Bakda
maghrib hendak beli gula. Namun toko kecil dekat rumah sudah tutup. Padahal
harga sembako di situ paling murah. Dari pada jauh, harus beli di desa Kedunglurah
atau desa Ngadisuko, mencoba nekat beli di toko tersebut. Membunyikan klakson
motor. Thit! Kode ada pembeli nekat, dari pada teriak-teriak. Setelah yang punya
toko berlari membuka pintu, segera saya mengucapkan salam. Sepasang suami istri,
penjual toko itu menghampiri. Kusampaikan permintaan maaf menganggu
istirahatnya. Meminta bantuan melayani pembelian gula dan kopi. Alhamdulillah
dilayani dengan baik sekali. Sejatinya heran kok keduanya begitu antusias dan
tergopoh-gopoh membuka pintu. Tidak seperti biasanya yang datar-datar saja.
Ternyata
keduanya mengira saya akan mengantar amplop. Amplop pilpres. Kok bisa? Alasan mereka,
sejak pagi rumahku banyak didatangi tamu. Padahal tamu yang datang adalah
panitia PPS, reseler kerudung daffi, panitia KPPS ngantar undangan pencoblosan,
saudara ngantar berkat selamatan. Saat ini masyarakat sedang berharap ada kader
partai yang memberikan amplop di masa tenang. Tersiar berita hoax adanya amplop
dengan kisaran Rp15.000 sampai Rp100.000. Supaya tidak menimbulkan prasangka,
maka saya katakan sikap netral sebagai abdi negara. Sekaligus guyon maton
tentang pandangan mereka setelah melihat debat capres dan cawapres. Sepasang suami
istri itu, merasa debat kemarin tidak memuaskan. Begitukah? Namanya opini
masyarakat, silahkan mengungkapkan pendapat yang sesuai hati nuraninya.
Ternyata debat kemarin belum bisa memotivasi mereka menentukan pilihan. Saya lanjut
dengan diskusi dari sisi partai pendukung dari ketiga capres. Juga dari sudut
rekam jejak ketiganya. Jawabannya tetap gamang.
Ketika
keduanya, menanyakan sikap saya pada pemilu 2024. Jawaban saya tetap seperti
semula netral. Tidak mengarahkan warga pada paslon manapun. Nanti yang saya
pilih adalah paslon yang kredibel, memiliki kualitas keilmuan yang baik, juga
visioner dan bijak. Tidak menghalalkan segala cara, menolak kecurangan, menolak
black campaign, dan money polotic. Rosulullohpun
mengingatkan umatnya sebagaimana yang riwayatkan oleh Ibnu Majah yang artinya:” Laknatnya Allah itu ditimpakan kepada
penyuap dan yang disuap”. Diskusi berlanjutkan dengan program dan
janji-janji paslon yang terkadang jarang dilaksanakan. Bahkan setelah menjabat
jadi lupa akan janji yang ditebarkan. Maka ingatan harus disegarkan dengan
hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban yang artinya: “Dari Abi Hurairah ra Rosulullah SAW berkata:’Tiga orang yang tidak
akan mendapatkan rahmat dari Allah di hari kiamat ialah orant tua yang berzina,
imam yang dusta, dan orang yang
miskin lagi sombong.” Semoga nantinya, terpilih pemimpin yang amanah, adil,
dan menepati janji-janjinya.
Semoga
pada tanggal 14 Pebruari 2024 nanti yang datang ke TPS adalah para pemilih
cerdas. Mereka menentukan pilihanya bukan karena uang maupun sembako. Tetapi
karena kecerdasan dan keluasan pemahaman terkait pemimpin yang amanah.
Selanjutkan seluruh masyarakat mampu menghargai pilihan orang lain. Tidak ada
permusuhan akibat beda pilihan, baik antar anggota keluarga, teman sekantor, sesama
jamaah masjid maupun warga masyrakat. Selain itu semoga para tokoh masyarakat
menjadi pemilih yang adil dan bijak. Tidak mempengaruhi anak buahnya atau
mengarahkan bawahan pada paslon tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar