Kamis, 06 Mei 2021

Asesmen Nasional Sebagai Umpan Balik Berkala yang Objektif dan Komprehensif

 


Asesmen Nasional sebagai penunjuk arah tujuan dan keberhasilan praktik pembelajaran. Yang tujuannya adalah peningkatan kompetensi dan karakter peserta didik. Asesmen ini menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama sekolah, berupa pengembangan kompetensi dan mengembangkan karakter peserta didik. Hal ini diharap dapat mendorong sekolah dan dinas pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada perbaikan mutu pembelajaran. Asesmen Nasional juga memberi gambaran tentang karakteristik esensial sebuah sekolah yang efektif dalam mengembangkan kompetensi dan karakter peserta didik (mulai dari ciri pengajaran yang baik, sampai program dan kebijakan sekolah yang membentuk iklim akademik, sosial, dan keamanan yang kondusif). Hal ini diharap membantu sekolah lebih memahami apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Jadi dari pelaksanaan Asesmen Nasional ini nantinya akan diperoleh informasi-informasi sehingga dapat digunakan untuk perbaikan kualitas belajar agar terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik.

Asesmen Nasional dirancang untuk memotret mutu input, proses, dan hasil belajar yang mencerminkan kinerja sekolah, sebagai umpan balik berkala yang objektif dan komprehensif bagi  manajemen sekolah, dinas pendidikan, dan Kemendikbud. Asesmen ini akan  dilaksanakan di semua sekolah dengan responden peserta didik, guru, dan kepala sekolah. Bagi peserta didik yang akan mengikuti asesmen adalah  kelas 5, 8, dan 11. Maksimal 30 peserta didik SD dan 45 peserta didik  SMP/SMA/SMK akan dipilih secara acak oleh Kemendikbud untuk menjadi responden. Tes dan kuesioner peserta didik diadministrasikan menggunakan  komputer dalam kondisi terawasi  (proctored), Guru SD, SMP, dan SMA. Semua guru menjadi responden. Untuk  mengurangi beban administratif, guru  diberi waktu 2 minggu untuk mengisi  kuesioner. Pengisian kuesioner dilakukan secara daring tanpa pengawasan (mandiri). Kepala SD, SMP, dan SMA berperan menjadi responden. Sama dengan guru, kepala sekolah diberi  waktu 2 minggu untuk mengisi kuesioner. Pengisian kuesioner dilakukan secara daring  tanpa pengawasan (mandiri).

Instrumen asesmen bagi peserta didik berupa AKM Literasi-Numerasi dan survei karakter. Informasi  yang diperoleh dari AKM Literasi-Numerasi berupa hasil belajar kognitif. Untuk  survei karakter informasi yang diperoleh adalah hasil belajar sosial-emosional. Instrumen untuk guru dan kepala sekolah adalah survei lingkungan belajar. Informasi yang akan diperoleh kemendikbud dari kegiatan ini adalah karakteristik input dan proses pembelajaran (untuk merumuskan hipotesis tentang penyebab tinggi-rendahnya output pembelajaran di sekolah). Jadi, Asesmen Nasional terdiri dari tiga instrumen, yaitu (a) Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur literasi membaca dan matematika peserta didik; (b) Survei Karakter yang mengukur disposisi dan kebiasaan yang mencerminkan karakter peserta didik; dan (c) Survei Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat sekolah. Informasi dari Survei Lingkungan Belajar diperlukan untuk merumuskan dan menguji dugaan tentang mengapa seorang peserta didik di sekolah tertentu memiliki hasil belajar yang baik atau buruk.

Latar belakang AKM difokuskan pada literasi dan numerasi, karena literasi dan numerasi merupakan kompetensi yang sifatnya general dan mendasar. Beberapa ahli berpendapat Asesmen Nasional bertujuan mengevaluasi sistem pendidikan Indonesia. Asesmen Kompetensi Minimum literasi merupakan kemampuan untuk memahami,  menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan  berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan kapasitas  individu sebagai warga Indonesia dan warga  dunia agar dapat berkontribusi secara produktif di masyarakat. Sedangkan numerasi kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia. Sedangkan pada AKM survei karakter, maka karakter yang diharapkan adalah profil pelajar Pancasila yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, bernalar kritis, mandiri, kreatif, bergotong royong dan berkebhinekaan global.

Untuk survei lingkungan belajar secara terperinci akan memotret iklim belajar dan iklim satuan pendidikan, misalnya  iklim keamanan sekolah. Bagaimana  keamanan di sekolah, well being siswa, sikap dan keyakinan guru serta kebijakan & program sekolah. Selain hal tersebut juga akan terlihat Iklim kebhinekaan sekolah, seperti praktik multikultural di kelas, sikap & keyakinan guru/kepsek, serta kebijakan sekolah. Juga akan direkam Indeks Sosial Ekonomi berupa pendidikan orang tua, profesi orang tua, Fasilitas belajar di rumah. Untuk Kualitas Pembelajaran akan di evaluasi tentang manajemen kelas, dukungan afektif, aktivasi kognitif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar