Minggu, 09 Mei 2021

Merdeka Belajar dengan RPP Sederhana

 

Masih mencoba untuk menyiapkan resume yang akan digunakan untuk laporan kegiatan ‘Bimtek Pembelajaran Berbasis Literasi dan Numerasi. Berdasarkan catatan saya, Ibu pemateri menyampaikan tentang penyusunan RPP sederhana. Menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. Tujuan penyususnan RPP mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). RPP juga merupakan dokumen dasar yang diguanakan dalam pembelajaran dan dikembangkan dari silabus dan disusum berdasarkan KD. Menurut Mendikbud menyatakan bahwa RPP digunakan sebagi proses refleksi guru terhadap pembelajaran. Setelah guru menyusun RPP, maka ia akan melaksanakan proses pembelajaran. Kemudian  akan  diperoleh informasi dari proses tersebut keberhasilan dari rencana pembelajaran yang telah diimplementasikan.

Prinsip penyusunan dan pengembangan RPP sederhana adalah: efisien, efektif,  dan berorientasi pada peserta didik. Yang dimaksud efisiens adalah penulisan RPP dilakukan dengan tepat dan tidak menghabiskan banyak waktu dan tenaga. Efektif merupakan penulisan RPP dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan berorientasi pada peserta didik dalah penulisan RPP dilakukan dengan mempertimbangkan kesiapan, ketertarikan, dan kebutuhan belajar murid di kelas. Arahan kebijakan baru  bahwa guru bebas dalam memilih, membuat, menggunakan dan mengembangkan format RPP.

Tiga komponen inti (minimal) dalam RPP: (1)Tujuan Pembelajaran, (2)Kegiatan Pembelajaran, (3) Penilaian Pembelajaran (Asesmen). Juga terdapat komponen-komponen pelengkap lainnya. Penulisan RPP dilakukan dengan efisien dan efektif sehingga guru memiliki lebih banyak waktu untuk mempersiapkan dan mengevaluasi proses pembelajaran.

Tujuan pembelajaran pada RPP memiliki komponen: Audience (A), Behaviour (B), Condition (C), Degree (D)  (bisa saja tidak ada). Untuk komponen ABCD ini  tidak harus disusun berurutan berdasarkan abjad. Contoh:

Melalui kegiatan mengamati beberapa macam penyajian data, peserta didik dapat menentukan langkah-langkah mengubah penyajian data dari satu bentuk ke bentuk lainnya secara tertulis.

Audience

:

peserta didik

Behaviour

:

                                    menentukan langkah-langkah mengubah penyajian data dari satu bentuk ke bentuk lainnya

Condition

:

melalui kegiatan mengamati beberapa macam penyajian data

Degree

:

secara tertulis

Pengembangan kegiatan pembelajaran harus memperhatikan potensi kecerdasan  majemuk peserta dididk, karakter, numerasi, literasi, HOTS, dan 4C. Potensi kecerdasan majemuk peserta didik (Howard Gardner, 1993) terdiri dari 9 jenis: logis-matematis, linguistik, spasial, kinestetik, naturalis, interpersonal, intrapersonal , eksistensial, dan musikal. Nilai-nilai pendidikan karakter bagi siswa sekolah dasar dan menengah antara lain religius, tolerensi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan serta peduli sosial. Kemampuan literasi membaca digunakan untuk memahami,  menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan  berbagai jenis teks untuk menyelesaikan  masalah dan mengembangkan kapasitas  individu sebagai warga Indonesia dan warga  dunia agar dapat berkontribusi secara  produktif di masyarakat. Kemampuan numerasi adalah berpikir menggunakan konsep,  prosedur, fakta, dan alat matematika untuk  menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai  jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai  warga negara Indonesia dan dunia.

Sedangkan untuk  Higher Order of Thinking Skill (HOTS) merupakan kemampuan berfikir kritis, logis, reflektif, metakognitif dan berfikir kreatif. Jadi pada proses pembelajaran HOTS tidak hanya membimbing siswa agar mampu mengingat saja. Namun membutuhkan kemampuan lain yakni berfikir kritis dan kreatif. Penggunakan model pembelajaran berbasis proyek (Project based learning), pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning), belajar penemuan ( Discovery/inquiry) menjadi peluang bagi guru untuk menerapkan pembelajaran HOTS. Adapun karakteristik pembelajaran HOTS yaitu berfokus pada pertanyaan, menganalisis/ menilai argumen dan data, mendefinisikan konsep, menentukan kesimpulan, menggunakan analisis logis, memproses dan menerapkan informasi dan menggunakan informasi untuk memecahkan masalah. Adapun ketrampilan 4C yang dimaksud adalah ketrampilan communication, collaboration, critical thinking dan problem solving, creativity dan innovation.

Demikian resum sederhana,  masih banyak materi yang harus dikonklusikan. Semoga besok bisa dilanjutkan agar tugas segera usai.

2 komentar: