persatuan Guru
Republik Indonesia), sedangkan dosen mempunyai organisasi profesi tersendiri
yaitu ADI (Asosiasi Dosen Indonesia). PGRI adalah lembaga profesi yang
melindungi guru secara lembaga dalam segala sesuatu yang akan merusak citra
guru baik dari dalam maupun dari luar anggotanya. Lembaga ini sekaligus
memperjuangkan hak dan kewajibannya secara hukum kepada semua pihak yang
langsung atau tidak langsung berhubungan dengan guru. Hal ini penting untuk
menjaga agar guru tidak terganggu pekerjaan pokoknya sehari-hari.
Teknik kelompok
lainnya adalah: (k) Perjalanan Sekolah
(Firld Trips). Adalah suatu cara dimana guru-guru melakukan kunjungan ke
sekolah-sekolah untuk memperkaya pengalaman belajar mengajar terutama bagi
guru-guru yang mengalami masalah dalam tugas, sehingga mereka mendapatkan
semacam selingan atau refresing setelah melakukan pekerjaan rutin mereka di
sekolah. Dengan cara ini diharapkan mendorong pertumbuhan jabatan dan
kegairahan bekerja dengan sumbersumber penglaman yang baru; (l) Supervisi Sebaya (Peer Supervising).
Sejajar dengan prinsip metodologi belajar mengajar bahwa anak yang pintar diperbolehkan
membantu teman temannya dalam belajar walaupun ia tidak berhak dalam menilai
keberhasilan guru yang dibantu. Teknik ini sangat berguna dalam share
pengalaman guru dari teman seprofesi dalam bidangnya. Mereka akan mendapatkan
kiat-kiat yang ada pada masing-masing teman terutama pada materi materi sulit.
Teknik ini sangat baik dilakukan dalam forum KKG atau MGMP yang dilakukan
setiap minggu; (m) Pemanfaatan Nara
Sumber. Sumber yang dapat memberikan pendalaman dan perluasan ilmu secara
langsung, dengan kemungkinan untuk berinteraksi dan memberikan penjelasan
secukupnya, berupa seorang ahli yang dapat didatangkan sebagai nara sumber
(resource person); (n)Mengikuti kursus.
Teknik ini dilakukan oleh guru-guru untuk meningkatan pengetahuan dan keterampilan
mereka dalam mengajar agar tidak monoton; (o)
Supervisi dengan pemanfaatan Alat Elektronika. Teknik ini memanfaatkan
alat-alat elektronika yang dapat menangkap gambar-gambar secara kontinu dan
dapat merekam suara. Bila diadakan supervise, supervisor hanya mengoperasikan
saja alat-alat tersebut. Alat ini tidakmengganggu kewajaran proses belajar
mengajar.
Informatif dan bermanfaat
BalasHapusTerima kasih Prof. Naim
BalasHapuskonsisten bunda...
BalasHapusTerima kasih Ustadz. Catatan kuliah
HapusBagus Bu tulisannya dan bermanfaat
HapusTerimakasih motivasinya
BalasHapus