Ketika masih duduk di jenjang sekolah dasar, pernah terlintas dalam benak saya apa sih manfaat mempelajari matematika? Selalu bertanya-tanya manfaat mempelajari bangun datar, bangun ruang, bilangan pecahan dan lain-lain. Kala itu sempat berfikir bahwa pelajaran matematika itu tidak bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun setelah adanya materi tentang numerasi mulai merasakan pentingnya memiliki bekal pengetahuan tentang matematika. Meskipun numerasi tidak sama dengan matematika. Numerasi merupakan kemampuan individu untuk belajar secara matematis serta merumuskan, menggunakan, dan menafsirkan matematika untuk menyelesaikan masalah dalam beragam konteks dunia nyata. Numerasi mencakup konsep, prosedur, fakta dan alat untuk mendeskripsikan menjelaskan dan memprediksi fenomena. Sekali lagi numerasi tidak sama dengan matematika. Namun aplikasi numerasi menerapkan matematika di situasi riil kehidupan sehari-hari. Ketrampilan numerasi nyatanya dibutuhkan dalam semua aspek kehidupan di rumah, dipkerjaan dimasyarakat, ketika berbelanja, membaca info grafis terkait info kesehatan dan lain-lain.
Numerasi membantu kita agar dapat
berfikir rasional, sistematis serta kritis dalam menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan. Numerasi sangat
penting untuk menghadapi tantangan, perubahan, tuntutan di abad 21 baik di
Indonesia maupun secara global. Numerasi mengaplikasikan pembelajaran matematika
dalam dunia nyata. Membantu anak didik agar dapat menerapkan matematika di
bidang lain (mata pelajaran lain). Guru mata pelajaran matematika, guru sains
dan guru non matematka wajib menanamkan numerasi dalam pembelajarnnya. Misalnya
guru seni membimbing siswa menggambar 2 atau 3 dimensi yang terbuat dari
bangun-bangun datar atau bangun ruang. Begitu pula guru IPAS meminta siswa
membuat laporan dengan menyajikannya dalam bentuk tabel, bagan dan grafik.
Untuk itu sekarang muncul istilah numeracy across curriculum. Dalam
bahasa sederhana disebut dengan numerasi lintas kurikulum. Numerasi lintas
kurikulum merupakan pendekatan atau cara di mana kemampuan numerasi
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain secara konsisten. Salah satu
pendekatan yang dapat digunakan adalah
menerapkan konsep numerasi dalam bidang lain/mata pelajaran lain. Numerasi
lintas kurikulum sangat penting dilakukan oleh pendidik pada mata pelajaran
selain matematika. Numerasi lintas kurikulum juga menjadi pendekatan yang bagus
untuk mengembangkan ketrampilan perta didik. Seperti pada pelajaran seni
budaya, IPA, IPS, dll. Misalnya pada
seni tari, pada tarian ditemukan pola gerakan/pola lantai yang membutuhkan
kemampuan numerasi. Peserta didik harus mengikuti gerakan dan posisi yang
berpola.
Kegiatan lintas kurikulum lainnya
yang lebih konkrit seperti berikut ini: pengintegrasian numerasi pada pelajaran seni rupa. Kegiatan ini bisa
diperuntukkan bagi Fase B atau kelas 3 sampai 4. Peserta didik pada pelajaran
kesenian, mengenal ragam bangun datar. Menciptakan karya 2 atau 3 dimensi dengan mengeksplorasi dan menggunakan
elemen seni rupa berupa garis, bentuk, tekstur ruang dan warna. Pada
pembelajaran seni rupa ini yang
diutamakan adalah ketrampilan seninya. Namun dalam membuat karya seni rupa
peserta didik memanfaatkan pengetahuan dan ketrampilan matematika yang sudan
dimiliki. Misanya bangun datar, pola, dan juga penggunaan penggaris, guru akan
berfokus menilai capaian pembelajaran seni rupanya.
Ilmu pengetahuan alam dan sosial
(IPAS) yang ditunjukkan bagi fase akhir B, atau bagi kelas 3 dan 4. Peserta
didik diberi arahan untuk membuat prediksi mengenai objek dan peristiwa di
lingkungan sekitar. Kegiatan ini berupa pengamatan bayangan benda. Anak-anak
diberi pita meter ukuran 1-150 cm. Pita meter digunakan untuk mengukur panjang
bayangan tiang yang ada di halaman sekolah. Siswa mengamati bayangan benda.
Misalnya tiang bendera. Peserta didik diminta memprediksi apa yang terjadi pada
bayangan sebuah benda di waktu berbeda. Selanjutnya guru dapat memberi arahan
untuk mengukur panjang banyangan benda tersebut dan mencatat hasil
pengukurannya. Lalu peserta dididk diminta untuk menuggu selama 15 menit dan
setelah itu mengukur bayangan itu kembali.
Setelah itu didapatkan hasil 2 kali
pengukuran panjang bayangan. Guru juga
dapat memberikan pertanyaan yang dapat mengggugah
kemampuan berfikir kritis peserta didik. Seperti menurut kalian mengapa
bayangan semakin panjang atau pendek? Atau pernahkah kalian berpindah saat
berteduh di bawah bayangan pohon? Pemahaman
IPAS yang akan dicapai dalam peristiwa bayangan yang berubah sesuai dengan
posisi matahari. Untuk dapat memahami perbedaan bayangan digunakan ketrampilan
mengukur yang sudah dipelajari pada pelajaran matematika. Menanamkan pola pikir
bahwa kemampuan numerasi bukan sekedar digunakan pada mata pelajaran
matematika di dalam kelas semata
melainkan dapat dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar