Tanggal
23 Oktober 2023, silaturahmi ke rumah Ibu. Meminta doa agar perhelatan yang
akan dilaksanakan berjalan lancar tanpa kendala. Beliau menangis, terisak.
Teriring doa agar acara nanti lancar tanpa kendala. Tubuh Ibu memucat, tidak
seperti biasanya. Sklera, iris dan pupilnya nampak lebih terang (memutih). Deg.
Kesehatan Ibu kelihatannya menurun. Saya mencoba menahan luruhnya air mata. Ya
Allah, tolong lindungi dan sayangi Ibu. Mohon jaga Ibu sampai perhelatan saya
usai. Tangisku dalam hati. Saya ingin berada di sampingnya ketika Beliau,
Engkau panggil. Sesak dada ini, karena tidak sanggup ditinggalkan Ibu dalam
situasi seperti ini. Telah 14 tahun Ibu sakit, sebenarnya aku ikhlas. Tapi
jangan sekarang. Sambil tidur di sampingnya, meminta Ibu terus berzikir menyebut
asma Allah. Kami berdoa dan berzikir bersama.
Tanggal 2 November 2023 masih ada saja tamu
yang datang, belum bisa menjenguk Ibu. Adik memberi kabar Ibu dalam kondisi
koma. Beliau tidak bereaksi ketika dipanggil. Bergegas datang, perawat yang
memeriksa mengisyaratkan agar terus dijaga. Sepakat anak-anaknya tidur di rumah
Ibu. Kami berkumpul dalam satu ruangan, menjaga ibu sambil membaca Alquran
(Surat Yasin) dan menuntun Beliau dengan kalimat tauhid. Ketika tabuh
menunjukkan dini hari kami mulai terlelap satu persatu. Sejam kemudian seperti
ada yang membangunkan, segera bergegas mengumpulkan nyawa yang belum menyatu. Kusentuh dan
kupandangi ibu. Masih seperti sedia kala. Setetes air saya usapkan dibibirnya,
berulang-ulang. Kakak mengusap pundakku. Ikhlaskan. Pesan beliau. Mengangguk sambil
mengucapkan tahmid, terima kasih pada Allah yang telah menjaga ibu sampai
selesainya perhelatan.
Paginya, tanggal 3 November 2023 kakak mempersilahkan saya pulang untuk keluarga dan persiapan kerja. Berangkat
ke RA Nurul Ulum Kendalrejo untuk pendampingan latihan guru bercerita. Setelah
selesai dari RA Nurul Ulum, segera persiapan ke rumah ibu. Padahal hari ini
rencananya akan ke RA Perwanida dan RA Hidayatul Mubtadiin Sukorejo dengan
agenda yang sama. Pendampingan latihan lomba guru bercerita. Segera ke rumah
ibu, semua saudara sudah berkumpul untuk membacakan Surat Yasiin dan menuntun
kalimat tauhid. Tepat pukul 14.02 WIB ibu dipanggil-Nya. Semoga Allah
mengampuni dosa-dosanya. Semoga Allah menempatkan Beliau di surganya kelak. Ibu
yang selalu ada untuk anak-anaknya. Ibu yang selalu gigih dalam membimbing
anak-anaknya menjadi insan yang beriman kepada Rabb-Nya.
Ibu yang
selalu memanjatkan doa untuk kesuksesan dan keselamatan putra-putrinya. Betapa
sulitnya menggenggam kata ikhlas dan sabar. Tubuh bergetar dahsyat ketika
memangku ibu yang sedang dimandikan. Menahan tetes air mata untuk tidak jatuh
merupakan hal sulit. Menyesakkan dada. Terima kasih ibu yang selalu ada
untukku. Terimakasih atas doa yang pernah ibu langitkan untukku ini. Semoga
Allah menerima semua amal ibadah ibu selama hidupnya. Doa untukmu sepanjang
waktu, semoga husnul khatimah. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar