Minggu, 14 Maret 2021

Kejutan: Kepala Madrasah Menjadi Audien dalam Diseminasi Soal HOTS

 

Menjadi tutor teman sejawat merupakan hal yang sangat menyenangkan. Sekaligus penuh tantangan. Kegiatan yang serupa dengan diseminasi pada tanggal 13 Maret 2021, sudah tiga kali saya lakukan. Semenjak pergantian Pengawas  Madrasah dan Ketua KKM. Setiap ada perwakilan guru yang dikirim mengikuti bimtek wajib untuk disampaikan kepada guru lain. Agar ilmu yang diperoleh bisa diterapkan ke 8 madrasah di kecamatan Durenan. Kenyataannya KKM tidak bisa mengirim semua perwakilan madrasah, karena terbatasnya kuota.

Diseminasi pertama tentang penilaian kurikulum 2013. Tiga orang yang dikirim untuk mengikuti diklat penilaian K-13 yang dibimbing langsung oleh widyaiswara Balai Diklat Surabaya. Meskipun pelaksanaannya di Aula Kemenag Kabupaten Trenggalek. Ketika diseminasi kami bertiga menyampaikan materi secara bergantian. Kala itu Ibu Arif menyampaikan penilaian KI-4. Ibu Khoirul Mualimah menyampaikan penilaian KI-3 dan saya memaparkan penilaian spiritual dan sosial. Diseminasi berjalan lancar, kepala madrasah saat itu berperan sebagai pendamping saja. Setelah acara pembukaan selesai kepala madrasah duduk pada deret bangku belakang.

Yang kedua diseminasi tentang bedah SKL soal Ujian Sekolah, guru yang dikirm sama. Kami bertiga mengikuti diklat di MIN Prigi oleh pemateri yang sudah ditempa sepuluh hari di Surabaya. Kami bertiga dan seorang kepala madrasah menuju lokasi diklat. Saya dan Bu Khoirul numpang mobilnya kepala MI Kedunglurah. Sedangkan Bu Arif dan Munir naik sepeda motor. Materi yang dipaparkan terkait pembuatan kisi-kisi dan soal Matematika, Bahasa Indonesia dan IPA. Seminggu kemudian kami bertiga diminta untuk menyampaikannya kepada guru kelas VI sekecamatan Durenan. Saat itu setelah pembukaan para kepala madrasah memantau para guru dari deret bangku belakang juga.

Untuk diseminasi yang ketiga tentang penyusunan soal HOTS yang terintegrasi dengan AKM dan AKSI. Guru yang dikirim untuk mewakili kecamatan, mengikuti diklat berasal dari 6 madrasah. Yakni dari MIM Kamulan, MI Tasmirit Tarbiyah, MIWB, MI Pakis, MI Nurul Iman dan MI Semarum. Jadi  ada dua madrasah yang tidak ikut karena kuota. Setelah mengikuti bimtek kami berenam mengikuti teknik meeting terkait pelaksanaan diseminasi. Kegiatan itu dilakasanakan di MIWB Kamulan. Pada kesempatan itu saya diberi tugas menyampaikan materi tentang penyusunan soal HOTS. Sedangkan kelima teman saya menjadi fasilitator pendamping para guru ketika menyusun kisi-kisi dan soal UM.

Sebetulnya saya mengelak tugas tersebut, karena mengingat materi penyusunan soal HOTS ini cukup sulit. Namun setelah semua peserta teknik meeting menyaran agar saya yang menyampaikan materi. Maka tugas tersebut saya terima. Yang cukup menguras konsekuensi adalah permintaan dari pengawas madrasah. Agar materi disampaikan dengan runtut. Meskipun pendamping kabupaten menerima materi selama tiga hari dan dipandu widyaiswara hebat. Namun kegiatan itu juga terkendala signal sehingga zoom meeting terasa kurang nyaman, terputus-putus. Kemudian pendamping kabupaten mendiseminasikan materi tersebut hanya 6 jam. Pengawas madrasah berharap fasilitator yang diberi tugas menyampaikan materi mampu melakukan tugas dengan baik, jangan sampai subtansi materi semakin surut. Pengawas madrasah berharap fasilitator penyampai materi dapat membimbing peserta sampai mampu membreakdown kompetensi dasar menjadi IPK, Indikator soal dan menjadi soal level 1, 2 dan 3.

Tugas berat inilah yang melalaikan kebiasaan saya menulis sunah digroup SPK Tulungagung. Setiap malam saya belajar materi penilaian K-13, teknik penyusunan soal HOTS dan diskusi dengan Bu Rini. Teman asyik berdiskusi tentang soal HOTS. Belajar giat berharap materi yang disampaikan mengena ke para audien. Dalam benak saya nantinya yang menjadi audien adalah para guru pengampu mata pelajaran kelas VI. Biasanya Bapak pengawas dan ketua KKM akan memantau kegiatan dari ruang transit. Namun anehnya para kepala madrasah yang semula duduk di belakang, justru maju duduk manis pada deret bangku terdepan. Meraka tidak bergeming dari tempat duduknya padahal pengawas madrasah dan ketua KKM sudah menuju ruang transit MI Pakis. Pada detik itu pula saya harus meningkatkan komitmen untuk menyampaikan materi lebih hati-hati dan runtut.

Karena para kepala MI di kecamatan Durenan adalah orang-orang yang hebat. Mareka lebih dahulu paham materi penyusunan soal HOTS. Begitu pula 7 dari 8 madrasah adalah kepala MI di bawah naungan Ma’arif. Yang sudah dibina dan menguasai soal HOTS. Karena Ma’arif telah menyiapkan timnya untuk membuat kisi-kisi soal yang melibatkan kepala madrasah dan guru terbaik mereka. Setelah melihat antusiasme para kepala madrasah yang duduk di depan saya mengubah strategi untuk menyampaikan materi dengan lebih tertata dan runtut. Yang semula akan berdiskusi dengan teman sejawat, menjadi memaparkan tanggung jawab kepada atasan saya. Ternyata setelah saya renungkan. Kepala madrasah ikut aktif mengikuti materi karena mereka nantinya akan menjadi fasilitator pendamping saat pembuatan soal dan kisi-kisi. Pun kepala madrasah berperan sebagai tim validasi soal. Untuk materi yang saya paparkan pada kegiatan diseminasi,  besok  saya tuliskan dalam blog ini. Meskipun sederhana. 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar