Selasa, 09 Mei 2023

Orang Tua adalah Pintu Surga Terbaik

 


Pukul 15.52 WIB masih setia menunggu detik-detik pulang kerja. Menggerakkan tubuh yang penat setelah menyelesaikan tugas administrasi harian. Masih ada waktu 8 menit lagi! Berbincang santai dengan Ibu Penyuluh Agama Durenan. Terkait riuhnya para pegawai menyiapkan berkas kenaikan pangkat tahunan. Handphone saya berdering, teman mengajak diskusi tentang ibunya yang menjawab video call-nya dengan nada tinggi. Ibu penyuluh bijak meninggalkan saya yang berbincang-bincang via daring (ana catur mungkur). Seorang anak yang dalam kondisi terlihat baik-baik saja dan mapan, terkadang menyimpan banyak luka dibalik senyumannya, ketegarannya. Begitulah isi diskusi sore ini via daring. Ibunya yang terbaring sakit, selalu menuntut lebih dari yang ia mampu berikan. Ibunya menginginkan ia dan saudara-saudaranya mencukupi kebutuhan hidup adik kandung yang merawat ibunya. Pun biaya sekolah keponakannya. Dari nada bicaranya yang parau, berbalut kesedihan. Beban keluarganya sendiri tidak ringan. Membiayai anaknya yang masih kuliah. Membantu kedua anak dan menantunya yang tidak kunjung dapat pekerjaan.

Ketika ada kesempatan untuk menyela curhatannya. Mencoba menyisipkan kalimat yang mencoba menghiburnya. Sekaligus kalimat ini juga menasehati/ menghibur diri saya sendiri. Tentang beberapa amalan-amalan yang akan menjadi pintu masuk  ke surga. Seperti pintu sedekah, puasa, merawat orang tua (baik merawat dengan tangannya sendiri/ mencukupi kebutuhannya). Kami berbincang tentang hadits nabi yang diriwayatkan Bukhari Muslim. ’Barang siapa menginfakkan hartanya di jalan Allah. Niscaya ia kan dipanggil dari pintu-pintu surga:”Wahai hamba Allah, ini adalah kebaikan. Siapa orang yang giat mengerjakan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat. Siapa yang termasuk orang yang berjihad, ia akan dipanggil dari pintu jihad. Siapa yang rajin berpuasa, ia akan dipanggil dari pintu ar-Rayyan. Dan barang siapa termasuk orang yang gemar bersedekah, maka ia kan dipanggil dari pintu sedekah”

Sedangkan pintu lainya apabila kita mampu merawat orang tua secara langsung atau mencukupi kebutuhannya selagi orang tua kita masih hidup. Nabi Muhammad SAW bersabda:”Orang tua adalah pintu surga yang paling baik. Kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian menjaganya” (HR. Tirmidzi). Sesungguhnya sebaik-baik pintu yang menjadi wasilah masuknya seseorang ke dalam surga, juga menjadi wasilah bagi ia untuk mendapat derajat yang tinggi ialah dengan menaati orang tua dan merawat di sampingnya. Namun jika jarak yang jauh dari orang tua, kita bisa mencukupi kebutuhannya.

Namun bagaimana jika orang tua menguji kita dengan kalimat-kalimat menuntut? Kalimat-kalimat yang selalu tidak puas dengan segala yang kita berikan. Mungkin saat itulah kita harus mengingat kembali ketika ibu melahirkan dengan bertaruh nyawa. Merawat kita dengan telaten, meskipun terkantuk-kantuk menggendong bayi yang tidak puas-puasnya menyusu. Tidak puas-puasnya minta ditimang dan digendong. Kala itu kondisi kita tidak berdaya (baru lahir). Sama seperti kondisi orang tua kita yang sakit, tergeletak tidak berdaya. Terdengar isak tangis di seberang, sayapun berurai air mata. 

2 komentar: