Siang
itu, pulang dari mengajar melewati jalan desa. Tak menyangka jalan itu sudah
tidak boleh dilalui. Padahal pagi tadi, belum ada palang penutup. Ternyata ada kegiatan ‘temu pengantin’. Berangkat sekolah
tadi, masih diberi ruang untuk lewat. Meski hanya cukup untuk dilalui satu
motor. Begitu pula ketika hendak beli ID Card (untuk kartu PAT) ke toko buku, masih bisa lewat
situ. Sekarang benar-benar di palang. Patut dimaklumi karena lagi musim manten. Akhirnya balik kanan, lewat belakang
sekolah. Menyusuri jalan tikus, meskipun masih saja terhalang mobil para
pengantar pengantin.
Alhamdulillah,
terlepas dari rombongan pengantar pengantin yang memenuhi jalan desa. Mobil diparkir
tidak teratur di kanan kiri jalan. Sampai di perempatan Balai Desa Kamulan melaju ke arah barat. Mengantar Ibu guru senior sampai depan rumahnya, di depan Masjid
Sunan Kalijaga. Memang saya lagi membonceng Beliau. Melanjutkan perjalanan menuju desa Pakis. Ada tenda pengantin
juga! Jalan desa benar-benar tertutup bangunan tenda pengantin. Nanar mencari
jalan alternatif, melewati jalan tikus ke arah barat. Prediksi sementara jalan
yang akan saya lalui menuju desa Pakis Barat ( Barat SD Pakis). Motor saya rem,
berhenti sejenak. Depan saya beberapa meter, nampak jalan kecil dari batu bata
licin. Nun jauh terlihat jalan berpaving, karena yakin saya lalui saja.
Jalanan
terasa semakin menanjak, merasakan firasat tidak baik. Jalanan yang tadi
kelihatan seperti jalan paving tidak ada
(berarti ini fatamorgana). Pembiasan cahaya pada siang hari! Jalanan semakin licin dan
menanjak. Deg!! Di tengah-tengah jalan nampak pemakaman. Astaghfirullah!
Berarti ini jalan menuju makam desa. Mungkin deretan makam pegunungan Watublandong
yang membentang dari desa Pakis,
Kamulan sampai desa Gador. Motor saya
yang ‘bongsor’/besar, sulit saya putar balik, licin dan sempit. Dengan rasa
ketakutan yang memuncak, mencoba pelan-pelan memutar motor agar tidak masuk kubangan air. Jalan terlalu curam, licin. Arah kiri kubangan air yang cukup
dalam. Entah berapa kali saya baca ayat kursi untuk meredakan rasa takut yang
menguasai diri. Meskipun agak kesulitan berhasil turun menuju desa Kamulan
lagi. Alhamdulillah, sudah tidak menemukan tenda lagi. Akibat kurang fokus tersesat sampai pemakaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar