Selasa, 09 Mei 2023

FORKOMPAK DI RUMAH JOGLO TERBESAR DI DUNIA


Pada hari Selasa tanggal 9 Mei 2023, menghadiri  Raker Forkompak (Forum Komunikasi Pengawas Kementerian Agama). Pukul 08.30 kendaraan milik Bapak Sekretaris Pokjawas Kabupaten Trenggalek melaju menuju kota Patria. Kami berenam menumpang kendaraan Beliau. Sesampainya di persimpangan Togogan, belum menemukan lokasi yang digunakan untuk raker.  Untung Bu Elok Verawati, teman pengawas dari kota Blitar telah mengirim lokasi (sharelok), posisi pendapa Ageng Hand Asta Sih. Dengan panduan google map, segera menuju tempat raker. Beruntung lokasinya segera ditemukan. Turun dari mobil, menuju rumah joglo langsung takjub dengan kondisi bangunan yang indah. Teman-teman pengawas dari Trenggalek telah memperoleh informasi tentang bangunan ini. Bangunan unik ini telah mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri), tepatnya pada  tanggal 11 Februari 2021. Bangunan joglo dengan luas 40,3 x40,3 meter telah ditetapkan sebagai Rumah Joglo Kayu terbesar di Indonesia. Tentunya bangunan ini kebanggaan warga kota Patria. 


Sepintas bangunan itu seperti batu yang dipahat. Kemungkinan kecil ada batang pohon sebesar itu yang digunakan sebagai penyangga bangunan. Namun setelah merabanya ternyata benar-benar kayu asli dengan ukiran yang cantik. Hanya umpaknya saja yang terbuat dari batu andesit yang dipahat. Tinggi pilar kurang lebih 26 meter terbuat dari kayu utuh. Masing –masing tiang (saka)  berbeda ukuran lebarnya. Saka guru (empat tiang yang menyangga bangunan) berukuran 55-57 cm, saka goco ( saka yang menyangga blandar dari atap penanggap, penitih atau teras yang terletak di keempat sudut  ukuranya 45-50 cm, saka rawa (jenis saka pengarak mempunyai fungsi sebagai kolom-kolom penumpu atap-atap tambahan yang berada di sekeliling atap utama) 40-45 cm dan saka ricik 37-40 cm. Itulah sekilas informasi terkait bangunan tersebut. Tak henti-hentinya mengagumi bangunan tersebut sambil menunggu giliran menulis daftar hadir di buku tamu. 

Sesuai dengan kondisi bangunan maka hidangan camilan yang tersedia di meja juga makanan tradisional: kacang rebus, lemper dll. Waktu terus bergulir acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Pengawas Madrasah. Acara berikutnya sambutan dari ketua Forkompak dan dari kantor kementerian agama Blitar. Acara inti tausiah dari salah satu pimpinan pondok pesantren di kabupaten Blitar. Materi yang disampaikan cukup menggelitik. Mulai dari sosok pengawas yang disegani oleh para pengurus, kepala sekolah dan guru. Juga giat pengawas yang tidak sesuai antara laporan harian dengan kenyataan. Selain itu Beliau juga menyampaikan, terkait amalan-amalan baik yang kadang sulit dilakukan. Seperti berinfaq, menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imron ayat 134 sampai 136:

"(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan. dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampun atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui. Balasan bagi mereka ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan (itulah) sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang beramal"

  

 

 


2 komentar:

  1. Selama ini yang saya bagian dari rumah pendapa itu hanya saka guru. Dan ternyata masih ada saja saka goco, saja rawa dan saka ricik.

    BalasHapus
  2. iya Mas ternyata begitu kata para ahlinya

    BalasHapus