Tanggal 2 November masih mengikuti diklat daring. Beberapa guru terlihat antusias mengikuti diklat bersama mentor Ibu Emy Rosyidah. Namun ada beberapa guru yang meletakkan kameranya agak tinggi sehingga kerudungnya saja yang kelihatan. Ternyata mereka dalam kondisi mengantuk. Daripada kelihatan menguap maka lebih aman menunjukkan bagian atas kepalanya aja. Rasa kantuk dapat dikendalikan dengan mengonsumsi makanan ringan dan minum kopi. Namun ada aturan dalam zoom ini, peserta tidak boleh makan, minum dan video harus nyala. Jika ingin ke kamar mandi harus izin host/mentor. Materi yang dibahas terkait masalah kesulitan belajar pada siswa yang dipengaruhi faktor internal maupun eksternal.
Masalah Internal Belajar
Masalah internal belajar dapat digali dengan tahapan sebelum belajar, selama proses belajar dan sesudah belajar. Dari sisi interaksi belajar dapat dipisahkan dari dimensi guru dan dimensi siswa. Dari dimensi siswa sebelum belajar terdapat faktor minat, kecakapan dan pengalaman. Selama proses belajar terdapat beberapa unsur yang mempengaruhi seperti motivasi, konsentrasi, pengolahan pesan, menyimpan pesan, menggali pesan yang telah disimpan dan unjuk hasil belajar. Begitupun setelah proses belajar terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi yakni motivasi, konsentrasi, pengolahan pesan, menyimpan pesan, menggali pesan yang telah disimpan dan unjuk hasil belajar. Ada kesamaan faktor yang mempengaruhi ketika selama belajar dan sesudah belajar. Dari dimensi guru, sebelum proses KBM terdapat kegiatan pengorganisasian belajar. Selama proses belajar berkaitan dengan bahan pembelajaran, sumber pembelajaran dan metode pembelajaran. Sesudah kegiatan belajar mengajar akan dilakukan evaluasi hasil belajar.
Sebagaimana
dijelaskan di atas, terkait dimensi siswa sebelum belajar terdapat
faktor minat, kecakapan dan pengalaman. Minat meliputi kesediaan siswa mencatat, mempersiapkan
buku dan alat tulis yang diperlukan. Terkadang jika kurang berminat siswa akan
cenderung mengabaikan kesiapannya untuk belajar. Yang dimaksud pengalaman siswa
adalah pengalaman terkait materi pembelajaran dan pelajaran yang telah dikuasai
sebelumnya.
Jika
di atas telah dijelaskan tentang dimensi siswa sebelum belajar, maka berikutnya
akan dibahas faktor-faktor yang
mempengaruhi siswa selama dan sesudah belajar berupa motivasi, konsentrasi,
pengolahan pesan, menyimpan pesan, menggali pesan yang telah disimpan dan unjuk
hasil belajar. Motivasi dapat menjadi kekuatan pendorong untuk mengoptimalkan
potensi yang ada dalam diri peserta didik. Rendahnya motivasi merupakan masalah
serius dalam pembelajaran. Indikator adanya motivasi yang tinggi pada siswa adalah
ketahanan dalam belajar (perhatian), kesungguhan menyimak pelajaran,
kesungguhan melaksanakan tugas, keaktifan bertanya dan menjawab dalam proses
belajar. Konsentasi merupakan salah satu aspek psikologis yang tidak
mudah diketahui orang lain. Kesulitan konsentrasi merupakan indikator adanya
masalah belajar yang dihadapi siswa dan menjadi kendala dalam mencapai hasil
belajar yang diharapkan. Sehingga membutuhkan kecakapan dan perhatian guru membimbing
peserta didik.
Berikutnya
kecakapan mengolah informasi.
Dalam hal ini berkaitan erat dengan kemampuan guru mengolah bahan ajar,
sebagai proses berfikir untuk mengolah informasi yang diterima menjadi
bermakna. Siswa diharapkan melakukan
proses pesan yang diterima: dilihat, didengar, dirasakan sehingga bermakna
dalam dirinya. Maka peran guru sangat diperlukan dalam membantu peserta didik
agar dapat memberi makna yang didapat dari proses pembelajaran, yang
berorientasi pada perkembangan dan kemampuan berfikir siswa. Kecakapan menggali
hasil belajar adalah suatu proses mengaktifkan kembali pesan-pesan
tersimpan. Pesan yang diterima tidak otomatis dapat kita panggil kembali.
Kesulitan dalam menggali kembali pesan-pesan merupakan kendala dalam
perkembangan proses belajar peserta didik. Implikasinya guru hendaknya berupaya
untuk mengaktifkan siswa melalui pemberian tugas, latihan-latihan terkait
rumus-rumus sehingga dapat meningkatkan daya kemampuannya.
Sebagai
seorang guru maupun pengawas tentunya harus memahami kebiasaan belajar siswa. Kebiasaan
belajar ini merupakan perilaku
belajar seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga
memberikan ciri dalam aktivitas belajar. Namun ada kebiasaan
belajar yang tidak baik antara lain:
belajar tidak teratur, daya tahan belajar rendah, belajar menjelang ada penilaian/ujian,
tidak memiliki catatan pembelajarn
lengkap, tidak bisa membuat ringkasan,
tidak ada motivasi memperkaya materi pembelajaran.
Adapun
penyebab kesulitan belajar dari faktor internal antara lain: 1)input (pengaruh panca
indera, kesulitan dalam persepsi visual), 2)integration, terkait dengan short
term memory yang membuat peserta didik kesulitan dalam mempelajari materi tanpa
pengulangan, 3)storage, berkaitan dengan memori atau daya ingat, 4)output,
informasi yang telah diproses otak akan muncul dalam bentuk respon melalui
kata-kata, menulis atau menggambar.
Masalah
Eksternal Belajar
Beberapa
masalah ekternal belajar adalah guru, lingkungan sosial, kurikulum dan sarpras.
Pertama
guru,
dengan perkembangan teknologi informasi, ilmu pengetahuan dan budaya maka guru
dituntut memiliki ketrampilan untuk memilih topik, aktivitas, dan strategi
pembelajaran yang berorintasi menyampaikan informasi tapi juga agar membuat
siswa belajar secara bebas. Guru juga dituntut mampu mengembangkan pendekatan
pembelajaran karena kritisnya masyarakat terhadap perkembangan pendidikan.
Gurupun harus mempertimbangkan faktor perkembangan TIK yang memberikan
informasi yang sangat cepat dan mudah didapat sehingga guru diharapkan
meningkatkan kompetensinya. Faktor keberagaman kemampuan intelegensi siswa sehingga
guru harus memahami karakteristik siswa sebelum membuat atau melaksanakan
sebuah desain pembelajaran.
Kedua,
lingkungan sosial. Sekolah merupakan lingkungan atau
sistem sosial dalam skala kecil yang mempunyai pengaruh positif/negatif. Ketiga
kurikulum, merupakan panduam yang dijadikan guru sebagai kerangka acuan
untuk mengembangkan proses pembelajaran. Kurikulum juga merupakan salah satu
dasar untuk membuat desain pembelajaran. Seyogyanya kurikulum bersifat fleksibel
mengikuti perubahan dari yang terjadi di masyarakat. Keempat sarpras, sarana
dan prasarana yang ada di dalam madrasah ketersediaannya sangat mendukung keberhasilan
proses pembelajaran.
Guru
mempunyai fungsi sebagai pembimbing siswa agar siswa mau belajar sehingga mampu
mengenal dan mengatasi kesulitan belajar siswa. Maka diharapkan guru mampu: 1)
memberikan informasi yang diperlukan dalam proses belajar, 2)membantu setiap
siswa dalam mengatasi masalah pribadi yang berdampak pada motivasi belajar,
3)mengevaluasi hasil setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan, memberikan
kesempatan yang memadai sehingga siswa dapat belajar sesuai karakteristiknya,
memahami setiap murid secara individu atau kelompok.
Langkah
untuk bimbingan belajar : 1) identifikasi, suatu kegiatan yang
mengarah untuk menemukan kesulitan belajar siswa dengan melakukan analisa data
hasil belajar, absensi siswa di kelas, wawancara dengan siswa, menyebar angket
untuk memperoleh data permasalahan belajar, tes untuk memperpleh data tentang
kesulitan belajar atau masalah yang dihadapi siswa; 2) diagnosis, meruapakan
keputusan atau penentuan mengenai hasil dari pengoahan data tentang siswa yang
mengalami kesulitan belajar dengan cara menentukan keputusan masalah jenis
kesulitan belajar siswa, keputusan mengenai faktor-faktor yang menjadi penyebab
kesulitan belajar, keputusan mengenai jenis mapel yang mengalami kesulitan
belajar, membandingkan nilai individu untuk setiap mapel dengan rata-rata nilai
seluruhnya, membandingkan nilai yang diperoleh
terhadap batas minimal tujuan pembelajaran; 3)prognosis, merujuk pada
aktivitas penyusunan rencana atau program yang diharapkan dapat membantu
mengatasi masalah belajar seperti bentuk treatmen yang harus diberikan, bahan
atau materi yang diperlukan, metode yang digunakan, alat bantu mengajar yang
diperlukan, waktu kegiatan dilaksanakan; 4)terapi atau pemberian bantuan. Pemberian
bantuan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar telah disusun pada tahap
prognosis yang mencakup bimbingan belajar kelompok, bimbingan belajar individual, pengajaran remedial, pemberian bimbingan
pribadi, alih tangan khusus, tindak lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar