Kamis, 31 Maret 2022

CERBUNG PART 1:Sosok Guru Pembimbing Qiraah

 


Ruang guru sepi. Hanya aku yang tidak ada kelas, menikmati jam kosong. Aku asyik menombol keyboard laptopku. Melakukan analisis hasil penilaian harian siswa kelas 6. Ketika tengah asyik menginput nilai, terdengar ada tamu yang mengucapkan salam.

“Assalamu’alaikum!”

“Wa’alaikum salam,” jawabku. Seketika mataku terbelalak kaget karena tamu itu adalah Mas Asrom. Teman satu jurusan ketika kuliah di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Kami mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam. Meskipun beda kelas, ia di kelas C sedang aku di kelas A. Dengan isyarat, aku mengajaknya duduk di ruang tamu sekolah.

“Mas Asrom, ya?,”tanyaku. Aduh mulutku! Keceplosan, seharusnya aku tidak bilang seperti itu. Pura-pura tidak kenal akan lebih sopan.

“Iya…betul,” jawabnya sambil mengernyitkan alis. “Mohon maaf, kayaknya sebelumnya kita pernah bertemu ya, Ustadzah.”

“Betul, kita satu jurusan di UIN SATU, Mas!”

“Oh! Makanya nampak tidak asing gitu, hhh,” candanya mencairkan suasana.

Aku tersenyum ramah, menanggapi candaannya. Jemariku sibuk mengirim pesan pada Bapak Kepala Madrasah. Beliau sedang membimbing siswa mengaji Alquran dengan metode UMMI di masjid.

[Bapak,  ada tamu]

[Segera saya temui, Bu. Siapa? Bisa ditanyakan keperluannya!]

[Ustadz Asrom, Pak]

[Oh, Beliau calon pembimbing ekskul tilawah, Bu]

Dari kejauhan kepala madrasah tersenyum, siap bertemu tamunya.

“Assalamualaikum, Ustadz Asrom,” sapa kepala madrasah

“Waalaikum salam” jawab Mas Asrom tersenyum ramah.

Senyum yang ganteng. Seganteng orangnya. Senyum yang bikin para ukthi di jurusan Pendidikan Agama Islam kesulitan tidur. Sosoknya yang shalih dan berwibawa. Ia juga aktif diberbagai kegiatan kampus. Para ukhti yang aktif di kegiatan paduan suara kampus, tahfidz dan sholawatan pasti sulit melupakannya. Suaranya yang merdu bak buluh perindu.

“Assalamualaikum! Bu Dewi, waktunya pelajaran Alquran di kelas 5!,” kata Syafa. Mengejutkanku yang lagi menggantang asap.

“Waalaikumsalam! Apakah pelajaran Bahasa Arab sudah selesai, Mas Syafa?” tanyaku.

“Sudah, Bu Dewi”

Syafa, ketua kelas 5 segera berlari naik tangga menuju kelasnya. Aku bergegas menuju kelas 5. Ternyata Bu Nur Hasanah, guru Bahasa Arab tidak turun ke ruang guru. Ia langsung mengajar di kelas 4 menggantikan wali kelas yang sedang izin kuliah daring. Bu Mutiara, Wali kelas 4 mengikuti PPG dalam jabatan tahun 2022 pada LPTK UIN Mualana Malik Ibrahim Malang.

Kala kaki hendak masuk ruang kelas 5, sekelebat bayangan Mas Asrom menguasai hatiku. Wajahnya yang sempurna memenuhi kepalaku. Astaghfirullah! Segera kutepis ingatan itu. Aku sebagai guru baru harus professional. Membuang masalah pribadi ketika sudah berhadapan dengan anak-anak.

Bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar