Masukan dari teman yang menghendaki satu hari satu mapel bukan tanpa alasan. Banyak keluhan dari walmur yang merasa berat mendampingi putra putrinya . Banyaknya tugas yang harus dikerjakan. Satu mapel belum selesai dikerjakan sudah muncul tugas lain. Waktu wali banyak tersita mendampingi putranya. Pekerjaan walmur terbengkalai ( mencuci, memasak, momong si adik, kerja kantoran, dll). Semakin banyak tugas untuk dijaprikan ke wali semakin banyak pulsa yang dibutuhkan. Belum lagi kemampuan orang tua yang beragam, kesulitan mendampingi anaknya. Sampai merasakan migren di kepala. Akhirnya orang tua menjadi lebih galak dari ibu tiri.
Itulah list keluhan orang tua yang masuk ke dalam WAG. Sebagai guru, saya merasa empati. Meskipun terkadang ada sisi positifnya. Walmur tersadar betapa berat mendidik seorang siswa, apalagi satu kelas. Mungkin kelak akan mikir panjang kalau mau melaporkan guru ke polisi atau ke KPAI jika ada guru yang menghukum putranya.
Belum lagi chat siswa ke gurunya, yang merasakan kerinduan untuk ke sekolah. Anak - anak sudah bosan dengan belajar di rumah. Ibunya mengajari matematika malah bikin pusing. Beberapa siswa yang gemar baca berita di sosmed, berkilah kalau tugasnya banyak bisa menimbulkan kelelahan. Kelelahan dapat menurunkan imunitas tubuh.
Beberapa temuan siswa yang cerdas nilainya menurun pada masa pandemi. Prediksi pertama ia lebih asyik dengan gadgetnya, sembrono dalam mengerjakan tugas, pendampingan orang tua kurang maksimal. Namun ada yang membanggakan, salah satu siswa yang cerdas ini curhat ke guru. Dia berkomitmen lebih baik dapat nilai rendah tapi ia kerjakan sendiri, dari pada nilai tinggi dari hasil kerja guru les, jawaban kakak ataupun browsing google.
Sedangkan siswa yang kemampuan rendah, di prediksi berupaya maksimal. Orang tua mendampingi dengan sungguh-sungguh. Kesempatan emas agar putra nya dapat nilai bagus. Siswa lebih kreatif minta bantuan ke kakak atau browsing Vie google.
Semakin banyak mapel yang diajarkan belum tentu menunjukkan ke otentikkan kemampuan siswa. Ada fihak fihak yang membantu tugas yang mereka kerjakan.
Sampai detik ini, gagasan tersebut hanya sebatas wacana. Agar mempermudah mengajar dari rumah. Entahlah jika wacana tersebut dipaparkan pada Rapat Kerja Madrasah akankah dapat respon positif?
Kesimpulannya: mengajar dari rumah pada masa pandemi Covid-19 tidak mudah. Bagi walmur, Walas maupun siswa. Hanya semangat yang tinggi agar siswanya mampu bersaing dijenjang pendidikan/ kelas yang lebih tinggilah yang mengharuskan guru mengajar dengan tekun dan baik.
Wassalam.
Mantap Bu
BalasHapusTerimakasih Bapak. Motivasi dan saran serta bimbingan kami harapkan
BalasHapus