Rabu, 06 Agustus 2025

Bersekolah Tanpa Terjadi Proses Pembelajaran

 



Schooling without learning
, bersekolah tanpa terjadi proses pembelajaran. Wacana tersebut menjadi perbincangan hangat di kalangan pendidik. Para pendidik yang memiliki pola pikir bertumbuh mulai introspeksi terkait tugas mengajarnya. Mencermati muridnya pergi ke sekolah rutin. Menghabiskan waktu berjam-jam di kelas, namun tidak menunjukkan hasil pembelajaran yang bermakna, kontekstual dan menggembirakan. Begitu pula di fase fondasi anak-anak usia dini tidak dibimbing bereksplorasi dan belajar dengan pengalaman langsung yang menyenangkan dan bermakna.

Orang tua guru masih berfikir bahwa belajar di fase fondasi harus duduk, menulis, mengerjakan LKS dan buku tema. Murid dianggap pintar jika sudah bisa meniru tulisan guru di papan tulis, mewarnai dengan rapi dan mengerjakan LKS. Padahal itu bukan ukuran utama meningkatnya perkembangan anak usia dini. Sungguh pola pikir tradisional (tanggapan para pakar pendidikan Paud).

Jika kita memahami kurikulum Paud, fokus utama stimulasi perkembangan, bukan hasil akademik. Kegiatan belajar seharusnya berbasis bermain, kegiatan eksploratif dan menggembirakan. Tanpa pemahaman yang mendalam tentang kurikulum paud, maka LKS dianggap solusi paling praktis dan mudah dalam meyelenggarakan pembelajaran.

Para asesor mengkritisi prilaku ormit yang menjadikan LKS di fase Fondasi sebagai sumber tambahan dana bagi lembaga dan ormit. Juga menjadi sarana bagi pengurus pusat untuk bisa keliling nusantara bahkan luar negeri dengan bekerja sama antara pengurus ormit dan penerbit. Fakta di lapangan ada lembaga yang mencetak atau menjual LKS sendiri. Ada penerbit yang bekerja sama dengan guru, lembaga dan ormit. Akhirnya menimbulkan konflik kepentingan antara idealisme pendidikan dan kebutuhan finansial.

Para pemerhati pendidikan menemukan fakta bahwa para pendidik merasa LKS ini selain menguntungkan secara finansial juga memberi kemudahan bagi guru. Apalagi jika jumlah muridnya banyak atau guru kekurangan waktu untuk merancang ragam main sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sedangkan pendekatan ragam main memerlukan persiapan dan kreativitas yang tinggi. Solusi termudah mengajar menggunakan LKS.

Makanya perlu solusi dan upaya dari pendidik untuk berubah. Kepala sekolah perlu meningkatkan pemahaman guru dan orang tua tentang hakikat belajar anak usia dini. Pelatihan guru untuk merancang kegiatan kreatif tanpa LKS. Adanya kegiatan diskusi dengan orang tua tentang perkembangan anak yang lebih holistik. Mengganti LKS dengan portofolio belajar, dokumentasi foto, dan karya nyata anak.

Selasa, 05 Agustus 2025

E-learning Peningkatan Pemahaman Gratifikasi 2025

 


Alhamdulillah, lulusan dalam mengikuti program e-learning peningkatan pemahaman gratifikasi tahun 2025. Sering kita bertanya makna dari gratifikasi itu apa? Sejatinya gratifikasi itu biasanya berupa uang terimakasih, uang pelicin, uang rokok atau uang lelah. Gratifikasi ini sering terjadi karena masih adanya orang yang ingin diistimewakan, meminta perlakuan khusus dan tidak mengindahkan aturan hukum atau adanya permintaan gratifikasi dari pegawai negeri atau penyelenggara negara itu sendiri. Banyak kan praktik-praktik seperti ini? Ada juga gratifikasi illegal. Gratifikasi yang diterima oleh pegawai negeri/ penyelenggara negara yang berhubungan dengan jabatan dan berlawanan dengan kewajiban atau tugas pegawai tersebut. Samakah gratifikasi dengan suap?

Suap sejatinya pemberian baik berupa hadiah atau janji yang akan menarik kehendak pegawai negeri atau penyelenggara negara untuk berbuat atau tidak berbuat sesuai kehendak pemberi suap. Pemberian tersebut diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yang berhunungan dengan jabatan pegawai negeri atau penyelenggara negara. Pihak pemberi dan penerima suap dapat diproses hukum sebagai pelaku tindak pidana korupsi. Pernahkah kamu mengalami tindakan pemerasan? Atau justru pelaku pemerasan?

Pemerasan yang dimaksud disini adalah tindakan pegawai negeri atau penyelenggara negara secara aktif menawarkan jasa atau minta imbalan. Imbalan dimaksud adalah untuk mempercepat tercapainya tujuan, walaupun melanggar prosedur. Misalnya pejabat memaksa pengusaha untuk memberikan sejumlah uang agar izin usahanya disetujui. Ciri yang menonjol dari pemerasan adalah adanya permintaan sepihak dari penerima.

Sering kita menerima hadiah. Hadiah ini pemberian secara wajar. Tidak terikat sama sekali dengan jabatan. Hadiah dari suami/istri atau teman. Kalau gratifikasi pemberian dalam arti luas dan penerimanya pegawai negeri atau penyelenggara negara. Sedangkan gratifikasi illegal itu penerimanya pegawai negeri atau penyelenggara negara. Berhubungan dengan jabatan. Berlawanan dengan tugas dan kewajiban. Dapat mengarah ke bentuk korupsi tanam budi.

Kejadian ini sering terjadi di sekitar kita, meskipun digalakkan ZI.

Minggu, 03 Agustus 2025

Akreditas RA Tahun 2025

Bulan Agustus 2025 mulai dilaksanakan Akreditasi Raudhatul Athfal, terutama RA yang belum pernah diakreditasi. Kelompok kerja pengawas provinsi Jawa Timur mulai mengingatkan kepada binaannya untuk menyiapkan pembelajaran yang menyenangkan dan bermutu. Guru diharapkan mulai memahami perkembangan kurikulum dengan adanya insersi 8-3-3-4-5. 8 merupakan dimensi profil lulusan yang terdiri dari keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kewargaan, kreativitas, penalaran kritis, kolaborasi, kemandirian, kesehatan dan komunikasi. Delapan profil harus diterapkan oleh guru RA mulai pagi melaksanakan penyambutan sampai dengan siang dijemput oleh orang tuanya.

Angka tiga menunjukkan prinsip pembelajaran mendalam seperti berkesadaran, bermakna dan menggembirakan. Ketika melaksanakan proses belajar mengajar guru RA diharapkan mampu memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik sehingga memiliki kesadaran untuk menjadi pembelajar yang aktif dan mampu meregulasi diri. Peserta memahami tujuan pembelajaran termotivasi secara instrinsik untuk belajar serta aktif mengembangkan strategi belajar menyenangkan menggunakan ragam main. Dalam kegiatan pembelajaran peserta didik dibimbing agar dapat merasakan manfaat dan relevansi dari hal-hal yang dipelajari untuk kehidupan (kontekstual). Juga dibimbing mampu mengkontruksikan pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan lama dan menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan nyata. Sedangkan pembelajaran yang menggembirakan ini akan terwujud jika guru RA mampu menciptakan suasana belajar yang positif, menyenangkan, menantang dan memotivasi. Suasana belajar yang menantang terjadi jika guru menyiapkan ragam main. Peserta didik merasa dihargai atas keterlibatan dan kontribusinya pada proses pembelajaran. Sehingga peserta didik terhubung secara emosional untuk lebih memahami, mengingat dan menerapkan pengetahuan.

Angka tiga berikutnya ketika asesor melakukan visitasi guru mampu menerapkan pengalaman belajar seperti memahami, mengaplikasikan dan merefleksi. Sedangkan angka 4 merupakan kerangka pembelajaran sebagai panduan sistematis dalam menyusun desain pembelajaran. Empat kerangka pembelajaran tersebut antara lain: praktik pedagogis, kemitraan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pemanfaatan digital. Dalam melakukan pembimbingan terhadap peserta didik guru RA menerapkan kurikulum berbasis cinta dengan tema Panca Cinta (Cinta Allah dan Rosul, Cinta Ilmu, Cinta Lingkungan, Cinta diri dan sesama dan  cinta Negara).

Guru RA ketika akreditasi diharapkan mampu menciptakan pembelajaran yang bermutu. Tentunya harus diawali dengan memahami 3 poin penting pada standar proses yakni menyiapkan perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran  dan penilaian proses pembelajaran. Untuk menciptakan pembelajaran yang bermutu guru RA harus memahami jenis-jenis gaya belajar anak seperti auditori, visual dan kinestetik. Pentingnya memahami gaya belajar anak karena gaya belajar ini merupakan kombinasi dari upaya peserta didik menyerap pengetahuan dan bagaimana informasi atau pengetahuan yang diperoleh diatur dan diproses. Karena beragamnya gaya belajar anak maka guru perlu menerapkan minimal 3 ragam main dari 5 jenis ragam main. Yakni sensorimotor, pembangunan, bermain peran, berbasis lingkungan dan pra membaca.

Jangan mengajar di RA dengan buku tema atau LKS ya ketika ada visitasi dari asesor?! Jika tetap dilakukan maka akreditasi di RA bisa TT atau nilainya C. Syukur jika memang dibiasakan tanpa buku atau LKS. Pembelajaran yang bermutu dan menyenangkan mengunakan ragam main. Pra membaca bisa menggunakan kartu huruf, kartu kata atau menyusun huruf dan kata dari loose part. Begitulah pesan dari para pengurus koordinator pengawas RA Jawa Timur.


Sabtu, 02 Agustus 2025

Peran Bunda dalam Mendidik Anak di Era Digital

 


Perkembangan teknologi melaju pesat, menimbulkan tantangan yang hebat bagi para bunda yang merupakan sekolah pertama bagi buah hatinya. Anak-anak tumbuh dan berkembang di area yang penuh dengan kemudahan untuk mengakses game, media sosial dan informasi yang dikehendaki. Maka peran bunda sangat urgen untuk mendampingi anak-anak  dengan pendekatan yang bijak, keteladanan dan penuh kasih sayang.

Tantangan yang nyata adalah adanya akses tanpa batas untuk mengunduh informasi. Baik informasi negatif maupun positif dengan mudah diperoleh anak-anak. Banyak anak yang kecanduan gadget. Mereka mengalami ketergantungan yang tinggi terhadap aplikasi whatsApp, facebook, instragam, tiktok, yuotube maupun game online. Paparan konten negatif mengandung unsur kekerasan, ujaran kebencian dan pornografi sangat mempengaruhi perkembangan kepribadiannya. Anak-anak lebih nyaman dengan dunia maya dan sangat minim dalam melakukan interaksi dengan lingkungan sekitar.

Sebagai sekolah pertama, para bunda seyogyanya sebagai role model bagi buah hatinya. Membatasi menggunakan gadget ketika bersama anak kecuali untuk urusan penting. Bunda sebaiknya menjadi pendamping buah hatinya ketika meraka berselancar di dunia maya. Etika menggunakan sosial media perlu ditanamkan sebagai wujud pendidikan karakter sejak dini. Memilih bahasa yang santun ketika berbalas pesan di aplikasi hijau. Memosting video, gambar  dan ujaran yang edukatif dan memotivasi orang lain.

Jadi mendidik buah hati terkait penggunaan gadget tidak sekedar melarang, merebut dan mengontrol mereka. Namun lebih mengena jika memberikan keteladanan dan pemberian pengertian terhadap penggunaan gadget. Dengan keteladanan Bundanya, buah hati kita akan tumbuh menjadi pribadi yang cerdas digital, santun menggunakan sosmed dan tetap terhubung dengan nilai-nilai kehidupan yang edukatif.  Kesalehan kita akan berpengaruh terhadap ana-kanak kita. (Motivasi diri.02/08/2025)

Kamis, 24 Juli 2025

Implementasi Madrasah Ramah Anak

 


Di madrasah siswa dilatih memiliki empati, mengelola perasaan, dan membangun hubungan sosial yang sehat. Siswa belajar mengenal emosi mereka. Memahami perasaan teman, Melakukan aksi nyata seperti berbagi, meminta maaf, dan membantu. Para pendidik menanamkan nilai kemanusiaan dan kebhinekaan sejak dini. Anak-anak dilatih untuk menerima perbedaan (agama, suku, gender, latar belakang) dan menghargai sesama. Hal ini penting agar madrasah menjadi tempat yang inklusif, tidak ada diskriminasi atau perundungan. Pendidik mendampingi siswa untuk tidak hanya tahu, tapi juga melakukan aksi positif.

Tugas kita tidak hanya berhenti di pengetahuan menyampaikan aturan saja, tapi mendorong siswa untuk bertindak. Melapor jika ada kekerasan, membela teman yang disakiti, mengajak teman bermain dan menyebarkan pesan damai. Beberapa langkah membimbing anak memiliki karakter hebat: 1)Mengenali Diri Sendiri : semua manusia memiliki kesamaan hakiki sebagai ciptaan Allah SWT, karena itu semua manusia berharga; 2)Mengenali Teman dan Lingkungan Sekitar: semua manusia diciptakan Allah SWT dalam keadaan berbeda-beda, maka perbedaan adalah sesuatu yang wajar dan perlu dihargai.

Ketika melakukan pendampingan terhadap anak agar mengenali dirinya sebagai ciptaan Allah SWT. Mereka didampingi melakukam afirmasi positif adalah pernyataan sederhana, singkat, dan membangun yang diulang atau diucapkan untuk menguatkan pikiran, perasaan, dan perilaku positif seseorang. Afirmasi ini digunakan untuk: meningkatkan rasa percaya diri. menenangkan emosi, mendorong perilaku baik, menumbuhkan semangat dan harapan. Peserta didik kita bimbing untuk mensyukuri keunikan dan keistimewaan dirinya serta menyemangati diri sendiri setiap hari. Peserta didik kita latih mengenal perasaan berdasarkan situasi yang dihadapi dalam kehidupannya, baik perasaan yang nyaman atau tidak nyaman. Berlatih mengenal perasaan, baik yang nyaman atau tidak nyaman dapat membantu peserta didik mengendalikan diri serta menghargai perasaan dirinya dan orang lain.

Siswa kita ajak mengenali bagian-bagian tubuhnya (kepala, tangan, kaki, dll) secara tepat. Siswa menyadari bahwa tubuhnya adalah anugerah dari Allah SWT yang harus disyukuri dan dijaga. Siswa kita bombing memahami fungsi utama bagian tubuhnya, serta pentingnya merawat dan menggunakannya dengan baik. Mmenggambarkan atau menunjuk bagian tubuhnya secara mandiri dan percaya diri. Menunjukkan sikap menghargai keberadaan dirinya dan orang lain meskipun ada perbedaan fisik. Kita damping mereka untuk membangun rasa percaya diri dan citra positif terhadap tubuhnya sendiri. Kita bimbing mereka untuk mengetahui bagian yang boleh dan tidak boleh disentuh orang lain. Hanya ibu dan dokter tertentu yang boleh menyentuhnya. Dokterpun Ketika memeriksa harus dengan pendampingan orang tua. Berani mengatakan tidak, jika ada yang berani menyentuh bagian tubuhnya yang paling pribadi. Peserta didik dibimbing mengetahui fase pertumbuhan manusia dan perubahan yang dialami oleh laki-laki maupun perempuan pada fase kehidupannya saat ini. Peserta didik juga dimohon dapat menyilang bagian tubuh yang mereka tidak suka jika orang lain menyentuhnya tanpa izin.

Yang tak kalah penting anak dilatih untuk mengenal temannya dan lingkungan sebagai ciptaan Allah SWT. Mengenal teman dan lingkungan sekitar adalah bagian penting dari pembelajaran sosial-emosional karena membantu anak: 1)Mengembangkan empati: dengan memahami latar belakang dan perasaan teman, anak belajar menghargai perbedaan dan membangun hubungan yang sehat; 2)Meningkatkan keterampilan sosial: Interaksi yang positif dengan lingkungan sekitar melatih komunikasi, kerja sama, dan kemampuan menyelesaikan konflik; 3)Membangun rasa aman dan nyaman: ketika anak merasa dikenal dan diterima, mereka lebih percaya diri dan siap belajar; 4)Menumbuhkan tanggung jawab sosial: Anak belajar bahwa mereka adalah bagian dari komunitas dan memiliki peran dalam menciptakan lingkungan yang positif.

MADRASAH RAMAH ANAK

 



Madrasah ramah anak merupakan impian anak, wali murid dan guru. Lingkungan madrasah yang aman, inklusif, sehat, dan menyenangkan. Menghargai hak dan kebutuhan anak. Sejatinya madrasah yang aman dan menyenangkan dapat terwujud dengan adanya kolaborasi antara madrasah, keluarga, dan masyarakat. karena adanya hubungan yang kuat antara  tindakan perundungan dan prestasi belajar. Semakin tinggi tindakan perundungan yang diterima oleh korban perundungan maka akan mengakibatkan semakin rendah prestasi belajar. Dampak kekerasan pada anak yang signifikan menimbulkan kecemasan, stress, dan rasa aman yang berdampak pada proses dan hasil pembelajaran serta fungsi kognitif siswa.

Anak memiliki 4 hak dasar yakni hak hidup, hak tumbuh kembang, hak perlindungan dan hak partisipasi. Namun hak-hak tersebut tidak sepenuhnya dapat dinikmati oleh mereka. Maka perlu Pendidikan karakter untuk mewujudkan terpenuhinya 4 hak dasar tersebut. Pendidikan karakter juga bermanfaat untuk mencegah kekerasan terhadap anak. 19.629 anak korban kekerasan berdasarkan kelompok usia (SIMFONI PPA 2024): 11% anak usia 0-5 tahun, 33% anak usia 6-12% dan 56% anak usia 13-17 Tahun. Berdasarkan Asesmen Nasional Kemendikbudristek 2022: a) 34,51% (1 dari 3) peserta didik berpotensi mengalami kekerasan seksual; b) 26,9% (1 dari 4) peserta didik berpotensi mengalami hukuman fisik; c)36,31% (1 dari 3) peserta didik berpotensi mengalami perundungan.

Pendidikan karakter tidak hanya bermanfaat untuk membentuk karakter individu yang baik. Pendidikan karakter juga mengajarkan nilai-nilai regulasi diri serta penghormataan dan penghargaan merupakan kunci pencegahan kekerasan. Anak-anak mengetahui, makna dari mengetahui adalah memiliki pemahaman tentang apa yang benar dan salah. Pemahaman tersebut kemudian diikuti dengan kemampuan untuk meregulasi diri dalam berperilaku. Mereka juga merasakan, artinya memiliki kemampuan sosio emosional untuk merasakan dan mendorong kepekaan terhadap situasi dan perasaan individu lain.  Anak-anak dibimbing melakukan dengan cara memberikan dorongan moral untuk melakukan sesuatu hal yang benar dan merespon situasi tertentu dengan cara-cara yang mengedepankan prinsip non-kekerasan.

Jumat, 18 Juli 2025

Desain Pengembangan Kurikulum RA

 



Kurikulum  Raudhatul Athfal  (KRA) dikembangkan dan  dikelola  dengan  mengacu  kepada  struktur  kurikulum dan standar yang ditetapkan oleh Pemerintah, dengan menyesuaikan karakteristik dan kebutuhan peserta didik, madrasah  dan  daerah. Penyusunan Kurikulum  Raudhatul Athfal  (KRA), Tim Pengembang Kurikulum RA  diberikan kewenangan dalam menentukan format dan sistematikanya. Dalam penyelenggaraannya, Kurikulum RA akan menjadi Dokumen Hidup yang menjadi referensi dalam menyelenggarakan Pendidikan sehari-hari di madrasah.

TPKRA (Tim Penyusun Kurikulum RA) memulai dengan memahami secara utuh kerangka dasar yang ditetapkan oleh Pemerintah: Tujuan Pendidikan Nasional, Dimensi Profil Lulusan (DPL), Struktur Kurikulum, Prinsip Pembelajaran dan Asesmen, Pendekatan Pembelajaran, Capaian Pembelajaran.

RA yang sudah mempunyai Kurikulum Madrasah dapat  melakukan peninjauan dan revisi, menyesuaikan ketentuan yang berlaku serta kondisi dan kebutuhan madrasah dan warganya. RA menyiapkan TPKRA yang memahami bidang tugasnya dalam melakukan penyusunan/ revew kurikulum. RA menentukan waktu dan metode-metode serta instrumen-instrumen yang diperlukan dan merencanakan evaluasi dan revisi secara berkelanjutan dalam rangka memenuhi  perubahan ketentuan dan kebutuhan di madrasah.

Proses Peninjauan dan Revisi Kurikulum Madrasah

Kurikulum RA ditetapkan oleh kepala RA Bersama komite/yayasan. Pengawas RA dan Kemenag memastikan madrasah melibatkan warga madrasah berdasarkan potensi dan data. Peninjauan dapat dilaksanakan secara berkala menyesuaikan dengan kebutuhan RA. Revisi dilakukan berdasarkan hasil evaluasi dan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku dan kondisi aktual RA. Bagi yang sudah memiliki Kurikulum RA, proses peninjauan dimulai dari proses evaluasi yang dapat dibagi menjadi evaluasi lingkup kelas dan lingkup madrasah serta ketentuan yang berlaku. Evaluasi lingkup kelas (langkah 3-5) dilakukannya per semester/tahunan atau sesuai dengan kebutuhan. Evaluasi jangka pendek dapat menggunakan data seperti observasi, FGD, kuisioner dengan warga madrasah (seperti guru, kepala madrasah, murid), orang tua dan rapor pendidikan. Hasil evaluasi ini dapat membantu kepala madrasah dan guru dalam memperbaiki pengorganisasian pembelajaran dan rencana pembelajaran sehingga kualitas pembelajaran bisa meningkat. Evaluasi lingkup satuan pendidikan (langkah 1-5) bisa dilakukan setiap 4-5 tahun

 

Prinsip Pengembangan Kurikulum RA

Prinsip pengembangan kurikulum di RA adalah: 1)Pengembangan karakter, yaitu pengembangan kompetensi spiritual, moral, social, dan emosional peserta didik, baik dengan pengalokasian waktu khusus maupun secara terintegrasi dengan proses pembelajaran, 2)Fleksibel, yaitu dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan kompetensi peserta didik, karakteristik satuan Pendidikan, dan konteks lingkungan social budaya setempat, 3)Berfokus pada muatan esensial, yaitu berpusat pada muatan yang paling diperlukan untuk mengembangkan kompetensi dan karakter peserta didik agar  guru memiliki waktu yang memadai untuk melakukan Pembelajaran  Mendalam (Deep Learning) melalui pengalaman pembelajaran pembelajaran memahami, mengaplikasi, dan merefleksi.

Asesmen di Raudhatul Athfal

 


Asesmen di Raudhatul Athfal (RA) merupakan aktivitas yang dilakukan selama proses pembelajaran untuk melihat ketercapaian dari tujuan pembelajaran. Asesmen di Raudhatul Athfal memberikan informasi tentang pembelajaran yang perlu dirancang, juga digunakan untuk melihat aktvitas proses pembelajaran yang telah berlangsung. Sehingga asesmen penting dilakukan untuk mengetahui kemajuan perkembangan anak. Asesmen di fase pondasi dilakukan baik di awal kegiatan pembelajaran, saat proses pembelajaran maupun di akhir pembelajaran.

Asesmen di RA terdiri dari dua jenis yakni asesmen formatif dan sumatif. Asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembalajaran. Asesmen ini dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar anak, hambatan atau kesulitan yang mereka hadapi. Juga untuk mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan sebagai dasar dalam program pembelajaran sesuai kebutuhan dan karakteristik masing-masing anak dan juga untuk mendapatkan informasi perkembangan anak.

Asesmen formatif dilakukan di awal pembelajaran dan proses pembelajaran. Pertama, Asesmen formatif  kegiatan yang dilakukan di awal pembelajaran di RA, untuk mengetahui kesiapan anak dalam mempelajari materi ajar dan mencapai tujuan pembelajaran. Karena ditujukan untuk kebutuhan pendidik dalam merancang pembelajaran, tidak untuk keperluan penilaian hasil belajar anak yang ditulis pada rapor. Asesmen formatif juga bisadilakukan pada proses pembelajaran untuk mengetahui perkembangan anak selama belajar dan juga berfungsi sebagai umpan balik. Asesmen proses pembelajaran dilakukan disepanjang pembelajaran atau ditengah dan diakhir pembelajaran.

Kedua, Asesmen Sumatuf.  Asesmen ini dilakukan di RA untuk memastikan ketercapaian keseluruhan tujuan pembelajaran. Asessmen ini dilakukan pada akhir pembelajaran  atau dapat juga dilakukan sekaligus untuk lebih dari dua tujuan pembelajaran. Asesmen sumatif  menjadi bagian dari pertimbangan  penilaian di akhir semester atau di akhir jenjang. Asesmen sumatif digunakan untuk mengetahui capaian perkembangan  anak bukan untuk kenaikan kelas atau kelulusan. Asesmen ini berbentuk laporan hasil belajar yang berisikan laporan pencapaian pembelajaran dan informasi pertumbuhan serta perkembangan anak.

Asesmen sumatif bisa dilakukan setelah pembelajaran berakhir. Misalkan pada akhir satu lingkup materi (lebih dari satu tujuan pembelajaran), pada akhir satu semester dan akhir fase. Asesmen pada akhir semester bersifat pilihan. Jika pendidik masih memerlukan konfirmasi  atau informasi tambahan untuk mengukur pencapaian hasil belajar anak, dapat melakukan  asesmen pada akhir semester. Namun jika merasa data hasil asesmen yang diperoleh selama satu semester telah mencukupi, maka pendidik tidak perlu melakukan ASAS (Asesmen Akhir Semester).

Bagaimana caranya agar ASAS tidak berbasis LKS?



Jumat, 27 Juni 2025

DEEP LEARNING DALAM PROSES PEMBELAJARAN

 

Hari ini berdiskusi online dengan para guru RA Kecamatan Durenan terkait persiapan penyusunan modul belajar semester 1 tahun pelajaran 2025/2026 yang sudah diinsersi dengan pendekatan deep learning. Tujuan diskusi hari ini guru memiliki pengetahuan menyeluruh tentang pemaparan narasumber Ibu Diana dari Tulungagung. Pengetahuan awal mereka terkait deep learning akan dipaparkan secara singkat.

Perlunya guru membangun kesadaran anak-anak terhadap tujuan dan makna dari apa yang mereka lakukan/pelajari sebagai bekal kehidupan. LPAD setiap anak itu sangat berbeda karena perkembangan dan pencapaian anak juga beragam. Guru seyogyanya mengetahui tentang "voice, choice, and ownership" (suara, pilihan, dan kepemilikan) dalam lingkup pendidikan RA. Karena sangat penting untuk mendukung perkembangan anak usia dini secara menyeluruh. Antara lain: 1)Voice (Suara/ Pendapat Anak). Memberikan kesempatan kepada anak untuk mengungkapan ide, perasaan, dan keinginan mereka.Contoh penerapan: anak diajak berdiskusi ringan tentang tema pelajaran hari itu. 2) Choice (Pilihan). Memberikan anak kebebasan memilih aktivitas atau cara belajar sesuai minatnya. Contoh penerapan: Anak memilih warna dan bahan untuk kegiatan mewarnai atau kolase. 3) Ownership (Kepemilikan). Anak merasa bertanggung jawab saat kegiatan belajar dan hasil belajar mereka. Contoh penerapan: Anak menyimpan dan memberikan portofolio hasil karyanya untuk ditunjukkan ke orang tua di rumah.

Point penting dalam deep learning: 1) Berkesadaran (mindful learning), 2) Bermakna (meaningful learning), 3) Menyenangkan (Joyful learning). Menjadi guru yang membahagiakan, bukan untuk diri sendiri tapi  untuk membahagiakan peserta didik. Ragam main yang harus ada setiap hari adalah: Bermain Peran, Sensorik motor dan Bermain Pembangunan. Melakukan evaluasi & penilaian itu adalah kebutuhan guru, penilaian harus dilakukan sesuai dengan karakteristik anak.

 Kuncinya dalam Pembelajaran Mendalam adalah guru harus mampu memfasilitasi pembelajaran, sehingga anak tidak hanya tahu tapi mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan mampu merefleksikan. Pengalaman belajar dalam pembelajaran deep learning dilakukan secara bertahap melalui pengetahuan esensial (bukan kuantitas waktu tapi kualitas pembelajaran), aplikatif (tujuan dari kegiatan bisa diaplikasikan dalam kehidupan), nilai dan karakter (menggandung 7 kebiasaan anak indonesia hebat). 7 kebiasaan anak indonesia hebat antara lain: bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat dan tidur cepat.

Deep learning menekankan agar guru berupaya menciptakan pengalaman belajar yang bermakna bagi anak-anak, dengan fokus pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi dan transfer pengetahuan. Deep learning juga menekankan pemahaman kritis, penggabungan pengetahuan baru ke dalam struktur lama dan pengetahuan pada situasi baru untuk memecahkan  masalah. Contoh: mengenal bentuk-bentuk dasar dengan menggunakan gambar dan puzzle, ⁠mengenal pola-pola dengan menggunakan permainan yang melibatkan pengenalan bentuk dan warna. Pengalaman belajar anak didik tidak hanya tahu tentang materi yang disampaikan tetapi harus memahami, mengaplikasikan dan merefleksi.

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran seorang guru harus membuat perencanaan kemudian diaplikasikan ke dalam pembelajaran dengan menggunakan ragam main sehingga anak dapat memilih dan bertanggung jawab dengan apa yang dilakukan dan dapat memahaminya, guru memberikan refleksi dan juga mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang di laksanakan,

Tupoksi guru: 1) Merencanakan kegiatan pembelajaran, di mana sebelum pembelajaran dimulai tugas kita yaitu menyiapkan kegiatan, dan kegiatan tersebut tidak hanya satu, agar anak-anak tidak bosan belajar dan menjadi menyenangkan. Hal ini bisa dilakukan dengan cara memanfaatkan barang bekas, daun kering, maupun kertas origami. Setelah pembelajaran selesai kita harus bertanya kepada siswa tentang kegiatan pembelajaran yang dilakukan hari ini seperti : Anak-anak apakah belajar hari ini menyenangkan? Pendekatan Deep Learning tidak dimaksudkan sebagai pengganti Kurikulum Merdeka, melainkan sebagai pendekatan pembelajaran baru yang dapat diterapkan dalam kurikulum yang ada.

Tugas pokok guru RA: 1)Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. 2)Membimbing perkembangan anak. 3) Memberikan stimulasi yang tepat. 4)Membangun keterampilan sosial emosional. 5)Mengembangkan kreativitas dan imajinasi. 6)Membangun kemandirian dan kepercayaan diri.7)Melakukan evaluasi dan penilain. Deep learning  juga pendekatan yang memuliakan dengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui olah pikir, olahhati, olah rasa, dan olah raga secara holistik dan terpadu. Olah hati : adalah proses pendidikan untuk mengasah kepekaan batin, membentuk budi pekerti, serta menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual. Olah rasa: sebagai proses pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan kepekaan estetika, empati, dan kemampuan menghargai keindahan serta hubungan antarmanusia. Olah raga : merupakan bagian dari pendidikan yang bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan fisik, kekuatan tubuh, serta membentuk karakter melalui kegiatan jasmani.

Beberapa contohnya kegiatan guru ketika persiapan belajar, misalnya:1).Guru menyapa siswa dengan hangat dan menciptakan suasana belajar yang nyaman. 2).Guru mengajukan pertanyaan pemantik, misalnya: "Pernahkah kalian mengunjungi tempat wisata yang indah atau mencicipi makanan khas daerah? Bagaimana rasanya?" 3).Siswa diberikan kesempatan berbagi pengalaman singkat tentang keindahan alam, tempat unik, atau makanan khas daerah yang mereka sukai. 4).Guru menunjukkan gambar/video singkat tentang keindahan alam, tempat unik, dan makanan khas daerah di Indonesia untuk membangun rasa ingin tahu siswa.

Sekali lagi Deep learning bukanlah kurikulum baru, akan tetapi untuk menguatkan dan menyempurnakan kurikulum merdeka dan kurikulum berbasis cinta, karena metode deep learning ini berbasis/berorientasi pada anak maka pembelajaran harus bersifat menggembirakan dan bermakna oleh karena itu pada PBM fasilitasi anak untuk memilih minimal 3 ragam main. Ragam main tidak harus berdiri sendiri akan tetapi bisa tercipta saat guru melakukan apersepsi. Agar anak merasa senang setelah pembelajaran usai mari kita ciptakan pembelajaran yang menggembirakan dan bermakna agar anak memiliki memori baik pada gurunya.

Jadi, Pendekatan deep learning dalam pendidikan menekankan pada keterlibatan aktif peserta didik dalam proses pembelajaran, dimana mereka tidak hanya menghafal informasi tetapi juga memahami, menganalisis dan menerapkannya dalam berbagai situasi. Implementasi deep learning bertujuan untuk mengembangkan kompetensi global peserta didik seperti kreativitas, berfikir kritis, komunikasi, kolaborasi, karakter dan kewarganegaraan. Semoga catatan kecil ini bermanfaat.

Penyusunan Laporan Perkembangan Anak Didik

 

Meski hari ini libur Tahun Baru Islam, mencoba mengajak para guru yang kemarin ikut upgrading untuk mereview hasil belajar di hari kedua. Kegiatan ini dilakukan secara online via WA Group guru RA kecamatan Durenan. Terutama terkait penyusunan Laporan Perkembangan Anak Didik (LPAD) siswa Raudhatul Athfal. LPAD setiap anak itu sangat berbeda karena perkembangan dan pencapaian anak juga beragam. Tata cara penyusunan LPAD yang benar akan dibahas pada catatan kecil berikut ini. Jangan ngaji lagi ya...Ngaji (ngarang biji).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menyusun LPAD antara lain: Pertama, LPAD harus sesuai dengan karakteristik anak. Tidak sekedar copy paste, karena setiap anak mempunyai karakter yang berbeda. Kedua, sesuai indikator perkembangan anak dan berbasis kegiatan nyata yang dilakukan anak. Ketiga, sesuai dengan kemampuan masing masing anak, yang setiap aspek perkembangannya berbeda, sebagai pendidik harus melakukan observasi dalam kegiatan pembelajaran. Keempat, berorientasi  pada perkembangan anak dan berbasis observasi langsung dan menggunakan bahasa positif,serta konstruktif

Kelima,  Penilaian dilakukan sesuai karakteristik anak yang beragam, jadi guru harus memahami karakter. Pemahaman guru diperoleh dari catatan outentik. Hasil belajar anak tercatat dalam buku catatan, baik terkait hasil karya maupun karakteristik perilaku anak. Rekapan penilaian tidak hanya hafal diangan-angan sehingga ketika menulis deskripsi LPAD benar-benar penilaian yang valid. Keenam, dalam pembuatan LPAD membutuhkan peran kepala sekolah untuk mengontrol guru dalam pembuatan LPAD agar benar-benar sesuai dengan kemampuan dan perkembangan masing masing anak didik. Ketujuh, penilaian harus mendidik, berkesinambungan, objektif berdasarkan fakta tidak boleh disama ratakan, sistematis/teratur, menyeluruh mencakup semua aspek perkembangan anak dan bermakna yaitu memberikan informasi yang bermanfaat. Kedelapan, penilaian bersifat menyeluruh artinya tidak hanya berorientasi pada hasil saja tetapi mencakup proses untuk mengukur berbagai aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai yang bersifat objektif.

Sabtu, 21 Juni 2025

Kurikulum Berbasis Cinta

 

Kurikulum Berbasis Cinta adalah sebuah kurikulum yang dirancang dengan menitik beratkan pada pengembangan karakter, pembelajaran berbasis pengalaman, serta perhatian mendalam terhadap aspek sosial dan emosional dalam pendidikan. Kurikulum ini bertujuan untuk melahirkan insan yang humanis, nasionalis, naturalis, toleran, dan selalu mengedepankan cinta sebagai prinsip dasar dalam kehidupan.

Relevansi Teori Kurikulum Humanistik dengan Kurikulum Berbasis Cinta meliputi hal-hal sebagai berikut:1)Pusat Perhatian pada Peserta Didik; Kurikulum dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan minat peserta didik, bukan hanya untuk memenuhi tujuan akademis, 2)Pengalaman Belajar yang Signifikan; Belajar harus menjadi pengalaman yang bermakna dan relevan dengan kehidupan peserta didik sehingga mereka dapat mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang diri mereka sendiri dan dunia sekitar, 3)Keterlibatan Emosional; Proses belajar harus melibatkan emosi dan perasaan peserta didik, bukan hanya kognitif atau intelektual saja, 4)Hubungan yang Mendukung; Guru berperan sebagai fasilitator yang mendukung dan memfasilitasi proses belajar peserta didik, bukan hanya sebagai pengajar yang otoritatif.

Sekarang ini kita sedang menjalankan kombinasi teoritis. Artinya adanya kolaborasi kurikulum berbasis cinta dari Kemenag dan pendekatan deep learning dari kemendikdasmen menghadirkan pembelajaran yang lebih holistik dan transformatif. Ada akademisi yang berpendapat bahwa Kurikulum Berbasis Cinta adalah Nilai Cinta sebagai Inti/ruh pembelajaran. Sedangkan Pengalaman Belajar sebagai metode pembelajaran. Pembelajaran Mendalam  sebagai pendekatan pembelajaran.

Jadi, pola pikir yang perlu dibangun adalah Kurikulum Berbasisi Cinta Bukan tambahan, tapi penyatuan nilai integrasi tidak menambah beban, tetapi menyatu dalam setiap pembelajaran. KBC bukan program baru, tapi penyegaran cara mengajar tidak perlu membuat program terpisah, cukup memperbaiki pendekatan. Fokus pada proses, bukan format lebih penting bagaimana siswa belajar, bukan sekadar mengikuti format administratif. Lakukan perlahan dan konsisten tidak instan, tapi bertahap dan terus menerus dilakukan agar menjadi budaya.

Ingat!Integrasi nilai cinta, kebiasaan baik, dan pembelajaran mendalam tidak harus rumit. Yang penting: niat, keteladanan, dan konsistensi kecil setiap hari. Guru yang bahagia akan menularkan cinta dan semangat belajar. "Madrasah hebat lahir dari guru yang mencintai murid dan proses belajar, bukan hanya menyelesaikan target kurikulum."

PEMBELAJARAN MENDALAM TERINTEGRASI KURIKULUM BERBASIS CINTA

 

Pembelajaran mendalam yang diintegrasikan dengan kurikulum cinta ini sebetulnya untuk menunjang visi Indonesia Emas. Maka diperlukan pengembangan SDM yang memiliki daya saing global, tidak hanya secara intelektual tetapi juga memiliki moralitas yang tinggi, integritas dan ketrampilan untuk mengahadapi tantangan.Tantangan ini baik berupa tangan  global maupun tantang lokal Indonesia. Tantangan global ini dibuktikan dengan kejadian di Palestina, Sudan dan juga di Filipina yang menunjukkan aktivitas dehumanism. Tantangan lokal di Indonesia ditunjukkan adanya kasus bullying siswa MI Pidie Jaya, Perundungan siswa di MAN 1 Medan dan masih banyak lagi kejadian yang memilukan.

Desain pembelajaran integrasi ini di awali dengan memahami esensi kurikulum merdeka, memahami Pembelajaran Mendalam (PM), memahami konsep Pengalaman Belajar (PB), memahami konsep Kurikulum Berbasis Cinta (KBC). Banyak pertanyaan terkait dasar hukum Pembelajaran Mendalam (PM) dan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC). Sebagaimana kita ketahui jika kurikulum merdeka pada madrasah tertuang pada KMA450 Tahun 2024, Pembelajaran Mendalam dan Pengalaman Belajar berdasarkan naskah akademik tahun 2025, KBC berdasarkan ketentuan dari direktorat KSKK Madrasah tahun 2025.

Sejenak kita ingat kembali bahwa kurikulum merdeka ini memberikan titik tekan/fokus kepada peserta didik. Adanya pembelajaran berdiferensiasi yang mengakomodir keragaman. Hasil evaluasi dan penilaian tidak lagi fokus pada capaian kognitif, tapi harus bisa menggambarkan profil kemanusian yang mencakup beragam kecerdasan. Indikator keberhasilan dari kurikulum merdeka di madrasah diukur sejauh mana kurikulum dapat mengubah suasana kelas lebih membahagiakan anak sebagai peserta didik. Aktivitas pembelajaran lebih bersemangat, efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan capaian hasil belajar lebih bermakna. Perubahan suasana kebatinan kelas dapat membentuk karakter peserta didik, membekali kompetensi dan ketrampilan hidup yang dibutuhkan pada kehidupan pada zamannya. Upayanya melalui perbaikan kurikulum, peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, tata kelola yang professional, dan lingkungan belajar yang kondusf

Sedangkan pembelajaran mendalam merupakan pendekatan yang memuliakan dengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui olah pikir, olah hati, olah rasa dan olah raga secara holistik dan terpadu. Yang dimaksud berkesadaran merupakan pengalaman belajar peserta didik yang diperoleh ketika mereka memiliki kesadaran untuk menjadi pembelajar yang aktif dan mampu meregulasi diri. Peserta didik memahami tujuan pembelajaran, termotivasi secara instrinsik, untuk belajar, secara aktif mengembangkan strategi belajar untuk mencapai tujuan.Yang dimaksud pembelajaran bermakna jika peserta didik mampu mengkontruksi pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan lama dan menerapkan dalam kehidupan nyata. Pembelajaran dikatakan menggembirakan jika suasana belajar, menyenangkan, menantang dan memotivasi. Peserta didik merasa dihargai atas keterlibatan dan kontribusinya pada proses pembelajaran. Peserta didik terhubung secara emosional, sehingga lebih mudah memahami, mengingat dan menerapkan pengetahuan.

Jadi dalam pembelajaran mendalam semua pihak yang terlibat saling menghargai dan menghormati dengan mempertimbangkan potensi, martabat dan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan berkesadaran, bermakna dan menggembirakan melalui olah pikir, olah hari, olah rasa dan olah raga untuk mewujudkan 8 dimensi profil lulusan antara lain: 1)keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, 2)kewargaan, 3)bernalar kritis, 4)kreativitas, 5)kolaborasi, 6)kemandirian,  7)kesehatan, 8) komunikasi.

Selasa, 10 Juni 2025

SASARAN VISITASI TAHUN 2025

 

Berdasarkan surat dari BAN-PDM tertanggal 4 Juni 2025, tentang kuota visitasi akreditasi tahun 2025. Kabupaten Trenggalek terdapat 4 Raudhatul Athfal yang akan divisitasi tahun 2025 yakni RA Nurul Hidayah Ngulung Kulon Munjungan, TA GUPPI Baitul Izzah Dongko, RA Baitul Quran Munjungan, RA Al Jaylani. Berharap keempat RA/TA tersebut mampu menyiapkan diri menjadi asesi yang baik dan siap divisitasi. Semoga mampu membuktikan diri memiliki kompetensi sesuai dengan standar yang ditetapkan baik dalam kerja tertentu maupun keahlian professional.

Ada beberapa catatan tahun lalu dari asesor terkait dengan bukti fisik akreditasi yang dinyatakan kurang. Hal tersebut antara lain: 1) Menyanyikan lagu nasional di awal/di akhir pembelajaran, 2) foto atau video terkait pembiasaan baik (makan dan minum sesuai adab), 3) foto/video praktik wudhu, 4)menyepakati aturan kelas/bermain. Misalnya meletakkan sepatu di rak, tidak mencoret dinding/kursi/meja, menjaga kebersihan /membuang sampah sampah pada tempatnya, antre menunggu giliran, tidak bolah duduk di atas meja, tidak boleh makan di dalam kelas, mengembalikan mainan di tempatnya, tidak boleh memakai sepatu di dalam kelas, tidak boleh teriak-teriak, tidak boleh merusak hiasan kelas, 5)memiliki pojok literasi di setiap kelas, 6)kegiatan pembelajaran/bermain minimal 3 mencakup 3 dimensi P5P2RA.

Selain hal di atas ada temuan-temuan bukti fisik yang sering tidak terpenuhi:1)Kelengkapan rapat intern setiap bulan (daftar hadir, notulen, photo), 2) bukti fisik lembaga tersebut pernah dijadikan tempat pertemuan PKB/diklat/workshop serta kelengkapannya seperti daftar hadir, notulen, photo, 3)sertifikat diklat guru, 4)menggunakan IT dalam pembelajaran, 5)Outing class, 6)Inovasi pembelajaran, 6)Inovasi pembelajaran, 7) penggunaan metode dan model pembelajaran, 8)muatan lokal sesuai dengan kearifan sperti mengikuti tari daerah, mengunjungi produksi makanan tertentu/kerajinan tertentu, 9)menjadi tempat penelitian/magang mahasiswa PPL bukti fisik surat dari kampus.

Semoga bukti fisik tersebut di atas mampu disiapkan oleh asesi yang akan divisitasi oleh asesor  pada tahun 2025. Karena beberapa RA/TA di atas ternyata belum terakreditasi.

Senin, 05 Mei 2025

RAMADHAN, AKU RINDU

 

Ramadhan 1446H

By Muslikah

Mata terpejam menggema doa, hati disucikan

Usai tarawih menjelang Ramadhan

Siang mulai turun, langit fajar, mentari bangun dari peraduan

Lapar, dahaga, menjaga syahwat

Itu bukan tanda Ramadhan kembali menyapa

Keshalihan sosial, menjaga tutur menata kedermawanan

Al-Qur’an dilafalkan dengan cinta

Hingga zikir bergema di setiap  bakda qiyam Ramadhan

 

Peluh menetes kala menata buka puasa

Enyah malas, meski tidurpun ibadah

Namun tetap kerja, ibadah sebagai tujuan utama

Gelap menyapa, di ufuk lembayung terlukis indah merona

Aku mendengar sayup tadarus para santri

Walaupun detik berbuka hampir tiba

Allah, syukurku sampainya raga di Ramadhan ini

Selaksa doa kurenda dan kulangitkan tiada henti

 

Raga bergetar dalam tangisan haru

Allah, sampaikan aku di Ramadhan depan

 

 

 

 

 

 

Jejak Ramadhan 1446H

 Ya Allah

Cahaya turun

Lewat ayat Al Qur’an

Bulan suci kembali menyapa

Hatiku tunduk pada cahaya firman-Mu

Lisan bertadarus menggemakan ayat-ayat sucimu

Sujud panjang tuk gapai ampunan-Mu, menggugurkan

Dosa-dosa bergelimang di sepanjang langkah salah, kekhilafan

Rindu ampunan, menunggu paparan cahaya Illahi Rabbi

Air matapun luruh jatuh berderai tanpa suara, terisak

Langit mendung memeluk hening, haru dikalbuku

Bulan Ramdhan hendak berlalu, secepat itu

Secepat itu, aku masih rindu denganmu

Ramadhan…jangan tinggalkanku

Rengkuh hangat penuh rahmat

Masih ingin erat kupeluk

Namun tanda pamit

 Bulan  nan agung

Telah tiba

Takbir

 

 

Sabtu, 15 Maret 2025

KHOTMIL QUR’AN DAN IGRA BERBAGI

 



Pukul 07.00 para pengurus IGRA Kabupaten Trenggalek mulai membungkus 500 paket sayur di depan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Trenggalek. 500 sayur tersebut akan dibagikan kepada warga yang melewati Kankemenag Trenggalek. Pengurus pimpinan daerah IGRA (PD IGRA) dan pengurus pimpinan cabang (PC IGRA) bahu membahu membungkus dan membagikan paket tersebut kepada warga yang melewati tempat tersebut. Penerima mulai dari bapak tukang becak, ibu rumah tangga, pedagang, guru, karyawan. Baik yang berkendara sepeda, becak, motor, maupun mobil. Asalkan mau berhenti kami berikan dengan ikhlas dan penuh sopan santun. Dengan ucapan terimakasih telah berkenan berhenti sejenak dari berkendara dan mengucapkan selamat melanjutkan perjalanan. Hati-hati dijalan.



Pukul 09.00 pembagian sayur segar telah selesai. Maka para pengurus IGRA segera melakukan tadarus Alquran. Kegiatan khotmil ini diawali dengan sambutan ketua pengurus IGRA kabupaten yang menyampaikan bahwa setiap bulan Ramadhan IGRA Kabupaten selalu melaksanakan kegiatan berbagi dan khotmil Quran. Kegiatan ini diambilkan dana bantuan sosial dari kas IGRA Kabupaten. Sambutan selanjutnya oleh Ibu Ketua Koordinator Pengawas RA yang menyampaikan apresiasi atas dilaksanakannya kegiatan yang luar biasa tersebut. Beliau berharap para pendidik di Raudhatul Athfal senantiasa gemar bersedekah terutama di bulan suci Ramadhan. Bersedekah di bulan Ramadhan akan dilimpahkan pahalanya. Beliau juga menyampaikan beberapa informasi terkini dari kantor kemenag Trenggalek.

Kegiatan tawasul dipimpin oleh Ibu Siti Muyasaroh dengan harapan para tokoh pimpinan IGRA dan para pendidik RA yang telah kembali kepada-Nya. Senantiasa diampuni dosa-donya dan amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Kegiatan inti adalah siraman rohani yang disampai oleh Ibu Hj. Nadhirotul Ulfa, M.Pd.I. Beliau menyampaikan ucapan bangga pada IGRA Trenggalek yang inspiratif. Guru RA merupakan simbol keikhlasan. Semoga tidak diciderai dengan prilaku yang kurang baik dari beberapa guru. Yang senang update status atas kebijakan atasannya. Tetaplah menjadi pribadi yang anggun, ikhlas terhadap beberapa kejadian beberapa hari yang lalu terkait migrasi simpatika ke Emis maupun perubahan kebijakan terkait Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) yang semula kena imbas efisiensi menjadi 50%. Kini kebijkan BOP diupayakan menjadi 100%.



Ibu Ulfa juga menegaskan agar pendidik RA menjauhi prilaku yang nantinya merusak citra pendidik RA. Seperti trend menggangu suami orang lain, dan gaya hidup hedon yang menunjukkan gaya mencari kesenangan dan kepuasan tanpa batas dengan sosialitanya. Di akhir beliau memberikan pesan untuk tetap taat dan berbakti kepada suami. Menjadi Alquran sebagi penyembuh segala penyakit dengan menghafalkan, menandai, mengulang-ngulang surat Alquran yang istimewa. Untuk dijadikan pedoman hidup penyejuk jiwa. Misalnya dalam surat Ibrahim ayat 7 yang artinya: ‘ Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memberitahukan: Jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu; tetapi jika kamu mnegingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.’ Ayat ini mengajarkan pentingnya bersyukur atas nikmat Allah, dan dengan bersyukur kita akan menerima lebih banyak nikmat. Masih banyak ayat-ayat lain yang memberikan motivasi, petunjuk, obat bagi semua kita semua. Untuk itu perlu untuk diresapi sebagai pedoman hidup kita.

Demikian kegiatan hari Sabtu kemarin, IGRA kabupaten tetap rutin berbagi meskipun  dalam keadaan lapang maupun sempit ekonomi (TPP belum masuk rekening guru selama 2 bulan). Sebagaimana tersirat dalam Alquran surat Ali Imron Ayat 134 yang artinya:’(yaitu) orang yang berinfaq, baik di waktu lapang naupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat baik.’

Semoga dengan khotmil Quran dan IGRA berbagi tersebut Allah melipatgandakan pahala, membuka pintu-pintu rezeki, mengapus dosa para pendidik RA, menyembuhkan penyakit seluruh keluarga kita dan tentunya melancarkan kegiatan kita ke depan. Aamiin Ya Allah.

Rabu, 12 Februari 2025

PENTINGNYA FIKIH KEPEGAWAIAN

 



Ketika mengikuti Silaturahmi Pengawas  Nasional Ketiga (SILATNAS 3)  yang diadakan di Jogjakarta, tertarik dengan materi yang disampaikan oleh Dr. H. Wawan Djunaedi, MA yang membahas tentang Transformasi Sumberdaya Pengawas Kementerian Agama. Beliau adalah Kepala Biro SDM Kementerian Agama RI.  Pada kesempatan tersebut beliau menyampaikan tentang Pentingnya Fikih Kepegawaian. Yang membahas tentang pegawai yang harus menerapkan Fikih terkait orientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif. Fikih kepegawaian ini dimaksudkan pemahaman tentang apa yang diharapkan dari seorang aparatur sipil negara.

Orientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif merupakan perilaku yang diharapkan dapat menjaga martabat dan kehormatan ASN serta kepentingan bangsa dan negara. Pertama, berorientasi layanan. Perilaku yang dharapkan memberikan layanan prima demi kepuasan masyarakat. Berkenan memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Bersikap ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan. Serta mau melakukan perbaikan diri dan perbaikan layanan secara terus menerus. Beliau mencontohkan prilaku tokoh dalam melakukan pelayanan yang negatif sehingga viral diberbagai sosial media.

Kedua, akuntabel. Pegawai yang bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan. Sosok yang melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan. Seringkali iventaris kantor digunakan untung kepentingan pribadi, anak maupun anggota keluarga yang lain. Ketiga, kompeten. Menjadi pribadi yang terus belajar dan mengembangkan kapabilitas. Aktif meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan zaman yang senantiasa berubah. Mau membantu orang lain untuk belajar dan melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik. Pegawai sebaiknya selalu mengupgrade diri dengan belajar mandiri atau mengikuti Pendidikan dan pelatihan yang efektif. Membantu teman sejawat yang mengalami kesulitan dalam menanggapi perubahan kebijakan. Misalnya belajar bersama membuat akun di MAGIS.

Ketiga, Harmonis. Mengedepankan sikap saling peduli dan menghargai perbedaan. Berkenan menghargai setiap orang tanpa membedakan latar belakang jabatan, silsilah keluarga maupun kekayaan. Gemar menolong orang lain dan membangun lingkungan kerja yang kondusif. Mencegah adanya lingkungan kerja yang toksik. Tempat kerja yang demikian menjadikan pegawai tidak nyaman dalam melaksanakan tugas. Pegawai sebaiknya menjadikan lingkungan kerja sebagai rumah kedua bagi kita. Sehingga nyaman dan tenang  dalam bekerja. Justru.

Keempat, loyal. Pegawai yang memiliki loyalitas tinggi senantiasa berdedikasi dan mengutamakan kepentingan instansi tempat ia bekerja. Senantiasa menjaga nama baik, dirinya dan instansinya. Menjaga rahasia jabatan. Menjaga mulut dan jari agar ketidak mengungkapkan rasa ketidaksukaan terhadap teman dan tempat kerjanya, di sosual media. Kelima, adaptif. Sikap adaptif ditunjukkan  dengan terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan serta menghadapi perubahan. Dengan cara cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas serta bertindak proaktif. Kelima, kolaboratif. Berupaya membangun kerja sama yang sinergis.  Memiliki sikap yang sentiasa memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi. Bersikap terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah dan mampu menggerakkan pemanfaatan berbagai  sumberdaya untuk tujuan bersama.

Pentingnya melaksanakan  fikih kepegawaian diatas agar mampu menjadi pelayan public yang baik dan amanah. Mampu menjadi pelaksana kebijakan publik yang baik. Serta menjadi perekat dan pemersatu bangsa.