Minggu, 22 Desember 2024

Pembekalan Menjelang Perpulangan Santri Semester Ganjil

 

Pada hari Jumat tanggal 20 Desember 2024 tepatnya pukul 20.22 WIB mendapat kiriman link youtube dari group wali murid tempat anak belajar (mondok). Kegiatan dilaksanakan di masjid pondok, dengan bingkai pembekalan menjelang perpulangan santri semester ganjil. Ada beberapa pesan yang mengharukan disampaikan direktur pondok tempat anak belajar. Alhamdulillah, sehingga para santri mendapat bekal ketika bersosialisasi di rumah. Pimpinan pondok mengharapkan para santriwan dan santriwati untuk melakukan beberapa hal selama perpulangan nanti. Sehingga mencerminkan akhlak seorang santri yang baik.

Petama Niat. Ada tiga niat yang sebaiknya diterapkan para santri yakni: a) Niatkan silaturahim. Liburan ini niatkan silaturahim kepada kerabat dekat, nenek/kakek, pakde/budhe, paklik/bulik, dan lain-lain. Silaturahim sebaiknya dilakukan karena para santri telah lima bulan berpisah dengan orang-orang terdekat. Maka para santri sampai di rumah berkunjung untuk minta doa. b)Niatkan pulang untuk mengamalkan ilmu. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil. Siapa yang sabar akan beruntung. Siapa yang berjalan di jalur-Nya akan sampai tujuan. Terutama terkait dengan kesabaran, santri wajib sabar dengan anggota keluarga, baik adik, kakak, nenek maupun kakak. Siapa yang berjalan di jalur-Nya akan sampai tujuan. Hal itu dapat diterapkan ketika di rumah sebelum azan pergi ke masjid, menjadi muazin. Bila dipercaya menjadi imam segera datang jangan sampai terlambat. c)Ngedem pikir. Selama sebulan pikiran para santri umub. Menghafal berbagai materi pembelajaran untuk persiapan ujian lisan. Maka santri seharusnya beristirahat dengan baik, menenangkan diri, tidak banyak pikiran, namun yang memiliki tanggungan hafalan tetap harus menghafal.

Kedua, selama perpulangan jaga adab dan akhlak santri. Santri pondok harus menjaga adab spesial kepada orang tua terutama kepada ibu. Wajib berbahasa krama inggil bagi orang jawa. Minimal mau mengucapkan kata/menjawab panggilan orang tua dengan inggih, mboten dan dalem. Jaga adab dan akhlak kepada orang yang lebih tua terutama dalam bertutur kata. Adab perpakaianpun perlu diterapkan. Misalnya bermain bola dengan celana pendek, jika semua yang hadir laki-laki tidak masalah. Menjadi haram ketika ada perempuan yang melihatnya para santri memakai celana pendek. Meskipun hal itu tidak etis, hukumnya haram. Santriwati yang terbiasa pakai jilbab sar’i di pondok, maka jika keluar rumah wajib memakai jilbab. Apalagi seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Aurat laki-laki antara pusar dan lutut. Sejengkal aurat yang terlihat menjadi bahan bakar api neraka. Sehelai rambut santri yang sengaja ditampakkan akan menjadi bahan bakar api neraka, orang tua akan dimintai pertanggungjawaban atas hal itu. Beliaupun juga mengingatkan bila ilmu yang tidak ditunjang dengan akhlak akan menyesatkan.

Ketiga, mengontrol dan menjaga diri sendiri. Santri dimohon menghindari tontonan yang dilarang oleh agama. Melakukan kegiatan yang tidak diridhoi para ustadz, misalkan kegiatan pertemuan santri putra dengan putri. Ustadz tidak ridho perbuatan seperti itu karena akan mengundang fitnah. Ditekankan dengan sangat bahwa satu lokasi bertemunya satriwan dan santriwati menjadikan ustadz tidak ridho. Karena kegiatan maksiat akan menghilangkan hafalan dan ilmu tidak barakah. Jika hendak pergi keluar izin kepada orang tua, terutama ibu. Agar Ayah dan ibu untuk mendoakan keselamatan bagi para santri. Santri diminta untuk tidak membuat marah orang tua, membuat  kesel. Kewajibannya membuat bahagia orang tua.

Harapan orang tua, petuah yang disampaikan pada acara pembekalan tersebut benar-benar di terapkan oleh para santri.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar