Tanggal
24 Maret 2021 mendapat informasi jadwal penerimaan vaksin Covid-19 dari
Puskesmas Baruharjo. Maka sejak sore hari tidak mengonsumsi obat (biasanya
minum Ever E untuk antioksidan) atau minum kopi. Istirahat cukup dan tidur malam lebih awal dari biasanya. Paginya
bergegas ke madrasah, semula siswa kelas VI tryout tatap muka. Karena ada
kegiatan penyuntikan vaksinasi maka dilakukan tryout online. Setelah semua siap, rombongan
berangkat menumpang mobil madrasah. Ada 10 guru yang siap menerima vaksin, coronaVac.
Sampai
di Puskesmas Baruharjo masih lengang hanya 15 guru yang sudah duduk di kursi
tunggu. Dari MIM Kamulan saya maju urutan kedua, karena KTP saya dipakai untuk her (bayar pajak kendaraan) motor. Namun
oleh suami sudah difotokan dan dikirim via WA. Jika nanti harus bawa KTP asli
saya segera minta suami untuk ngantar KTP. Alhamdulillah, urusan dipermudah
hanya meminta hp saya untuk dilihat nomor KTP yang tertera di WA. Setelah dari meja
pendaftaran dan verifikasi data
segera menuju ke meja dua. Berusaha menjaga emosi agar tekanan darah stabil.
Di
meja dua ini ada beberapa tenaga medis, untuk melakukan anamnesa. Kegiatan ini
dilakukan untuk melihat kondisi kesehatan dan mengidentifikasi kondisi penyerta (komorbid) serta melakukan
pemeriksaan fisik sederhana. Pemeriksaan fisik sederhana ditangani Bu Bidan Diah
(Wali Kelas IV MIM Kamulan), Beliau bertugas mendeteksi suhu tubuh dan tekanan
darah.Tekanan darah saya meningkat, biasanya hanya 90/80 (hipotensi). Ketika menjelang divaksin menjadi 143/90. Dampak rasa
kawatir yang tinggi. Setelah itu Dokter Riana melakukan pemeriksaan tubuh dan
menanyakan penyakit bawaan/penyakit yang sedang diderita. Hasil skrining
dicatat pada lembaran kertas (memo) diserahkan ke saya. Nampak juga ada petugas
yang menginput hasil skrining.
Kertas
catatan (memo) hasil skrining saya bawa ke meja tiga. Ternyata petugas penyuntik
coronaVac Ibu Bidan Sulihwita. Bidan
kesayangan anak-anak Kelas VI ketika kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah
(BIAS). Anak-anak berebut disuntik Bu Sulih, karena ketika menyuntik tidak
terasa. Ternyata betul suntikannya tidak terasa, tidak ada rasa seperti digigit
semut. Bu Sulihpun juga mengajak bercanda, jangan sampai gurunya berlaku
seperti siswa kelas VI. Ada drama ketakutan jarum suntik, harus dipegangi
petugas lain. Candaan yang tidak garing membuat tertawa ngakak. Setelah
disuntik segera menuju meja empat.
Di
meja empat diminta untuk menunggu 30 menit. Menurut petugas di meja ini untuk
mengantisipasi bila ada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Yang dimaksud
KIPI adalah kejadian medis yang tidak diinginkan, biasanya terjadi setelah
diimunisasi. Setelah 30 menit saya ditanya apakah saya pusing? Sebenarnya agak
pusing, tapi saya jawab tidak. Takutnya saya diobservasi dan diopname di
sini. Padahal di puskesmas ini tempat rawat inap pasien covid-19. Ketika saya menjawab
tidak, langsung ditanya nomor hp aktif dan beberapa menit kemudian di beri kartu vaksinasi. Sambil menunggu guru lain yang belum diberi kartu vaksin duduk sejenak dikursi tunggu luar. Sambil melihat petugas kebersihan merapikan taman Puskesmas Baruharjo.
KIPI
dari coronaVac yang terjadi pada saya, bukan reaksi lokal seperti
nyeri, kemerahan atau bengkak pada area suntikan. Namun yang saya rasakan adalah
reaksi sistemik seperti badan lemas
dan sakit kepala. Namun karena reaksi tersebut tidak terlalu terasa maka
rombongan guru MIM Kamulan mencari makan di daerah Notorejo. Makanan ringan bakso dan Juz
tanpa es. Tiba-tiba operator madrasah mengalami reaksi syncope (pingsan). Ternyata
Bu Nanda punya riwayat penyakit bawaan asam lambung. Ketika di meja 2 ada
skrining dari dokter, Beliau tidak menjelaskannya. Kondisinya lemas, pucat dan tak sadarkan diri. Maka segera dilarikan ke
Puskesmas Baruharjo. Bu Nanda diopname sampai sadar kembali dan diantar pulang ke
rumahnya. Tadi ketika naik mobil langsung dapat kiriman sertifikat vaksinasi covid-19.
KIPI
berupa reaksi sistemik yang saya alami terjadi 3 hari. Hari pertama pasca
vaksinasi, pusingnya luar biasa. Hal itu terjadi pada sore hari hingga malam.
Badan lemas dan sulit tidur. Tidurpun tidak nyenyak sering terkejut seperti
mengalami terpeleset dan jatuh. Hari kedua agak berkurang sedangkan hari ketiga
lumayan membaik. Hari keempat badan terasa nyaman dan lebih segar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar