Rabu, 30 Agustus 2023

Numeracy Across Curriculum

 

Ketika masih duduk di jenjang sekolah dasar, pernah terlintas dalam benak saya apa sih manfaat mempelajari matematika? Selalu bertanya-tanya manfaat mempelajari bangun datar, bangun ruang, bilangan pecahan dan lain-lain. Kala itu sempat berfikir bahwa pelajaran matematika itu tidak bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun setelah adanya materi tentang numerasi mulai merasakan pentingnya memiliki bekal pengetahuan tentang matematika. Meskipun numerasi tidak sama dengan matematika. Numerasi merupakan kemampuan individu untuk belajar secara matematis serta merumuskan, menggunakan, dan menafsirkan matematika untuk menyelesaikan masalah dalam beragam konteks dunia nyata. Numerasi mencakup konsep, prosedur, fakta dan alat untuk  mendeskripsikan menjelaskan dan memprediksi fenomena. Sekali lagi numerasi tidak sama dengan matematika. Namun aplikasi  numerasi menerapkan matematika di situasi riil kehidupan sehari-hari. Ketrampilan numerasi nyatanya dibutuhkan dalam semua aspek kehidupan di rumah, dipkerjaan dimasyarakat, ketika berbelanja, membaca info grafis terkait info kesehatan dan lain-lain.

Numerasi membantu kita agar dapat berfikir rasional, sistematis serta kritis dalam menyelesaikan  masalah dan mengambil keputusan. Numerasi sangat penting untuk menghadapi tantangan, perubahan, tuntutan di abad 21 baik di Indonesia maupun secara global. Numerasi mengaplikasikan pembelajaran matematika dalam dunia nyata. Membantu anak didik agar dapat menerapkan matematika di bidang lain (mata pelajaran lain). Guru mata pelajaran matematika, guru sains dan guru non matematka wajib menanamkan numerasi dalam pembelajarnnya. Misalnya guru seni membimbing siswa menggambar 2 atau 3 dimensi yang terbuat dari bangun-bangun datar atau bangun ruang. Begitu pula guru IPAS meminta siswa membuat laporan dengan menyajikannya dalam bentuk tabel, bagan dan grafik.

Untuk itu sekarang  muncul istilah numeracy across curriculum.  Dalam bahasa sederhana disebut dengan numerasi lintas kurikulum. Numerasi lintas kurikulum merupakan pendekatan atau cara di mana kemampuan numerasi diintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain secara konsisten. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan  adalah menerapkan konsep numerasi dalam bidang lain/mata pelajaran lain. Numerasi lintas kurikulum sangat penting dilakukan oleh pendidik pada mata pelajaran selain matematika. Numerasi lintas kurikulum juga menjadi pendekatan yang bagus untuk mengembangkan ketrampilan perta didik. Seperti pada pelajaran seni budaya, IPA, IPS, dll.  Misalnya pada seni tari, pada tarian ditemukan pola gerakan/pola lantai yang membutuhkan kemampuan numerasi. Peserta didik harus mengikuti gerakan dan posisi yang berpola.

Kegiatan lintas kurikulum lainnya yang lebih konkrit seperti berikut ini: pengintegrasian numerasi  pada pelajaran seni rupa. Kegiatan ini bisa diperuntukkan bagi Fase B atau kelas 3 sampai 4. Peserta didik pada pelajaran kesenian, mengenal ragam bangun datar. Menciptakan karya 2 atau 3  dimensi dengan mengeksplorasi dan menggunakan elemen seni rupa berupa garis, bentuk, tekstur ruang dan warna. Pada pembelajaran seni rupa ini  yang diutamakan adalah ketrampilan seninya. Namun dalam membuat karya seni rupa peserta didik memanfaatkan pengetahuan dan ketrampilan matematika yang sudan dimiliki. Misanya bangun datar, pola, dan juga penggunaan penggaris, guru akan berfokus menilai capaian pembelajaran seni rupanya.

Ilmu pengetahuan alam dan sosial (IPAS) yang ditunjukkan bagi fase akhir B, atau bagi kelas 3 dan 4. Peserta didik diberi arahan untuk membuat prediksi mengenai objek dan peristiwa di lingkungan sekitar. Kegiatan ini berupa pengamatan bayangan benda. Anak-anak diberi pita meter ukuran 1-150 cm. Pita meter digunakan untuk mengukur panjang bayangan tiang yang ada di halaman sekolah. Siswa mengamati bayangan benda. Misalnya tiang bendera. Peserta didik diminta memprediksi apa yang terjadi pada bayangan sebuah benda di waktu berbeda. Selanjutnya guru dapat memberi arahan untuk mengukur panjang banyangan benda tersebut dan mencatat hasil pengukurannya. Lalu peserta dididk diminta untuk menuggu selama 15 menit dan setelah itu mengukur bayangan itu kembali.

Setelah itu didapatkan hasil 2 kali pengukuran  panjang bayangan. Guru juga dapat memberikan pertanyaan yang dapat  mengggugah  kemampuan berfikir kritis peserta didik. Seperti menurut kalian mengapa bayangan semakin panjang atau pendek? Atau pernahkah kalian berpindah saat berteduh di bawah bayangan pohon?  Pemahaman IPAS yang akan dicapai dalam peristiwa bayangan yang berubah sesuai dengan posisi matahari. Untuk dapat memahami perbedaan bayangan digunakan ketrampilan mengukur yang sudah dipelajari pada pelajaran matematika. Menanamkan pola pikir bahwa kemampuan numerasi bukan sekedar digunakan pada mata pelajaran matematika  di dalam kelas semata melainkan dapat dipakai dalam kehidupan sehari-hari.

 Numerasi lintas kurikulum dapat menjadi pendekatan bagi para pendidik untuk untuk mengaplikasikan konsep numerasi  pada mata pelajaran lain dan diterapkan  dalan kehidupan sehari-hari

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar