Ruang
guru sepi. Hanya aku yang tidak ada kelas, menikmati jam kosong. Aku asyik menombol
keyboard laptopku. Melakukan analisis hasil penilaian harian siswa kelas 6. Ketika
tengah asyik menginput nilai, terdengar ada tamu yang mengucapkan salam.
“Assalamu’alaikum!”
“Wa’alaikum
salam,” jawabku. Seketika mataku terbelalak kaget karena tamu itu adalah Mas Asrom.
Teman satu jurusan ketika kuliah di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Kami
mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam. Meskipun beda kelas, ia di kelas C
sedang aku di kelas A. Dengan isyarat, aku mengajaknya duduk di ruang tamu
sekolah.
“Mas
Asrom, ya?,”tanyaku. Aduh mulutku! Keceplosan, seharusnya aku tidak bilang
seperti itu. Pura-pura tidak kenal akan lebih sopan.
“Iya…betul,” jawabnya
sambil mengernyitkan alis. “Mohon maaf, kayaknya sebelumnya kita pernah bertemu
ya, Ustadzah.”
“Betul,
kita satu jurusan di UIN SATU, Mas!”
“Oh!
Makanya nampak tidak asing gitu, hhh,” candanya mencairkan suasana.
Aku
tersenyum ramah, menanggapi candaannya. Jemariku sibuk mengirim pesan pada
Bapak Kepala Madrasah. Beliau sedang membimbing siswa mengaji Alquran dengan
metode UMMI di masjid.
[Bapak,
ada tamu]
[Segera
saya temui, Bu. Siapa? Bisa ditanyakan keperluannya!]
[Ustadz
Asrom, Pak]
[Oh,
Beliau calon pembimbing ekskul tilawah, Bu]
Dari
kejauhan kepala madrasah tersenyum, siap bertemu tamunya.
“Assalamualaikum,
Ustadz Asrom,” sapa kepala madrasah
“Waalaikum
salam” jawab Mas Asrom tersenyum ramah.
Senyum
yang ganteng. Seganteng orangnya. Senyum yang bikin para ukthi di jurusan
Pendidikan Agama Islam kesulitan tidur. Sosoknya yang shalih dan berwibawa. Ia
juga aktif diberbagai kegiatan kampus. Para ukhti yang aktif di kegiatan paduan
suara kampus, tahfidz dan sholawatan pasti sulit melupakannya. Suaranya yang
merdu bak buluh perindu.
“Assalamualaikum!
Bu Dewi, waktunya pelajaran Alquran di kelas 5!,” kata Syafa. Mengejutkanku
yang lagi menggantang asap.
“Waalaikumsalam!
Apakah pelajaran Bahasa Arab sudah selesai, Mas Syafa?” tanyaku.
“Sudah,
Bu Dewi”
Syafa,
ketua kelas 5 segera berlari naik tangga menuju kelasnya. Aku bergegas menuju
kelas 5. Ternyata Bu Nur Hasanah, guru Bahasa Arab tidak turun ke ruang guru. Ia
langsung mengajar di kelas 4 menggantikan wali kelas yang sedang izin kuliah
daring. Bu Mutiara, Wali kelas 4 mengikuti PPG dalam jabatan tahun 2022 pada
LPTK UIN Mualana Malik Ibrahim Malang.
Kala
kaki hendak masuk ruang kelas 5, sekelebat bayangan Mas Asrom menguasai hatiku.
Wajahnya yang sempurna memenuhi kepalaku. Astaghfirullah! Segera kutepis
ingatan itu. Aku sebagai guru baru harus professional. Membuang masalah pribadi
ketika sudah berhadapan dengan anak-anak.
Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar