Kamis, 20 Mei 2021

Sidak Bagi Warga yang Nekat Menerima Tamu

 


Setelah portal-portal pengamanan tradisi kupatan 2021 dibuka, akhirnya saya bisa takziah ke rumah saudara. Almarhumah berdomisili di Kamulan. Kakakku yang tinggal di Rejowinangun mampu menembus portal, ia bisa sampai lebih dahulu di rumah duka. Saya hanya bisa memohon maaf pada keluarga yang ditinggalkan. Semoga Beliau husnul khatimah dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Sepulang takziah nampak banyak warga desa di kecamatan Durenan masih menerima tamu. Mulai dari desa Durenan, Kendalrejo, Semarum, Pakis dan Kamulan. Para tamu menikmati hidangan ketupat. Setelah para aparat penjaga keamanan selesai bertugas, mereka memanfaatkan untuk bertemu saudaranya dipuncak perayaan Idul Fitri. Karena ada sebagian warga yang halal bihal bertepatan dengan hari raya ketupat. Ini biasanya bagi keluarga yang jauh, atau murid yang hendak sungkem pada guru/kyai. Hari Raya Idul Fitri digunakan halal bihal dengan keluarga dekat.



Serba-serbi tradisi kupatan hari ini bisa jadi goresan cerita yang luar biasa di sepanjang sejarah. Desa Durenan dipenuhi aparat keamanan. Setiap jalan tikus diportal dan dijaga aparat. Yang cukup dramatis kejadian di rumah Ibu Ageng Sri Pratiwi. Ketika Beliau kedatangan 10 tamu yang hendak menyantap ketupat. Rumahnya kena sidak aparat, baik dari TNI, kepolisian dan wartawan. Ayah dari Ibu Ageng Sri Pratiwi memohon kepada aparat agar tamunya diberi kelonggaran waktu untuk menghabiskan hidangan. Yang hendak mengambil (belum dikasih sayur) langsung diurungkan, pamit tuan rumah dan pulang. Yang sudah terlanjur disantap ditunggui aparat sampai minta ijin pulang. Bagi Ibu Sri kejadian ini tentunya akan dikenangnya seumur hidup. Sidak tidak hanya di rumah Bu Sri. Banyak rumah yang didatangi aparat, karena nekat menerima tamu.



Banyak warga yang menyayangkan kebijakan pemerintah Kabupaten Trenggalek. Kebijakan yang dikeluarkan mendekati hari perayaan kupatan. Mereka terlanjur membeli bahan baku membuat ketupat dan lauknya. Padahal harga bahan mentahnya naik tiga kali lipat. Kacang panjang semula 1 kg Rp5.000, kemarin menjadi Rp 15.000. Belum harga nangka muda yang melonjak mahal. Namun saya sudah lama mendengarnya, sekitar seminggu yang lalu. Meskipun belum berupa surat resmi. Masih desas-desus dari para istri aparat keamanan. Untuk itu saya peringatkan teman-teman dekat agar mengurangi jumlah hidangan yang akan disajikan. Dari pada hidangan yang dimasak dalam jumlah banyak menjadi mubazir. Kasihan juga saudara yang dari kecamatan lain terpaksa harus dihalau kembali ke rumah masing-masing. Semoga semua yang dilakukan pemerintah kabupaten untuk kemaslahatan warga Trenggalek.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar