Bulan
Desember merupakan pengalaman pertama para pendidik Roudhotul Athfal (RA)
melakukan asesmen sumatif. Untuk lebih memahami tentang asesmen di kurikulum
merdeka yang sejatinya keterkaitannya dengan
pembelajaran seperti bestie. Asesmen merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dengan pembelajaran. Pendidik perlu memahami kompetensi yang hendak
dituju sehingga keseluruhan proses pembelajaran diusahakan mencapai kompetensi.
Kompetensi yang dituju dimaknai sebagai ketercapaian terhadap capaian
pembelajaran (CP), dimensi Profil Pelajar Pancasila dan nilai-nilai Profil
Pelajar Rahmatan Lil’alamin. Jika asesmen RA berbasis paper, sudahkah sesuai dengan juknis asesmen kurikulum merdeka?
Pembelajaran dimulai dengan
perencanaan asesmen dan perencanaan pembelajaran. Pendidik harus merencanakan
asesmen diawal pembelajaran, saat proses pembelajaran dan akhir pembelajaran.
Perencanaan asesmen awal pembelajaran
sangat perlu dilakukan dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan
belajar anak. Hasil asesmen awal untuk merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan tahapan capaian anak. Identifikasi
kebutuhan perlu dilakukan kepada setiap anak dengan melakukan asesmen awal, juga
kepada ABK, anak berkebutuhan khusus. Asesmen
terbagi menjadi 2 jenis yaitu asesmen formatif dan asesmen sumatif. Kedua jenis
tidak harus dilakukan pada satu rencana pelaksanaan pembelajaran, tergantung
pada cakupan tujuan pembelajaran.
Gambar di atas anak yang menggoreng tempe hasil proyek di RA Nurul Ulum Kendalrejo
Asesmen
formatif merupakan asesmen yang bertujuan untuk
memantau dan memperbaiki proses pembelajaran,
serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran.
Asesmen formatif di awal pembelajaran dilakukan
untuk mengetahui kesiapan anak untuk
mempelajari materi ajar dan mencapai tujuan
pembelajaran yang direncanakan karena ditujukan
untuk kebutuhan pendidik dalam merancang
pembelajaran, tidak untuk keperluan penilaian
hasil belajar anak yang dilaporkan dalam
rapor. Asesmen formatif
di dalam proses pembelajaran dilakukan selama proses pembelajaran
untuk mengetahui perkembangan anak dan sekaligus pemberian umpan balik yang harus ditindak lanjuti.
Penerapan
asesmen awal dengan cara: 1) menentukan informasi tentang capaian apa yang ingin
dipotret melalui asesmen awal, 2) menentukan
kegiatan yang dapat memberikan informasi apakah capaian tersebut sudah tercapai
atau tidak; dan guru dapat melakukan observasi, atau menggunakan hasil karya sebagai
sumber data; 3) mengolah
data secara sederhana dengan melakukan pengelompokan berdasarkan capaian pembelajaran,
4) Merancang strategi diferensiasi
yang dapat diterapkan untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Yang
perlu diperhatikan ketika melakukan asesmen formatif: asesmen formatif tidak beresiko
tinggi (high stake). Asesmen formatif
dirancang untuk ketercapaian tujuan pembelajaran, asesmen formatif dapat
menggunakan berbagai teknik dan/atau
instrumen. Hal ini dilakukan dengan
tujuan untuk meningkatkan
kualitas proses belajar, asesmen formatif dilaksanakan bersamaan
dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung sehingga
asesmen formatif dan pembelajaran menjadi
suatu kesatuan, Asesmen formatif dapat menggunakan metode yang sederhana, sehingga
umpan balik hasil asesmen tersebut dapat
diperoleh dengan cepat.
Asesmen
formatif yang dilakukan di awal pembelajaran akan memberikan informasi kepada pendidik tentang kesiapan belajar anak.
Berdasarkan asesmen ini, pendidik perlu menyesuaikan/memodifikasi
rencana pelaksanaan pembelajarannya dan/ atau
membuat diferensiasi pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan anak. Instrumen
asesmen yang digunakan dapat memberikan informasi tentang kekuatan, hal-hal yang masih perlu ditingkatkan oleh anak
dan mengungkapkan cara untuk
meningkatkan kualitas kompetensi, karya atau performa yang diberi umpan balik.
Sedangkan
asesmen sumatif dilakukan pada akhir proses pembelajaran atau dapat juga dilakukan sekaligus untuk dua atau lebih tujuan pembelajaran, sesuai dengan pertimbangan pendidik dan kebijakan satuan Pendidikan. Berbeda
dengan asesmen formatif, asesmen sumatif
menjadi bagian dari perhitungan penilaian
di akhir semester, akhir tahun ajaran, dan/atau akhir jenjang. Pada RA, asesmen sumatif
digunakan untuk mengetahui capaian perkembangan anak dan bukan sebagai hasil evaluasi untuk penentuan kenaikan kelas atau kelulusan. Asesmen
sumatif berbentuk laporan hasil belajar yang
berisikan laporan pencapaian
pembelajaran dan dapat ditambahkan
dengan informasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Teknik dan Instrumen Asesmen untuk Anak Usia Dini. Teknik
pengambilan data perlu dilakukan dengan mengutamakan kondisi yang autentik yaitu pengamatan yang alami
dan apa adanya yang ditampilkan anak. Oleh
karenanya, durasi pengambilan data tidak
dilakukan dalam jangka waktu singkat atau dalam satu kali kegiatan.
Pengambilan data untuk asesmen anak
usia dini disarankan untuk dilakukan dalam
durasi dan jangka waktu lama misalnya satu hingga dua pekan. Tujuannya agar perilaku yang diperoleh
dapat mengungkap kemampuan anak secara utuh.
Melihat tujuan dari asesmen adalah mengamati perilaku autentik anak, maka teknik yang digunakan untuk pengambilan data
adalah teknik observasi dan kinerja.
Sedangkan instrumen asesmen adalah alat
bantu yang digunakan untuk membantu guru
mengumpulkan data berdasarkan teknik asesmen
yang digunakan.
Teknik Asesmen
untuk Anak Usia Dini
berupa observasi dan kinerja. Teknik observasi merupakan teknik utama
dan terpenting yang perlu dimiliki pendidik
terutama saat mengajar anak usia dini karena proses pengambilan data dilakukan secara autentik. Penilaian
peserta didik yang dilakukan secara berkesinambungan melalui pengamatan perilaku
yang diamati secara berkala. Pendidik mengumpulkan informasi berdasar apa yang dilihat
dan didengar tanpa melibatkan pandangan personal
observer. Hanya fakta, otentik. Ini mengandung
makna bahwa observasi selalu bersifat objektif
karena memandang anak sebagaimana adanya. Hal yang dapat diobservasi yaitu pengalaman
bermain anak dan celoteh, karya, serta cara
anak membangun hubungan dengan orang lain
dan material-material yang disiapkan guru.
Penilaian kinerja memberikan kesempatan anak untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuannya ke dalam berbagai
macam konteks sesuai dengan kriteria yang
ditentukan pendidik. Teknik kinerja dilakukan dengan mengumpulkan data melalui penilaian terhadap kegiatan yang mengajak anak untuk praktik, menghasilkan produk, melakukan projek, dan atau membuat portofolio. Penting untuk
diperhatikan bahwa guru tidak perlu memberi
kegiatan yang “memenjara” anak, yaitu semua hasil karya seragam antara satu anak dengan anak yang lain, sesuai perintah guru.
Teknik observasi dengan cara Ceklis , catatan anecdotal,
dokumen hasil karya. Ceklis yaitu daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik, atau elemen yang dituju. Catatan anekdotal:
bentuknya tertulis atau bisa pula foto
berseri yaitu catatan singkat hasil observasi
yang difokuskan pada performa dan perilaku
yang menonjol, disertai latar belakang kejadian dan hasil analisis atas observasi yang dilakukan. Dokumentasi hasil
karya anak yaitu kumpulan hasil karya
anak dapat berupa foto untuk kemudian guru
memberikan keterangan berdasarkan cerita
anak terhadap hasil karyanya.
Teknik kinerja dengan menggunakan rubrik, ceklis dan
catatan anekdot. Rubrik, yaitu pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas capaian kinerja anak sehingga pendidik dapat menyediakan bantuan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja. Catatan anekdot yaitu catatan singkat hasil observasi yang difokuskan pada performa dan perilaku yang menonjol, disertai latar belakang kejadian dan hasil analisis atas observasi yang dilakukan. Sedangkan Portofolio yaitu
kumpulan hasil karya anak yang menunjukkan rekam jejak pembelajaran anak dalam kurun waktu tertentu.
Umumnya, portofolio berbentuk folder yang
di dalamnya berisi kumpulan foto, hasil karya anak, dan berbagai hasil pekerjaan anak lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar