Kamis, 24 Juli 2025

Implementasi Madrasah Ramah Anak

 


Di madrasah siswa dilatih memiliki empati, mengelola perasaan, dan membangun hubungan sosial yang sehat. Siswa belajar mengenal emosi mereka. Memahami perasaan teman, Melakukan aksi nyata seperti berbagi, meminta maaf, dan membantu. Para pendidik menanamkan nilai kemanusiaan dan kebhinekaan sejak dini. Anak-anak dilatih untuk menerima perbedaan (agama, suku, gender, latar belakang) dan menghargai sesama. Hal ini penting agar madrasah menjadi tempat yang inklusif, tidak ada diskriminasi atau perundungan. Pendidik mendampingi siswa untuk tidak hanya tahu, tapi juga melakukan aksi positif.

Tugas kita tidak hanya berhenti di pengetahuan menyampaikan aturan saja, tapi mendorong siswa untuk bertindak. Melapor jika ada kekerasan, membela teman yang disakiti, mengajak teman bermain dan menyebarkan pesan damai. Beberapa langkah membimbing anak memiliki karakter hebat: 1)Mengenali Diri Sendiri : semua manusia memiliki kesamaan hakiki sebagai ciptaan Allah SWT, karena itu semua manusia berharga; 2)Mengenali Teman dan Lingkungan Sekitar: semua manusia diciptakan Allah SWT dalam keadaan berbeda-beda, maka perbedaan adalah sesuatu yang wajar dan perlu dihargai.

Ketika melakukan pendampingan terhadap anak agar mengenali dirinya sebagai ciptaan Allah SWT. Mereka didampingi melakukam afirmasi positif adalah pernyataan sederhana, singkat, dan membangun yang diulang atau diucapkan untuk menguatkan pikiran, perasaan, dan perilaku positif seseorang. Afirmasi ini digunakan untuk: meningkatkan rasa percaya diri. menenangkan emosi, mendorong perilaku baik, menumbuhkan semangat dan harapan. Peserta didik kita bimbing untuk mensyukuri keunikan dan keistimewaan dirinya serta menyemangati diri sendiri setiap hari. Peserta didik kita latih mengenal perasaan berdasarkan situasi yang dihadapi dalam kehidupannya, baik perasaan yang nyaman atau tidak nyaman. Berlatih mengenal perasaan, baik yang nyaman atau tidak nyaman dapat membantu peserta didik mengendalikan diri serta menghargai perasaan dirinya dan orang lain.

Siswa kita ajak mengenali bagian-bagian tubuhnya (kepala, tangan, kaki, dll) secara tepat. Siswa menyadari bahwa tubuhnya adalah anugerah dari Allah SWT yang harus disyukuri dan dijaga. Siswa kita bombing memahami fungsi utama bagian tubuhnya, serta pentingnya merawat dan menggunakannya dengan baik. Mmenggambarkan atau menunjuk bagian tubuhnya secara mandiri dan percaya diri. Menunjukkan sikap menghargai keberadaan dirinya dan orang lain meskipun ada perbedaan fisik. Kita damping mereka untuk membangun rasa percaya diri dan citra positif terhadap tubuhnya sendiri. Kita bimbing mereka untuk mengetahui bagian yang boleh dan tidak boleh disentuh orang lain. Hanya ibu dan dokter tertentu yang boleh menyentuhnya. Dokterpun Ketika memeriksa harus dengan pendampingan orang tua. Berani mengatakan tidak, jika ada yang berani menyentuh bagian tubuhnya yang paling pribadi. Peserta didik dibimbing mengetahui fase pertumbuhan manusia dan perubahan yang dialami oleh laki-laki maupun perempuan pada fase kehidupannya saat ini. Peserta didik juga dimohon dapat menyilang bagian tubuh yang mereka tidak suka jika orang lain menyentuhnya tanpa izin.

Yang tak kalah penting anak dilatih untuk mengenal temannya dan lingkungan sebagai ciptaan Allah SWT. Mengenal teman dan lingkungan sekitar adalah bagian penting dari pembelajaran sosial-emosional karena membantu anak: 1)Mengembangkan empati: dengan memahami latar belakang dan perasaan teman, anak belajar menghargai perbedaan dan membangun hubungan yang sehat; 2)Meningkatkan keterampilan sosial: Interaksi yang positif dengan lingkungan sekitar melatih komunikasi, kerja sama, dan kemampuan menyelesaikan konflik; 3)Membangun rasa aman dan nyaman: ketika anak merasa dikenal dan diterima, mereka lebih percaya diri dan siap belajar; 4)Menumbuhkan tanggung jawab sosial: Anak belajar bahwa mereka adalah bagian dari komunitas dan memiliki peran dalam menciptakan lingkungan yang positif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar