Di
madrasah siswa dilatih memiliki empati, mengelola perasaan, dan membangun
hubungan sosial yang sehat. Siswa belajar mengenal emosi mereka. Memahami
perasaan teman, Melakukan aksi nyata seperti berbagi, meminta maaf, dan
membantu. Para pendidik menanamkan nilai kemanusiaan dan kebhinekaan sejak
dini. Anak-anak dilatih untuk menerima perbedaan (agama, suku, gender, latar
belakang) dan menghargai sesama. Hal ini penting agar madrasah menjadi tempat
yang inklusif, tidak ada diskriminasi atau perundungan. Pendidik mendampingi siswa
untuk tidak hanya tahu, tapi juga melakukan aksi positif.
Tugas
kita tidak hanya berhenti di pengetahuan menyampaikan aturan saja, tapi
mendorong siswa untuk bertindak. Melapor jika ada kekerasan, membela teman yang
disakiti, mengajak teman bermain dan menyebarkan pesan damai. Beberapa langkah membimbing
anak memiliki karakter hebat: 1)Mengenali
Diri Sendiri : semua manusia memiliki kesamaan hakiki sebagai ciptaan Allah
SWT, karena itu semua manusia berharga; 2)Mengenali Teman dan Lingkungan
Sekitar: semua manusia diciptakan Allah SWT dalam keadaan berbeda-beda, maka perbedaan adalah sesuatu yang wajar
dan perlu dihargai.
Ketika melakukan pendampingan terhadap
anak agar mengenali dirinya sebagai ciptaan Allah SWT. Mereka didampingi melakukam
afirmasi
positif adalah pernyataan sederhana, singkat, dan membangun yang diulang atau
diucapkan untuk menguatkan pikiran, perasaan, dan perilaku positif seseorang. Afirmasi
ini digunakan untuk: meningkatkan rasa percaya diri. menenangkan emosi, mendorong
perilaku baik, menumbuhkan semangat dan harapan. Peserta didik kita bimbing untuk
mensyukuri keunikan dan keistimewaan dirinya serta menyemangati diri sendiri
setiap hari. Peserta didik kita latih mengenal perasaan berdasarkan situasi
yang dihadapi dalam kehidupannya, baik perasaan yang nyaman atau tidak nyaman. Berlatih
mengenal perasaan, baik yang nyaman atau tidak nyaman dapat membantu peserta
didik mengendalikan diri serta menghargai perasaan dirinya dan orang lain.
Siswa
kita ajak mengenali bagian-bagian tubuhnya (kepala, tangan, kaki, dll) secara
tepat. Siswa menyadari bahwa tubuhnya adalah anugerah dari Allah SWT yang harus
disyukuri dan dijaga. Siswa kita bombing memahami fungsi utama bagian tubuhnya,
serta pentingnya merawat dan menggunakannya dengan baik. Mmenggambarkan atau
menunjuk bagian tubuhnya secara mandiri dan percaya diri. Menunjukkan sikap
menghargai keberadaan dirinya dan orang lain meskipun ada perbedaan fisik. Kita
damping mereka untuk membangun rasa percaya diri dan citra positif terhadap
tubuhnya sendiri. Kita bimbing mereka untuk mengetahui bagian yang boleh dan
tidak boleh disentuh orang lain. Hanya ibu dan dokter tertentu yang boleh
menyentuhnya. Dokterpun Ketika memeriksa harus dengan pendampingan orang tua.
Berani mengatakan tidak, jika ada yang berani menyentuh bagian tubuhnya yang
paling pribadi. Peserta didik dibimbing mengetahui fase pertumbuhan manusia dan
perubahan yang dialami oleh laki-laki maupun perempuan pada fase kehidupannya
saat ini. Peserta didik juga dimohon dapat menyilang bagian tubuh yang mereka
tidak suka jika orang lain menyentuhnya tanpa izin.
Yang
tak kalah penting anak dilatih untuk mengenal temannya dan lingkungan sebagai
ciptaan Allah SWT. Mengenal
teman dan lingkungan sekitar adalah bagian penting dari pembelajaran sosial-emosional
karena membantu anak: 1)Mengembangkan empati: dengan memahami latar belakang
dan perasaan teman, anak belajar menghargai perbedaan dan membangun hubungan
yang sehat; 2)Meningkatkan keterampilan sosial: Interaksi yang positif dengan
lingkungan sekitar melatih komunikasi, kerja sama, dan kemampuan menyelesaikan
konflik; 3)Membangun rasa aman dan nyaman: ketika anak merasa dikenal dan
diterima, mereka lebih percaya diri dan siap belajar; 4)Menumbuhkan tanggung
jawab sosial: Anak belajar bahwa mereka adalah bagian dari komunitas dan
memiliki peran dalam menciptakan lingkungan yang positif.