Minggu, 03 Desember 2023

Ibu

 

Tanggal 23 Oktober 2023, silaturahmi ke rumah Ibu. Meminta doa agar perhelatan yang akan dilaksanakan berjalan lancar tanpa kendala. Beliau menangis, terisak. Teriring doa agar acara nanti lancar tanpa kendala. Tubuh Ibu memucat, tidak seperti biasanya. Sklera, iris dan pupilnya nampak lebih terang (memutih). Deg. Kesehatan Ibu kelihatannya menurun. Saya mencoba menahan luruhnya air mata. Ya Allah, tolong lindungi dan sayangi Ibu. Mohon jaga Ibu sampai perhelatan saya usai. Tangisku dalam hati. Saya ingin berada di sampingnya ketika Beliau, Engkau panggil. Sesak dada ini, karena tidak sanggup ditinggalkan Ibu dalam situasi seperti ini. Telah 14 tahun Ibu sakit, sebenarnya aku ikhlas. Tapi jangan sekarang. Sambil tidur di sampingnya, meminta Ibu terus berzikir menyebut asma Allah. Kami berdoa dan berzikir bersama.

 Tanggal 2 November 2023 masih ada saja tamu yang datang, belum bisa menjenguk Ibu. Adik memberi kabar Ibu dalam kondisi koma. Beliau tidak bereaksi ketika dipanggil. Bergegas datang, perawat yang memeriksa mengisyaratkan agar terus dijaga. Sepakat anak-anaknya tidur di rumah Ibu. Kami berkumpul dalam satu ruangan, menjaga ibu sambil membaca Alquran (Surat Yasin) dan menuntun Beliau dengan kalimat tauhid. Ketika tabuh menunjukkan dini hari kami mulai terlelap satu persatu. Sejam kemudian seperti ada yang membangunkan, segera bergegas mengumpulkan  nyawa yang belum menyatu. Kusentuh dan kupandangi ibu. Masih seperti sedia kala. Setetes air saya usapkan dibibirnya, berulang-ulang. Kakak mengusap pundakku. Ikhlaskan. Pesan beliau. Mengangguk sambil mengucapkan tahmid, terima kasih pada Allah yang telah menjaga ibu sampai selesainya perhelatan.

Paginya, tanggal 3 November 2023 kakak mempersilahkan saya pulang untuk keluarga dan persiapan kerja. Berangkat ke RA Nurul Ulum Kendalrejo untuk pendampingan latihan guru bercerita. Setelah selesai dari RA Nurul Ulum, segera persiapan ke rumah ibu. Padahal hari ini rencananya akan ke RA Perwanida dan RA Hidayatul Mubtadiin Sukorejo dengan agenda yang sama. Pendampingan latihan lomba guru bercerita. Segera ke rumah ibu, semua saudara sudah berkumpul untuk membacakan Surat Yasiin dan menuntun kalimat tauhid. Tepat pukul 14.02 WIB ibu dipanggil-Nya. Semoga Allah mengampuni dosa-dosanya. Semoga Allah menempatkan Beliau di surganya kelak. Ibu yang selalu ada untuk anak-anaknya. Ibu yang selalu gigih dalam membimbing anak-anaknya menjadi insan yang beriman kepada Rabb-Nya.

Ibu yang selalu memanjatkan doa untuk kesuksesan dan keselamatan putra-putrinya. Betapa sulitnya menggenggam kata ikhlas dan sabar. Tubuh bergetar dahsyat ketika memangku ibu yang sedang dimandikan. Menahan tetes air mata untuk tidak jatuh merupakan hal sulit. Menyesakkan dada. Terima kasih ibu yang selalu ada untukku. Terimakasih atas doa yang pernah ibu langitkan untukku ini. Semoga Allah menerima semua amal ibadah ibu selama hidupnya. Doa untukmu sepanjang waktu, semoga husnul khatimah. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar