Senin, 17 Mei 2021

Indahnya Kebersamaan di Hari Raya

 


Meskipun ada himbauan untuk tidak open house, sebagai anggota masyarakat sangat sulit untuk menolak warga yang bersilaturahmi ke rumah. Pada hari pertama Idul fitri hampir seluruh warga dusun datang ke rumah. Adat yang sudah melekat pada warga desa, melakukan halal bi halal setelah shalat Idul fitri. Pada hari pertama yang berkunjung hanya warga sekitar. Jumlahnya ratusan orang, karena kami tinggal dibekas rumah mertua/cepuren. Jadi wajar jika banyak dikunjungi warga. Meskipun cukup khawatir terjadi paparan covid-19. Warga yang berdatangan sampai mendekati adzan dhuhur. Pada hari pertama ini kami bisa sungkem ke rumah ibuku di Kamulan pukul 14.00. Setelah sudah tidak ada tamu lagi.

Pada hari kedua yang berdatangan saudara dari desa lain. Mereka dari dusun Kranding Desa Bendorejo, Sumbergayam, Sumberejo, Bulus, Ngadisuka, Sukarame dan Dusun Conthong Bandung serta Desa Bantengan. Tamu masih cukup banyak. Padahal saya tidak banyak membeli kue untuk disajikan di hari raya. Kue yang saya sajikan hanya parsel dari sekolah dan dari teman-teman. Parsel yang saya terima cukup banyak. Mulai dari minyak goreng, gula, kue janda genit, nastar, rengginang lorjuk, kue kacang, biskuit. Biskuit ini mulai dari monde, kongguan, chocholatos dari garudafood. Itulah sebabnya saya tidak beli kue lebaran. Takutnya jajan yang terlalu banyak, tidak dimakan jadinya mubazir. Malam harinya ketika sudah tidak ada tamu, kami berkunjung ke kakak tertua di desa Sumberejo Durenan.

Halal bi halal pada hari ketiga mendapat tamu dari Kamulan, Tulungagung dan Blitar. Mereka sebelum berkunjung sudah membersihkan diri di rumah ibu di Kamulan. Kunjungan yang membahagiakan, bertemu mereka hanya sekali dalam satu tahun. Mereka telah sukses menjadi pedagang. Meskipun mereka bertamu, justru memberi sangu hari raya untuk anak bungsuku. Kami bercengkerama dan bersenda gurau sangat lama. Seperti melepas kerinduan selama satu tahun tidak bertemu. Sore harinya saya beserta keluarga berkunjung ke rumah bulik di dusun Kranding. Karena kemarin hanya bertemu dengan anak-anak dan menantunya. Ada tiga saudara yang harus kami kunjungi di dusun tersebut.

Pada hari keempat yang berkunjung ke rumah adalah saudara dari kakak iparku. Mereka mengajak anak dan cucunya untuk halal bi halal. Ruang tamu menjadi penuh suka cita. Karena mereka memang suka menceritakan kejadian yang lucu dan menghibur. Mendengar candaan yang riuh, yang lainnya ikut bergabung. Jadilah ruangan penuh dengan tamu. Mungkin inilah yang menjadikan tradisi halal bi halal sangat dirindukan banyak orang. Meskipun sajian sederhana namun penuh kegembiraan.

Memasuki hari kelima, tamu yang berkunjung adalah siswa-siswi alumni MIM Kamulan. Kini mereka sudah memasuki bangku SMP, SMA bahkan sudah ada yang kuliah di Perguruan Tinggi. Alhamdulillah, mereka masih ingat dengan gurunya. Anak-anak sangat kerasan meskipun sajian sangat sederhana. Banyak cerita lucu yang menginspirasi dan menghibur. Kisah mereka di sekolah, di madrasah boarding school dan acara buka bersama yang tak bisa saya datangi. Sore harinya kedatangan anak-anak kecil, teman mengaji si bungsu di Pondok Hidayatul Mubtadiin. Mereka berkunjung hari ini karena kemarin masih halal bi halal di rumah saudaranya.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar