Tanggal
16 Januari 2023 pengurus madrasah mengajak para guru untuk menjenguk Kahla. siswa
BA Aisyiyah yang sedang dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar karena terkena
peluru senapan angin. Rencana sangat mendadak karena setelah hari Senin
banyak kegiatan yang harus dilakukan oleh guru. Pukul 11.30 WIB berangkat dari
Trenggalek, sepanjang jalan Trenggalek menuju Tulungagung lancar tanpa kendala.
Namun ketika menuju Blitar terkendala ada demo warga Blitar Selatan di depan
Gedung Kantor Bupati. Akhirnya harus mengikuti arahan petugas lalu lintas.
Bersamaan itu hujan mengguyur di sepanjang jalan. Kendaraan berjalan lambat
untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
Pukul
13.45 WIB rombongan segera menunaikan shalat di sebuah masjid. Perjalanan
dilanjutkan setelah hujan mulai reda. Sampai di Rumah Sakit pukul 15.19 WIB
segera menghubungi keluarga. Ternyata Kahla dirawat di Instalasi Gawat Darurat
(IGD) Saiful Anwar. Selang beberapa menit orangtua Kahla mempersilahkan para
guru turun dari ruang parkir lantai dua. Untuk berjalan kaki menuju ruang IGD,
di sana Bapaknya yang menemui. Beliau nampak tawakal, menjelaskan kondisi
Kahla. Beliau mengajak seorang guru (Ibu Anawiyah) untuk masuk ruang IGD. Hanya seorang guru, karena setiap hari Senin penjagaan ketat. Keluar dari ruang rawat Kahla Ibu Ana berurai air mata. Menjelaskan
kondisi Kahla yang tubuhnya dipenuhi dengan peralatan medis. Kahla dalam
kondisi tertidur lelap.
Beberapa
waktu kemudian ibu Kahla menemui kami. Beliau menangis sesenggukan, menunjukkan
peluru yang berhasil diangkat. Semua guru ikut menangis, begitu pula Bapak
pengurus juga meneteskan air mata. Beliau menceritakan tidak bisa mendampingi Kahla setiap saat. Hanya
ketika dokter melakukan pemeriksaan sang Ibu dipanggil masuk IGD untuk menerima
hasil pemeriksaan. Beliau berdua tidur di luar, di ruang tunggu bersama
keluarga pasien lainnya. Namun hanya sesekali bisa terlelap, akan terbangun
jika dokter memanggil lewat pengeras suara. Memanggil keluarga pasien lainnya
ataupun dirinya. Sang Bapak mempersilahkan seorang guru lagi untuk menjenguk Kahla, kesempatan ini digunakan Ibu Farid Kepala BA masuk ruang IGD. Alhamdulillah keluarga sangat baik menerima kami.
Kahla
sudah tiga kali dioperasi, operasi menghentikan pendarahan, pengambilan peluru
dan pemasangan selang pernapasan. Semenjak itu ibunya belum kembali ke
Trenggalek. Untuk itu kami berpelukan dengan Ibu Kahla agar saling menguatkan.
Waktu menunjukkan pukul 16.30, Ibu Ana mengajak kami pulang ke Trenggalek.
Sepanjang perjalanan ke Trenggalek kami berdiam diri, merenungkan setiap
kejadian yang menimpa Kahla yang tak kunjung siuman. Doa senantiasa kami
panjatkan di sepanjang jalan. Setiap waktu, seusai menunaikan ibadah shalat.
Semoga bocah malang tersebut segera disembuhkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar